Entah mengapa aku tak bisa benci denganmu, semakin kau menyakitiku semakin aku khawatir denganmu
=====================================Isya mengangkat tas yang sangat berat. Ia dengan susah payah memasuki pintu rumahnya.
"Biar saya bantu non Isya." Tawar bi Yani berlari menghampiri Isya.
" Tidak apa-apa Bi. Nanti kalau mama liat bibi bantuin Isya , mama bakal marah." Jawab Isya menahan berat .
Bi Yani hanya diam, ingin rasanya ia membantu dan membebaskan Isya dari Diana. Tapi apa daya dirinya? Dia hanya seorang pembantu tak bisa apa-apa.
Bi Yani menatap punggung Isya yang berjalan dengan tertatih-tatih mengangkat tas yang isinya bahan belanjaan yang sangat banyak.
" Ini taruh dimana kak?. " Tanya Isya kepada Amel yang tiduran di sofa sendari menikmati acara Tv.
" Gausah panggil gue kak bisa kan?, Gue bukan kakak Lo. "Pekik Amel menatap sinis Isya.
Walaupun Amel tidak pernah berbuat kasar dengan Isya bukan berarti Amel suka dengan Isya. Justru sebaliknya. Amel cenderung lebih cuek dan tak suka dengan Isya hanya lewat ekpresinya saja.
Biasanya Amel langsung menohok ulu hati Isya dengan ucapan pedasnya itu.
Ah, kenapa emak sama anak sama aja ya."I-iya..."
"Emm... Ini taruh dimana ya?." Tanya Isya hati-hati takut jika saudari tirinya ini memarahinya." Lo tolol banget sih!. Taruh di tempat biasanya bego!."ucap Amel dengan nada tinggi Isya tersentak kaget. Ia lalu mengangguk cepat meletakan barang belanjaan di dalam kulkas dan menatanya dengan rapih.
💌💌💌
Suasana di kelas kali ini terlihat hening, tak ada keributan atau bahkan suara umpatan-umpatan kotor dan gebrakan meja di meja Isya selama 3 hari ini.
Hari yang sangat tenang di pelajaran Pak Suryo guru killer yang membimbing di bidang Bahasa Inggris.
Gadis itu menatap sendu bangku yang berada di paling pojok belakang jauh di seberangnya.
Bangku itu kosong. Tanpa penghuninya.Entah kenapa sejak kejadian itu ,3 hari ini dia tidak masuk sekolah. Ia sangat mengkhawatirkan-Nya. Walaupun dia sering sekali berlaku kasar dengan Isya tak ada dendam sedikitpun di benak lsya untuknya.
Bagi Isya, entah kenapa ia merasa dia tidak seperti itu.
" Kenapa? " Tanya Satria
Pertanyaan tiba-tiba dari Satria kontan membuat Isya refleks menatap laki-laki yang duduk di sebelahnya ini.
" E.... Enggak "Satria hanya diam.Ia tahu sedari tadi gadis itu menatap bangku Mira yang sudah kosong 3 hari ini.
Kemudian, laki-laki itu melirik Isya. Ada rasa khawatir di raut gadis yang menunduk dan menulis itu.
Melihatnya, Satria merasa aneh dan takjub dengan Isya.
Walaupun Mira sering menyakitinya, ia tak pernah memiliki dendam atau bahkan membencinya. Bahkan saat Mira dalam keadaan tidak baik-baik saja pun gadis itu masih mengkhawatirkannya.Tiba-tiba bibir Satria terangkat membentuk senyuman. Merasa di perhatikan, Isya menoleh seketika Satria memalingkan wajahnya dan agak salah tingkah.
" Em... Di dengerin penjelasannya pak Suryo. Nanti ngamuk." Ujarnya dengan salah tingkah lalu di akhiri dengan cengiran canggungnya.
" Itu yang di sana. Jangan ngobrol!! " Teguran dari Pak Suryo yang tiba-tiba sontak membuat Satria seketika kembali ke posisi semula. Takut guru killer itu mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Kecil untuk Tuhan
Teen FictionAisyah Camila seorang gadis yang selalu hidup sederhana. Namun disaat neneknya meninggal dan ibunya pergi dari rumah seketika hidupnya berubah total. Hidupnya hancur, ditambah lagi Diana ibu tirinya dan Amel kakak tirinya yang selalu memeras Isya di...