chapter 13

47 25 6
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Alister membuka pintu rumahnya, di sana ada seorang pria yang belum pernah Alister temui, tidak mungkin itu calon papa tirinya kan? Alister mencoba untuk berpikir positif orang itu adalah rekan kerja mamanya.

"Dari mana?" tanya orang itu menyapa.

"Main, Om" jawab Alister.

Setelah itu Alister hendak ke kamarnya berpapasan dengan mamanya.

"Orang itu siapa ma?" tanya Alister.

"Ayok kesini, mama kenalin," ajak Ana.

"Kenalin ini Haris," ucap Ana pada Alister. "Dan ini Alister, anak pertama aku," ucap Ana pada Haris.

"Saya Haris, calon papa kamu," ucap Haris mengulurkan tangannya.

Alister bingung dengan situasi saat ini, dia tidak menerima uluran tangan Haris tetapi melihat ke arah Ana untuk meminta penjelasan.

"Bener, sayang. Om Haris akan jadi papa baru kamu," ucap Ana lembut pada Alister, takut anaknya itu marah.

"Nala mana?" tanya Alister.

"Lagi diajak Tante kamu pergi," jawab Ana.

Kenapa Alister menanyakan kehadiran Nala? Karena Alister tidak ingin Nala mendengarkan pembicaraan mereka dan supaya Nala tidak sakit hati dan tidak memiliki trauma.

"Mama udah bener benar lupain papa?" tanya Alister menekankan setiap kalimat.

"Enggak sayang, tapi kamu sama Nala butuh sosok ayah buat besarin kalian," jawab Ana.

"Ma, kecelakaan yang papa alami itu ada kejanggalan, Alister bakal nemuin kebenarannya dan setelah itu mungkin aku bisa ikhlas buat menerima sosok papa baru," ucap Alister.

"Kamu harus ikhlaskan papa kamu sayang, biar papa tenang di sana. Mama yakin dia orang yang pantas buat ganti posisi papa,"

"Nggak ada yang bakal bisa gantiin posisi papa buat aku ataupun Nala, kalau mama pikirin Nala aku bisa gantiin posisi papa buat Nala," ucap Alister.

"Nggak segampang itu Al buat jadi seorang ayah," ucap Ana.

"Emang nggak mudah, tapi aku akan usaha, beri aku waktu buat bisa menerima kehadiran dia," ucap Alister menatap Haris.

"Tapi kami sudah menentukan tanggalnya," ucap Haris.

"Aku benar-benar nggak ngerti sama pikiran kalian, kalian sama sekali nggak mikirin perasaan aku sama Nala? Mama anggap aku ada nggak sih ma?" tanya Alister. "Mama juga bisa kan ngomong dulu mungkin aku akan ngertiin mama, tapi mama dengan mudahnya sudah nentuin tanggalnya," lanjutnya.

"Aku kecewa sama mama," ucap Alister lalu meninggalkan ruang tamu.

"Jangan pergi dulu, mama mau ngomong sama kamu, mama mau jelasin semua supaya kamu nggak salah paham," teriak Ana.

Dear Alister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang