Bagian 2

1K 90 2
                                    


Sore itu sepulang sekolah, Haechan berdiri mematung di depan pintu rumahnya yang sederhana namun indah. ada rasa takut di hati nya karena luka yang ada di wajah beserta tubuh lainnya.

Haechan takut, sang kakak tertua menyadari luka luka ini dan mulai memarahinya lagi. seperti biasa


" Chan? di bully lagi lo disekolah? "  tanya Jaehyun, kakak kedua Haechan.


" gak apa. aku masuk dulu " jawab Haechan lalu meninggalkan Jaehyun yang masih di depan pintu, menatap sang adik yang lusuh akibat di ganggu teman teman sekolahnya.

Jaehyun sebenarnya peduli dengan Haechan, tetapi pikirannya selalu mengatakan " urus saja urusanmu sendiri, gak perlu ikut campur urusan orang lain. Bahkan keluargamu sendiri "

itu adalah kata - kata yang selalu di ucapkan oleh ibu mereka.


ketika pergi meninggalkan mereka bertiga.

ya, sang ibu pun ikut meninggalkan mereka bertiga 1 tahun setelah sang ayah.

menikah lagi. memiliki keluarga yang lebih harmonis dibandingkan dengan merawat ke tiga anaknya tanpa dampingan suami.

dirumah peninggalan kedua orang tuanya ini lah Haechan dan kedua kakaknya tinggal, kakak pertamanya bekerja sebagai manager disebuah cafe. beruntung? tidak. ia bekerja dari umur 12 tahun. menjadi ojek payung, membantu membersihkan halaman restoran, demi membiayai hidup kedua adik kesayangannya itu.

sudah sepantasnya ia menjadi manager di usianya yang mau menginjak 28 tahun.

sedangkan Jaehyun, kakak kedua haechan bekerja sebagai penyanyi bersama teman teman band-nya.

" Makan dulu, tadi Taeyong hyung beli makan siang buat kita " Kata Jaehyun yang menyusul Haechan setelah membuang sampah.

" Makasih, hyung "

" Bilang makasih ke Taeyong hyung, jangan ke gua " jawab Jaehyun sembari berjalan meninggalkan Haechan yang masih berdiri menatap bungkusan makanan pemberian kakaknya.

Haechan mengangguk dan langsung memakan makanannya.


••••

" ada urusan apa kamu datang kesini? "

" aku hanya ingin tau bagaimana kabarmu dan adik adikmu, Taeyong "

setelah mendengar jawaban dari wanita yang ada dihadapannya itu, emosi Taeyong meluap dan melampiaskannya dengan menonjok tembok yang ada dibelakang wanita tersebut.

Tiffany, ibu dari tiga anak laki - laki yang hidup mandiri tanpa hadirnya orang tua.

" aku, dan adik adikku sudah gak ada urusan lagi sama kamu. pergi dari sini sekarang " tegas Taeyong dengan nada bicara yang tenang, namun mampu membuat hati pendengarnya merasa sakit karena ketakutan.

" Taeyong, ibu tau ibu salah. tetapi kamu harus dengar juga penj- "

" PERGI DARI SINI, SIALAN "

Taeyong menarik lengan sang ibu kasar untuk membawanya keluar dari ruangan kerja.

" Brakkk! "

suara pintu yang di banting, terdengar hingga seluruh cafe. membuat seisi cafe terkejut.

tidak berpengaruh untuk Taeyong yang selama ini menahan emosi untuk tidak membentak ibu kandungnya sendiri.


" kenapa kalian selalu saja membuat hidupku tersiksa, hah?! "

" apa gak cukup buat kalian lihat aku ditinggal oleh lelaki yang aku cintai? "

" kalian semua, penghancur "

" aku muak melihat wajah kalian "


Taeyong sedang di perjalanan pulang menuju rumahnya, mengingat kembali semua memori menyakitkan yang selalu menghantui pikirannya hampir setiap malam.

" ibu kenapa begini? Apa salah kita sampai ibu benci kami bertiga bu "

" karena kalian lahir di dunia ini, dan memiliki wajah mirip dengan dia "


•••

" Hyung, terima kasih makan siangnya.

ini aku buatkan hyung roti dan juga

kopi susu kesukaan hyung. terima

kasih banyak hyung "


Taeyong membaca surat dari adik bungsunya itu, sembari melihat ke arah 1 nampan penuh berisikan makan malam sederhana yang dibuat Haechan.

jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari, kedua adiknya mungkin sudah tertidur.

Haechan pintar, dia menuliskan surat karena tau Taeyong akan pulang malam dan besok pagi dia harus berangkat sekolah.

sambil memakan roti buatan adiknya, Taeyong melihat isi galeri foto di handphonenya. mengenang saat mereka masih kecil dan berusaha bahagia meskipun hanya bertiga.

 mengenang saat mereka masih kecil dan berusaha bahagia meskipun hanya bertiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari dulu, Taeyong selalu prioritaskan kebahagiaan kedua adiknya.

Sampai ia lupa bahwa luka yang selama ini dia tutupi meluap sendiri dan menghancurkan dirinya perlahan.

Dan juga hati kedua adiknya.


●●●●

New character, Ibu Tiffany

New character, Ibu Tiffany

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berharap ● HAECHAN TAEYONG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang