Alister membuka pintu rumahnya dan di sana ada Ana, Nala yang duduk dipangkuan Haris. Nala terlihat begitu bahagia terlihat dari bagaimana mereka bertiga tertawa.Melihat hal itu membuat Alister semakin yakin dengan keputusannya. Alister juga harus memikirkan adik dan mamanya dia tidak bisa egois untuk meminta Ana tetap sendiri diusianya yang masih dibilang muda.
"Bang, Ali," sapa Nala.
Alister menghampiri Nala mengacak gemas rambut Nala lalu Nala mencium tangan Alister sesuai dengan kebiasaannya.
Alister mendekati Ana dan salim pada mamanya. Alister duduk di samping mamanya sambil menggenggam tangan Ana.
"Ada apa, sayang?" tanya Ana mengerti jika Alister ingin berbicara sesuatu.
"Aku minta maaf, maaf udah egois untuk meminta mama tetap sendiri padahal mama dan Nala masih butuh sosok papa," ucap Alister.
"Jadi maksud kamu, kamu udah menerima om Haris sebagai calon papa kamu?" tanya Ana dan Alister mengangguk.
"Bukan papa tapi ayah, maaf ma tapi sampai kapanpun nggak ada yang bisa gantiin papa," ujar Alister.
"Jadi om Haris akan jadi papa kita bang?" tanya Nala.
"Iya. Tapi lebih tepatnya ayah bukan papa," jawab Alister memberitahu.
"Ayah," ucap Nala memanggil Haris membuat Haris gemas sendiri.
Ana memeluk Alister. "Makasih sayang, kamu udah ambil keputusan yang besar ini. Mama minta maaf kalau Alister nggak nyaman dan demi mama sama Nala kamu jadi nggak nyaman tinggal di rumah," ucap Ana.
"Enggak, ma. Aku beneran tulus menerima om Haris sebagai ayah aku dan pasti mama nggak salah untuk mencari pasangan hidup mama," ujar Alister.
"Sini," ucap Haris memanggil Alister lalu Alister menyalami Haris dan duduk disampingnya.
"Kamu hebat, makasih sudah kasih izin dan kesempatannya untuk menjadi pendamping kalian kedepannya. Aku janji nggak akan mengecewakan kalian," ucap Haris.
"Tapi jangan sekali-kali berani untuk menyakiti mama ataupun Nala," ucap Alister membuat Haris dan Ana tersenyum penuh arti.
"Nala seneng kan kalau om Haris jadi ayah baru Nala?" tanya Alister mengambil alih Nala dan memangku nya.
"Seneng. Tapi papa gimana?"
"Papa udah bahagia di sana. Tapi kalau udah ada ayah jangan pernah lupain papa dan selalu kirim doa untuk papa, ya?" ujar Alister dan Nala mengangguk antusias.
*****
Keesokan harinya Artorius datang ke markas Golden. Kedatangan mereka tentu saja membuat Golden panik.
"Gimana kabarnya?" sapa Alister berbasa-basi.
"Nggak usah basa-basi, mau apa Lo kesini?" tanya Meli.
"Woy, santai dong harusnya kita yang marah sama kalian," ucap Deo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alister (END)
Teen FictionKisah ini berawal dari pertemuan tak terduga Alister Abimanyu sang Ketua Artorius dengan Izuma Khatarina atau biasa dipanggil Zuzu. Alister jatuh pada pandangan pertama dengannya. Alister yang banyak tingkah dipertemukan dengan Zuzu yang cuek dan te...