chapter 25

47 28 4
                                    

"Alister, sebenarnya dia saudara kandung kamu," ucap David

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alister, sebenarnya dia saudara kandung kamu," ucap David.

Zuzu yang mendengar itu langsung tidak bergeming sama sekali. Zuzu menatap lurus ke depan. Kenyataan apa lagi ini? Terlalu banyak hal yang membuat dirinya kehilangan kata-kata.

"Zuzu, sayang," panggil Mira saat melihat Zuzu bengong.

"Ini kalian pasti bohong. Ini nggak mungkin kan?" tanya Zuzu masih belum percaya.

"Ini kenyataannya nak. Kamu harus bisa menerima keadaan ini. Ini juga alasan kenapa kita minta kamu putus dari Alister," ucap David.

"Jadi gimana keputusan kamu, sayang?" tanya Mira.

"Oke, kalau ini yang menjadi kenyataannya. Aku akan terima untuk putus dengan Alister, yang penting ayah harus sehat. Ayah harus sembuh," ucap Zuzu mencium pipi ayahnya.

"Makasih, ayah lega dengar keputusan kamu ini," ucap David.

Tiba-tiba David sesak nafas dan alat monitor yang ada disampingnya tidak berdiri normal. Mira menekan tombol untuk memanggil dokter sedangkan Zuzu yang sangking paniknya dia berlari keluar untuk memanggil dokter.

Zuzu dan Mira diminta untuk menunggu diluar disaat David sedang diperiksa dokter.

"Ayah nggak kenapa-kenapa kan Bu? Ayah pasti sembuh kan?" tanya Zuzu beruntun.

"Semoga saja, kamu berdoa yang terbaik buat ayah kamu," ucap Mira. Bukan minta disembuhkan tapi mintalah yang terbaik, karena Allah tahu apa yang terbaik untuk umatnya.

Setelah beberapa menit dokter keluar dari ruangan David. "Dengan keluarganya pak David?" tanya dokter itu.

"Iya benar, kami keluarganya. Bagaimana keadaan suami saya?"

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun Tuhan berkehendak lain. Mohon maaf pak David tidak bisa kami selamatkan," ucap dokter itu yang tentu saja membuat Zuzu dan Mira tidak bisa berkata apa-apa.

"Kalau gitu saya permisi dulu," ucap Dokter itu lalu berlalu.

Mira terduduk lemas di lantai rumah sakit. Zuzu duduk dan merengkuh tubuh ibunya.

"Ayah kamu Zu, dia udah pergi. Pergi ninggalin kita," ucap Mira sembari menangis.

"Ini udah menjadi takdir ayah Bu. Ayah udah nggak ngerasain sakit lagi, ayah udah bahagia di sana. Ayah nanti bakalan sedih kalau lihat ibu kayak gini," ucap Zuzu yang juga tidak bisa menahan tangisnya.

"Bener kata kamu, sayang. Kita berdua harus mengikhlaskan ayah kamu."

"Zuzu paham, walaupun ikhlas nggak semudah dengan apa yang kita ucap. Tapi kita harus berusaha, biar ayah bisa pergi dengan tenang," ucap Zuzu.

Jujur, Zuzu masih belum bisa menerima kabar ini, dengan tiba-tiba ayahnya pergi untuk selama-lamanya. Tapi apa yang bisa Zuzu perbuat? Yang bisa Zuzu lakukan adalah mendoakan yang terbaik untuk ayahnya. Dan disaat seperti ini Zuzu harus bisa menjadi tempat bersandar ibunya.

Dear Alister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang