Bagian 14

482 47 1
                                    

" JAEEE. BANGUUUUN "

" SUMPAH HP LO GUE BAKAR YA "

" BERISIK BANGET SIALAN DAN LO GAK BANGUN JUGA? "

Mark yang baru saja selesai memasukkan sepedanya pagi ini ikut terkejut akibat teriakan kakaknya yang menggema di seluruh sudut rumah.

" Jaehyun bangun woi "

" pingsan kali ya? "

" mati kali ya? "

Johnny terus berusaha menggoyangkan tubuh Jaehyun yang tidak kunjung bangun dari tidurnya.

Jaehyun memilih untuk menginap dirumah sahabatnya itu dibandingkan untuk kembali ke rumahnya sendiri.

" Jae bangun sumpah itu lo di telfonin terus dari tadi "

" gak kasian apa sama yang nelfon "

" woiiii "

Pelan - pelan akhirnya Jaehyun mulai membuka matanya. Spontan Jaehyun memukul kepala Johnny setelah melihat wajah Johnny yang begitu dekat dengan wajahnya.

" KAGET GUE "

" LO KAGET GIMANA GUE YANG DI PUKUL "

Johnny meringis memegang kepalanya yang masih sakit akibat pukulan dari sahabatnya itu.

" jawab tuh telfon nya, biar gue bisa lanjutin tidur dengan tenang "

Johnny melemparkan ponsel milik Jaehyun ke samping kasur tempat sahabatnya itu tidur.

Setelah melihat ponselnya, Jaehyun sedikit terkejut melihat banyaknya panggilan tidak terjawab dan pesan dari Doyoung.

" gila, 127 kali nelfon? pasti jomblo nih orang "

gumam Jaehyun sembari membuka pesan - pesan yang dikirimkan Doyoung.

" selamat pagi Tuan Jaehyun, saya sudah jadwalkan pertemuan kita hari ini "
Doyoung

" sampai bertemu nanti siang pukul 13.00 di restaurant ini "
Doyoung

" Location send "
Doyoung

setelah membaca pesan - pesan itu, Jaehyun mengunci kembali ponselnya, dan menarik selimut untuk melanjutkan tidurnya.

" mau lo tunggu sampe tahun depan juga gue gak bakal dateng "

Baru saja matanya mulai tertutup, ponselnya kembali berbunyi.

" aishh "

" halo?! ap- "

" Hyung.. ayo pulang.. "

Jaehyun bangun dari tidurnya, melihat ke layar ponsel yang menunjukkan nama si penelepon.

' BayiBeruang '

Jaehyun mematikan sambungan telepon dari adiknya, kemudian melempar ponselnya ke sembarang arah guna menjauhkannya dari pikiran - pikiran yang memusingkan.

-

-

Haechan menatap air di kolam renang rumahnya dengan tatapan kosong. Sudah tidak ada lagi air mata yang akan keluar. Semuanya sudah habis. Rasa sedih, rasa marah, rasa rindu, rasa kecewa semua sudah hilang begitu saja dari hati dan pikirannya.

Disampingnya sudah ada beberapa koper berisi pakaian dan barang - barang miliknya yang sudah dikemas.

Ia sedang menunggu sang ibu menjemputnya.

Berharap ● HAECHAN TAEYONG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang