Selamat malam Senin, semoga besok ada kabar baik buat kalian-kalian yang vote ceritaku, yang nggak vote terserah, semoga harimu Senin terus.
Happy reading!!
****
Aiden buru-buru berlari ke kelasnya saat melihat postingan akun instagram kedua sekolah yang dimana isinya hanyalah anak osis dan kalangan siswa maupun siswi, tidak ada guru disana. Postingan itu berisi fotonya dengan Nadine di sebuah tepi danau, disana mereka tampak sedang tertawa dan tak hanya itu tapi ada juga foto dimana Aiden tampak memasangkan helm kepada Nadine.
Postingan itu di upload sekitar pukul sepuluh malam, dan hal itu membuat Aiden kalang kabut. Cowok bermata tajam itu berniat mendatangi Aruna ke kelas mereka, dia benar-benar khawatir cewek itu berpikir yang tidak-tidak tentang mereka berdua.
Hal yang membuat Aiden tambah khawatir adalah isi komen postingan tersebut, banyak yang menyudutkan Aruna dan mencemooh gadis itu, bahkan tak tanggung-tanggu mereka melontarkan kata-kata kasar dan menyerbu akun instagram pribadi Aruna. Mereka sibuk membanding-bandingkan Aruna dengan Nadine dan Nadira, Aiden benci ini, ini adalah kesalah pahaman yang bisa merusak hubungannya dengan Aruna.
"Aruna mana?" tanya nya pada Zara.
Cewek judes itu melewati Aiden begitu saja tanpa berniat menjawab, bahkan cewek itu menatap Aiden dengan tatapan tajam bak ingin mencakar mangsanya. Aiden sendiri dibuat semakin khawatir, dia segera masuk ke dalam kelas mencari keberadaan cewek imut yang biasanya duduk di depan bangkunya.
Kosong.
Tidak ada tas dengan gantungan panda maupun buku yang biasanya cewek itu bawa, meja itu tampak dingin tak berpenghuni membuat Aiden meraup wajahnya, dia segera merogoh ponsel dan mencoba untuk menghubungi Aruna.
"Please angkat, Run!" geramnya yang tak mendapatkan jawaban.
Berkali-kali dia menekan nomor Aruna namun berkali-kali juga hanya operator yang menjawab, tidak ada suara lembut yang terdengar lucu milik Aruna, suara yang akan selalu memekik riang saat dia menelfonnya. Kemana pacarnya itu?
"Lo kemana, sih, Run."
Aiden melangkah keluar kelas menuju loker tempat mereka menyimpan pakaian olahraga atau beberapa barang keperluan sekolah, cowok itu memandang loker bertuliskan nama Aruna Vanessa Adiwijaya yang entah sejak kapan pintunya sedikit terbuka. Cowok itu membukanya perlahan dan jatuhlah setumpuk sampah kertas, bahkan ada foto-foto Aruna yang dicoret-coret dan ditulisi dengan kata-kata kasar serta hinaan.
Napas Aiden memburu, cowok itu mengobrak-abrik isi loker Aruna bagaikan orang gila membuat dirinya menjadi pusat perhatian, dengan perasaan marah Aiden meraup sampah-sampah itu kemudian menaburkannya secara kasar, bahkan tempat sampah di dekat sana pun menjadi sasaran kemarahannya.
"Gue tanya sama kalian semua yang ada disini, siapa yang bikin semua ini dan naroh di loker cewek gue?" tanya Aiden dingin.
Suasana hening, tidak ada yang menjawab. Jangankan menjawab pertanyaan Aiden, mereka justru tidak berani bersuara seakan napas mereka tercekat karena atmosfer ruangan ini yang terasa begitu mengerikan.
"Kalian bisu?" tanya Aiden sekali lagi.
"GUE TANYA KE KALIAN, KALIAN BISU?!" bentak Aiden murka, cowok itu menatap mereka satu persatu secara tajam.
"K-kita nggak t-tahu-"
"Ahhh bangsat! Lihat aja nanti sampai gue tahu siapa pelakunya, gue habisin!" potong Aiden dengan nada serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
READEN
Teen Fiction#1 in lifeschool April 2023 "Jangan mencintai orang yang belum selesai dengan masa lalunya" Mungkin kebanyakan orang berpegang teguh dengan kalimat tersebut, tapi bagaimana ceritanya jika kita mencintai orang lama dan orang baru di waktu yang bersa...