Part 4 "Namanya Aiden!"

15.8K 1.7K 178
                                    

Buat kamu yang sabar banget nungguin ini update, makasih ya, berkat support kalian aku bisa lepas dari writerblock dan melanjutkan cerita ini dengan alur berbeda.

Jangan lupa komen, happy reading💖

🖤🥀🖤

13 tahun kemudian...

"YAAHHHH!! ABANG PINJAM MOTOR, MOTOR ABANG DI TAHAN BK!!"

Seorang pria bersarung kotak-kotak yang sebelumnya duduk santai menikmati secangkir kopi di meja makan, kini harus berlari ke garasi demi menyelamatkan motor kesayangannya dari sebuah hama alias perusak.

"JANG-aan!"

Telat sudah, motor kesayangannya sudah di bawa oleh anak pertamanya pergi, bisa di paatikan motornya akan di modifikasi oleh anak itu. Sudah banyak motor-motornya menjadi korban percobaan anak sulungnya, ya dia adalah Regantara Danurendra, ayah dari seorang pemuda bernama Revan Aiden Danurendra.

"Awas aja motor gue lecet, gue sunat dua kali tuh anak." dumelnya dengan mata menajam.

"AYAHH!"

"ASTAGFIRULLAH!!" Regan mengelus dadanya, dia menatap anak perempuan berpakain seragam biru putih yang tengah menodongkan tangan ke arahnya.

"Revina kenapa ngagetin ayah, kalau ayah jantungan gimana?" decak Regan.

"Hehe maaf yah, kalau jantungan ya takdir. Jadi, gak boleh protes." Regan mendengus mendengar jawaban putrinya.

"Kenapa panggil-panggil?" Tanya Regan kemudian.

"Minta uang, nanti pulang mau beli novel, hehe." Cengir Revina tanpa dosa.

"Novel mulu kamu, sebanyak itu di kamar mau di buat apa?"

"Ayah ihh, namanya juga koleksi, menfing juga koleksi novel daripada ayah koleksinya film bi-"

"Hussst, nih uangnya, sana berangkat sama pak Arif. Hati-hati waalaikumsalam!" Pria itu segera mengusir putri keduanya kemudian buru-buru masuk dan menutup pintu.

Revina sendiri cengo dengan ayahnya, dia tidak ambil pusing. Dia memilih berangkat ke sekolah sembari menatap uang yang di berikan ayahnya dengan mata berbinar, akhirnya novel terbaru yang dia mau akan segera dia dapatkan. Dalam hati dia berdoa semoga dia kebagian novel yang super limited edition itu.

****

Revan Aiden Danurendra, atau yang kerap disapa Aiden oleh teman-teman sekolahnya, ahh tidak! Tepatnya hampir semua orang menyapanya dengan nama Aiden, kecuali keluarganya yang masih menyapanya dengan nama Revan.

Cowok bertubuh tinggi itu dengan santai mengendarai motor butut kesayangan ayahnya memasuki gerbang sekolah, Aiden tidak peduli dengan bisik-bisik orang yang membicarakan dirinya. Motor butut begini harganya bisa membeli sebuah rumah, masalahnya yang membicarakan mampu tidak?

"Kak Aidennn!!" pekik sorang adik kelas perempuan dari kelas sepuluh.

Aiden tidak menoleh, dia malas berurusan dengan gadis itu hampir tiap hari, bahkan tiap jam. Dimana-mana selalu ada gadis berponi dengan rambut sebahu itu, entahlah apa yang gadis itu mau padahal sudah jelas sekali penolakan yang dia lontarkan secara terang-terangan.

"Kak berhenti!!!!" pekik gadis itu sembari menghadang jalan Aiden.

Aiden dengan cepat mengerem motornya agar tidak menabrak gadis bernama Nayla itu, dia berdecak kesal karena kelakuan adik kelasnya yang menurutnya tidak tahu malu ini.

READENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang