3. surat

470 17 2
                                    

Saatnya jam yang paling di tunggu tunggu. Semua siswa siswi berkemas untuk pulang ke keberadaannya masing masing.

Satria menuju ke keberadaan motornya,saat ia berada di parkiran disana sudah ada Mira yang telah menyenderkan badannya di motor Satria.

"Hai Satria" sapa Mira dengan manis.

Namun tak seperti yang di harapkan Mira, satria kini hanya diam tanpa membalas sapaannya.
"Satria, boleh bareng nggak. Soalnya nanti gue nggak di jemput, boleh ya, ya, ya" bujuk Mira.
Seperti biasa, Satria terus diam tanpa menjawab ocehan Mira seperti burung kakak tua yang kehabisan makanan.

Satria mengeluarkan motornya , entah mengapa Satria tak suka dengan kehadiran Mira, ia terus saja mengganggunya saat ingin mengeluarkan motornya.
Mira terus mengoceh, berusaha ingin pulang bareng Satria.

"Minggir"ucap Satria.

"Boleh ya Sat, nanti aku pulangnya bareng siapa coba?"bujuk Mira, sok sedih.

"Gue sama yang lain"

"Yahhh, kok gitu sih nanti gue bareng siapa dong. Batalain aja sama yang lain, mendingan sama aku aja,ya, ya, ya" bujuk Mira.
Kini Mira malah tambah cerewet, Satria yang tak ingin mendengar ocehannya lagi langsung memanggil seseorang yang berjalan di depannya dengan kepala tertunduk.
Wanita itu langsung melihat, e arah seseorang yang memanggilnya.
Mira yang melihatnya langsung melongo tak rela, kalau Satria bareng dengan Isya, dia langsung menghampirinya.

"Eh, pergi Sono. Hush, hush, nggak pantes Lo duduk di motor ini"usir Mira lalu membisikan sesuatu di telinga Isya "eh, mendingan Lo.pergi deh, daripada atau besok hidup lo sengsara".
Ucapan yang keluar dimulut Mira sontak membuat Isya kaget dan takut, apa yang ia harus lakukan?.

Isya langsung dengan cepat melangkahkan kakinya
"Lo mau ke mana?"ucap Satria tiba tiba.

Isya langsung berhenti dan melihat ke arah Satria dan Mira.
"E-e-e- ma-ma-mau p-pu-lang kak"jawab Isya gugup.ia takut setengah mati , karena di lirik Mira terus. Lirikan Mira itu bagaikan hantu yang ingin balas dendam, ngeri deh.

"Sama gue"ucapan Satria sepontan membuat Isya dan Mira kaget.
Mira baru lihat seorang Satria memboncengkan cewek, apalagi sama cewek cupu seperti Isya.
Mira yang tak terima kalau Isya bareng Satria pun pergi dengan meninggalkan kekesalannya.

"Kenapa kakak anterin aku, kasihan kan kak Mira. Dia ingin banget bareng sama kakak"ucap Isya polos. Namun tak ada jawaban dari Satria , dia hanya diam dan melajukan motornya.

                             💌

"Kak,"sapa Aisyah kepada kakaknya.
Amel yang berbaring di kasurnya sambil menonton tv dan menggenggam sebuah keripik, menoleh ke arah Aisyah dengan datar.

"Kakak, nanti sibuk nggak"ucap Aisyah ragu ragu.
Amel menghembuskan nafas berat, melihat Aisyah sinis.
"Emang kenapa,".

Aisyah tertunduk ,dan memberanikan diri untuk bicara lagi, walau nanti kakaknya menolak.
"Nanti kakak mau nggak,temenin Isya ke perpustakaan buat..."namun belum selesai meneruskan omongannya, Amel malah membentaknya.
"Ogah, pergi Sono , ngganggu tau nggak".

Isya pun pergi dari kamar Amel menuju ke kamarnya.
Setetes air bening telah turun, hingga sangat deras, meluapkan perasaanya di buku kesayangannya yang selalu mencoret kan tulisan indahnya di sana.

Untuk Tuhan.

Aku merenungkan perasaanku yang paling dalam,
Aku ingin memberitahu perasaan ini hanya kepadamu .
Kenapa, semua orang tidak suka kepadaku. Apakah aku terlahir untuk menjadi orang yang tak punya kesenangan.
Padahal aku sudah sabar untuk menerima kenyataan ini.
Tolonglah aku tuhan, aku sangat membutuhkanmu.
Aku yakin kau selalu ada di sisiku, dan selalu membantuku.

Aku hanyalah manusia biasa , manusia  lemah yang mengharapkanmu untuk selalu di sisiku.
Dan aku percaya kau menyayangiku, menolongku, yang paling dekat denganku.

Aku sungguh tak bisa lagi menanggung beban dunia ini.
Rasanya aku ingin menghilang di dunia ini,

Aisyah Camila.

💌

Surat Kecil untuk TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang