Satu bulan berlalu dan seiring waktu berjalan Alister mempunyai rasa lebih dari seorang teman pada Zuzu. Alister ingin mengungkapkan perasaan dirinya yang dia simpan sejak saat awal bertemu Zuzu.
Dan hari ini Alister memberanikan dirinya dan saat ini Alister sudah berada di salah satu cafe bersama Zuzu. Zuzu tidak merasa aneh sama sekali karena Alister juga sering mengajaknya bepergian.
"Lo udah punya pacar?" tanya Alister saat sedang makan.
"Ya menurut Lo?" tanya Zuzu. "Gue jomblo lah, selama kita kenal apa Lo pernah lihat gue deket sama cowok?" lanjutnya.
"Seharusnya gue yang tanya sama Lo, cewek Lo mana?" tanya Zuzu lagi.
"Nggak ada,"
"Nggak mungkin Lo nggak punya, tapi Lo pasti suka sama seseorang kan, siapa?" tanya Zuzu. "Kenapa juga gue peduli," lanjutnya setelah sadar akan ucapannya itu.
"Ada, dan cewek itu ada di depan gue sekarang," ujar Alister membuat Zuzu tersedak makanan dan Alister buru-buru memberi Zuzu minum.
"Gue?" tanya Zuzu sambil menunjuk dirinya untuk memastikan ucapan Alister.
"Iya lah, kalau bukan Lo siapa lagi?"
Zuzu diam membiarkan Alister untuk melanjutkan ucapannya.
"Agak aneh sih, baru sekitar sebulan dua bulan kita kenal hari ini sudah menyatakan perasaan aja gue," ujar Alister dengan cengiran khas nya.
Alister merubah raut mukanya menjadi serius. "Tapi gue bener tulus suka sama Lo sejak pertama kita ketemu di halte waktu itu, dan sejak saat itu gue mulai menaruh rasa pada orang yang baru gue temui," ucap Alister menjeda ucapannya.
"Dan baru hari ini gue berani buat ngomong ini sama Lo, gue suka, sayang dan cinta sama Lo. Izinin gue buat jaga dan selalu ada didekat Lo, apa Lo mau kasih izin itu dengan Lo mau jadi pacar gue?" tanya Alister.
Zuzu memalingkan wajahnya untuk menghapus air matanya yang menetes.
"Kalau Lo mau serius, gue siap buat serius sama Lo setelah gue lulus nanti," ucap Alister meyakinkan.
"Alister, kalau Lo mau tahu gimana perasaan gue, jujur gue juga ada rasa sama Lo. Sebenarnya malu sih gue ngomong gini, tapi gue juga punya rasa yang lebih buat Lo," ujar Zuzu. "Perasaan gue saat ini, gue terharu Lo mengungkapkan ini karena gue belum pernah ketemu sama cowok bicara setulus kamu," lanjutnya.
"Tapi gue belum bisa buat jadi pacar Lo dan serius sama Lo, bukan karena apa-apa tapi gue belum siap. Jika memang kita ditakdirkan berjodoh pasti suatu saat bakal disatukan untuk saat ini gue mau kita seperti ini aja," ucap Zuzu menjelaskan membuat Alister mengangguk mengerti.
"Gue paham, makasih Lo sudah jujur dan gue selalu berharap dan siap untuk menunggu Lo."
*****
"Gue masuk duluan," pamit Zuzu pada Alister.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alister (END)
Ficção AdolescenteKisah ini berawal dari pertemuan tak terduga Alister Abimanyu sang Ketua Artorius dengan Izuma Khatarina atau biasa dipanggil Zuzu. Alister jatuh pada pandangan pertama dengannya. Alister yang banyak tingkah dipertemukan dengan Zuzu yang cuek dan te...