Mereka sampai di markas golden, mereka di tempat yang agak jauh dari markas itu. Ben dan Goga turun dan berjalan ke arah Markas Golden itu.
"Misi," ucap Goga.
"Cari siapa?" tanya seseorang menemui mereka.
"Kebetulan banget, gue lagi nyari Lo. Ada yang mau gue omongin," jawab Ben.
"Ada urusan apa?" tanya cewek itu.
Goga dan Ben mengajaknya untuk menemui teman-temannya yang lain.
"Nama Lo siapa?" tanya Alister langsung saat perempuan itu sudah berdiri dihadapannya.
Jujur saja cewek itu terkagum dengan kegantengan wajah Alister dan juga teman-temannya yang lain tidak kalah tampan.
"Gue Mei," jawab Mei. Tanpa sadar Mei telah memberitahukan namanya padahal dia tidak ingin melakukannya.
"Lo ingat kejahatan apa yang Lo lakuin dua tahun lalu?" tanya Alister lagi.
"Gue nggak pernah lakuin apapun kejahatan, mungkin Lo salah orang," jawab Mei.
"Walaupun salah orang, tapi nggak mungkin kita semua salah lihat. Lo jangan coba buat ngelak karena kebenaran bakal tetap terungkap," ucap Deo ikut menekan Mei.
"Tapi gue bener nggak ngelakuin kejahatan apapun," elak Mei.
"Semakin Lo ngelak semakin Lo nunjukin bahwa Lo emang iya, perkataan emang bisa bohong tapi mata Lo nggak bisa," ucap Goga.
"Pada akhirnya bangkai yang Lo sembunyikan bakal tetap tercium, jadi tunggu aja kapan waktunya kita bakal temuin bangkai itu," ucap Deo menambahkan.
"Sekarang gue tanya, siapa yang nyuruh Lo buat lakuin hal keji kayak gitu?" tanya Alister langsung.
"Nggak ada yang nyuruh gue," jawab Mei.
"Berarti bener Lo yang lakuin itu?" tanya Zio.
"En-enggak bukan gitu maksud gue, gue nggak tahu apa yang kalian maksud," jawab Mei gugup.
Telepon Milo berbunyi membuat atensi mereka beralih pada Milo. Milo agak menjauh untuk mengangkat telpon agar tidak menggangu yang lain.
"Tinggal Lo jawab, siapa yang suruh Lo dan Lo bakal aman," ucap Deo.
"Atau emang Lo sendiri yang merencanakan hal itu?" tanya Ben.
"Bukan, bukan gue."
"TERUS SIAPA?" tanya Alister berteriak membuat nyali Mei makin menciut.
"Intinya bukan gue, dan kita nggak kenal jadi plis tolong pergi," ucap Mei.
"Tanpa Lo suruh kita juga bakal pergi," ujar Milo yang baru saja datang sehabis mengangkat telepon.
"Ada apa?" tanya Ben.
"Markas kita diserang Lamor dan Mak Mira, Zuzu, Lavender dan Olivia dijadikan sandera sama mereka jadi kita harus tetap selamatkan mereka sebelum anak Lamor melakukan hal lebih," jawab Milo memberitahu mereka, dan kabar itu membuat mereka terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alister (END)
Teen FictionKisah ini berawal dari pertemuan tak terduga Alister Abimanyu sang Ketua Artorius dengan Izuma Khatarina atau biasa dipanggil Zuzu. Alister jatuh pada pandangan pertama dengannya. Alister yang banyak tingkah dipertemukan dengan Zuzu yang cuek dan te...