Part 16 "Siswi baru"

6.4K 839 154
                                    

Selamat siang, maaf ya setelah sebulan aku baru bisa update, berhubung ini weekend dan aku udah terbebas dari latihan paskibra, jadi aku memutudkan buat nyenggol anak aku ini, semoga ga lupa alurnya yakkk:)

Happy reading<3

◇◇◇

Pagi ini benar-benar pagi yang buruk bagi Aruna karena gadis itu harus berangkat bersama Aiden yang jika mengendarai motor seperti ingin mengajak ke akhirat, dan hal ini akan berlaku sampai bulan depan? Semoga dia masih bisa hidup hingga bulan depan. Sungguh, berkendara dengan Aiden rasanya seperti naik rollercoaster, sangat ekstrim.

Aruna turun dari motor dengan perasaan dongkol, begitu kakinya menyentuh paping dia langsung pergi meninggalkan Aiden. Aiden terkekeh dan segera menarik Aruna lagi, cowok itu menyentil kening Aruna membuat sang empu mengaduh.

"Sakit tau!" ujar Aruna dengan kesal.

Aiden tidak peduli, dia menatap Aruna tanpa berkedip membuat yang ditatap langsung diserang salting, Aiden tersenyum tipis saat Aruna tidak kunjung sadar jika helm masih terpasang dikepalanya.

"Jangan lihatin aku." kata Aruna gugup.

"Kenapa emang?" tanya Aiden santai.

"Gak boleh!" balas gadis imut itu.

"Mana undang-undangnya?" tanya Aiden lagi remeh.

"Y-ya-yaa gak ada, tapi gak boleh!" kekeuh cewek itu salting.

Tangan Aiden bergerak melepas helm Aruna membuat cewek itu tersadar akan helmnya, dia pikir kenapa Aiden menariknya tadi rupanya helmnya belum dia lepas. Bolehkah sekarang aruna merasa malu? Ya Tuhan rasanya Aruna mau menghilang.

"Lain kali helmnya dilepas ya, toge." ledek Aiden usil.

Aruna mendengus, "jangan mentang-mentang tinggi ya kamu."

Aiden tertawa pelan, "ke kelas sana!" usirnya pada Aruna.

Aruna diam membuat Aiden bergerak menoel pipi tembam gadis itu, "jangan ngelamun, sana ke kelas!"

"A-aku-"

"Ke kelas, gak usah ngeyel." tekan Aiden sembari mengusap kepala Aruna.

Aruna memejamkan mata, "tapi itu lihat mereka, aku gak berani nanti dibully lagi,"

Aiden paham maksud Aruna, gadis itu masih merasa sedikit trauma atas pembullyannya beberapa hari lalu, cowok bermata tajam itu mengambil tangan Aruna dan menggenggamnya dalam telapak tangan lebarnya. Dia berjalan dengan santai membawa Aruna ke kelas mereka, Aiden tidak peduli akan bisik-bisik tentangnya dan Aruna apalagi ketika melihat Rimba ada diantara mereka.

Niat lo terlalu niat, mau ngejatuhin gue tapi dia sendiri yang jatuh ditangan gue.

Batin Aiden puas, dia merasa lucu dengan Rimba. Entah dimana otak manusia satu itu hingga tidak ada kapok-kapoknya berurusan dengan dirinya.

*****

30 menit kemudian~

Suasana kelas yang awalnya ribut itu mendadak hening ketika Bu Hilda masuk ke dalam kelas bersama seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, dua wanita berbeda usia itu berbincang sebentar sebelum akhirnya guru BK kesayangan seluruh siswa SMA Rajawali itu memanggil seseorang.

Seorang siswi dengan seragam berbeda dari mereka masuk, gadis itu menundukan kepalanya merasa canggung ditatap oleh penghuni kelas.

"Selamat pagi semua, jadi disini ibu kembali membawa teman baru untuk kalian semua." ucap Bu Hilda kalem.

READENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang