Part 35 "Quality Time double A"

1K 92 11
                                    

Hallo!
Demi Tuhan ini cerita gak waras dan berkendala mulu, mulai dari gak bisa di publish dan part selanjutnya ilang-ilangan bikin stress. Maaf ya up nya setahun sekali😭😭😭😭

Aku bakal bersyukur banget kalau ini bisa di-up!!!

*********


Setelah berbincang-bincang dan bercanda bersama untuk memperbaiki suasana hati Aruna, mereka memutuskan untuk makan bersama dengan cara memesan makanan dari luar, Aruna juga ikut serta. Dia sejak tadi tidak jauh dari Aiden, cewek itu selalu menempel pada Aiden dibanding dengan kakak atau mamanya sendiri.

Tidak lama makanan pesanan mereka datang diantar oleh kurir, mereka menaruhnya di atas karpet ruang keluarga dan mulai duduk berkeliling disana untuk menikmati makanan. Semuanya tampak asyik dan baik-baik saja, bahkan Damian, Naisa dan juga Zara tampak baik-baik saja saling mengobrol padahal hubungan mereka sedikit ada kerumitan.

Namun sesuatu dirasakan oleh Zara, cewek itu memprediksi kalau darah rendahnya mulai kumat. Cewek itu memutuskan untuk pamit terlebih dahulu karena dia takut kalau tidak bisa pulang, dia takut darah rendahnya membuatnya tidak bisa berkendara jika di biarkan lama-lama.

"Kenapa, Zar?" tanya Naisa tampak khawatir.

"Nggak apa-apa kok kak, kak Naisa makan aja." balas Zara meyakinkan.

Mendengar percakapan antara mantan dan kekasihnya Damian melirik Zara, cowok itu memperhatikan mantan kekasihnya sejenak kemudian mengernyit saat melihat Zara berdesis lirih seperti orang kesakitan.

"Emm, teman-teman gue cabut duluan ya, ada perlu sama mama," pamitnya tiba-tiba.

"Loh Zara nggak di selesaikan dulu makannya, masih banyak loh sayang?" tanya Mama Erina.

"Makasih tante, tapi Zara buru-buru, lupa kalau tadi udah janjian sama mama." tolak cewek itu halus.

Zara bangkit kemudian berpamitan pada mereka semua, cewek itu keluar dari rumah Aruna dan berjongkok di depan motornya. Di dalam rumah Damian menemukan kalau ponsel cewek itu ketinggalan, dia berpamitan untuk menyusul Zara yang disetujui oleh Naisa. Begitu sampai di luar cowok itu mendapati Zara tengah berjongkok di depan motornya.

"Motornya kenapa, Zar?" tanya Damian.

Zara terkejut dan langsung berdiri, cewek itu berbalik dan langsung memasang senyum bodohnya. "Tadi kirain ban nya kempes, ternyata nggak kak." bohongnya.

"Nih hp nya ketinggalan, lain kali jangan teledor ya." pesan Damian.

Zara mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Damian, saat berbalik akan naik ke motor tubuhnya sedikit oleng membuat Damian keheranan. Cowok itu lebih terkejut lagi saat merasakan kulit lengan Zara yang dingin seperti es batu, cowok itu membalik posisi Zara dan melotot saat melihat wajah pucat cewek itu.

"Zar, kenapa? Sakit?" tanya nya khawatir.

"Nggak kak, aku nggak apa-apa..." jawab Zara berusaha meyakinkan.

"Nggak apa-apa gimana orang pucet begini, ayo aku antar pulang!" sela cowok itu khawatir.

Zara menggeleng, "Nggak enak sama yang lainnya kak, kakak masuk aja aku nggak enak sama kak Naisa kalau gini." ujar cewek itu.

Damian menulikan telinga, cowok itu merapatkan tubuhnya dengan Zara dengan menahan tubuh cewek itu menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya dia gunakan untuk mengetik pesan pada Naisa. Untung kekasihnya itu pengertian dan membiarkannya pergi mengantar Zara pulang sebentar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

READENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang