chapter 6

69 44 4
                                    

Tandai Typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tandai Typo!

*****

Alister pulang ke rumah karena adik perempuannya sedang mencari Alister, jadi Alister buru-buru untuk pulang.

Alister membuka pintu mengucap salam, Nala langsung berlari menghambur ke pelukan Alister dan Alister menggendongnya lalu memberi banyak kecupan di wajah adiknya itu.

"Abang ih geli, bang," ucap Nala- adik Alister.

"Makanya jangan gemesin kan Abang jadi gemes sama Nala," ucap Alister.

Alister menurunkan Nala lalu Alister mengulurkan tangannya dan Nala menyalaminya.

"Mama kemana?" tanya Alister.

"Mama masih kerja, belum pulang," jawab bocah berumur lima tahun itu.

"Maaf ya tadi Abang nggak langsung pulang," ujar Alister.

"Nggak Nala maafin, itu wajahnya kenapa berdarah gitu pasti Abang habis berantem kan? Nala nggak suka tahu kalau Abang ikut tawuran nanti kalau Abang terluka gimana, Nala jadi sedih, nggak ada yang ngajak main, terus-"

"Abang nggak apa-apa Nala cantiknya Abang,"  potong Alister sebelum adiknya itu semakin cerewet.

Nala memang berubah menjadi cerewet dan marah-marah tidak jelas jika hal yang tidak disukainya dilakukan abangnya itu.

"Makanya cepat gede, biar nggak kecil Mulu nanti kita tawuran, sekarang masih jadi semut jadi nggak bisa Abang ajak tawuran," ujar Alister menabok pelan pantat Nala.

Nala tidak terima. "ABANG, SEKARANG AJA TAWURANNYA!" teriak Nala mengejar Alister yang sudah berlari terlebih dahulu.

"Lari aja masih remidi, sok-sokan ngejar Abang," ujar Alister sambil terus berlari mengelilingi isi rumah.

Huaaaa..

Tiba-tiba Nala menangis membuat Alister panik takut terjadi apa-apa langsung menghampiri Nala.

"Loh kenapa nangis?" tanya Alister panik.

"Lapar, hiks," jawab Nala masih menangis.

"Bibi nggak masak?" tanya Alister lagi.

"Mau makan masakannya Abang," jawab Nala.

"Yaudah, ayok temenin Abang masak," ujar Alister.

Nala bersorak senang lalu naik ke punggung Alister yang sedang jongkok, dan mereka berdua memasak. Ralat, hanya Alister yang memasak sedangkan Nala sibuk menggangu abangnya.

Setelah makanan jadi mereka tidak makan di ruang makan tetapi membawanya ke kamar Alister atas kemauan Nala, katanya enakan makan dibawah daripada di meja.

"Nala punya cita-cita nggak?" tanya Alister.

"Punya dong, nanti kalau Nala sudah besar Nala pengen jadi desainer jadi nanti nggak perlu bayar desainer mahal-mahal untuk nikahan Abang dan kalau mama pengen buat baju, nanti ada Nala yang bakal buat," jawab Nala antusias.

Dear Alister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang