Siapa yang kemarin merasa digantung????!
Sekarang aku update, yg harusnya update minggu depan aku harus update hari ini dan mengesampingkan nonton naruto!
Gak mau tau vote dan komen yang banyak!!!!!
Maksa banget!!******
"GALANG!!"
BRAK!
Aiden mendorong Galang kencang hingga menubruk pintu kamar, dengan gelap mata cowok itu menghajar Galang habis-habisan secara membabi buta. Amarah Aiden memuncak melihat pemandangan yang sangat-sangat buruk serta tidak pernah dibayangkan olehnya, marahnya bukan tanpa sebab tapi karena Galang adalah sahabatnya.
Perempuan dengan baju tidur pendek yang sejak tadi berdiri di sebelah pintu itu gemetar, tubuhnya tiba-tiba merosot membuat Galang menghempaskan Aiden sekuat tenaga. Galang pikir menghempaskan Aiden sangatlah mudah tapi dia salah, dia seolah lupa jika diantara mereka berempat Aiden adalah yang tenaganya paling kuat meskipun dari segi tubuh Galang lah yang menang.
"Ra! Ra jangan-"
Bugh!
"Aarrgh!!" Galang mengerang begitu Aiden meninju perutnya.
Alex dan Bara diam, tidak berniat membantu Galang atau sekedar menahan Aiden untuk tidak menghajar Galang lagi. Keduanya sama kecewanya dengan Aiden, mereka tidak menyangka sahabat mereka membawa seorang perempuan ke apartemen dan bahkan tidur satu kamar.
"A-aiden stop!" cegah Maura saat Aiden akan melepaskan tinjuannya lagi.
"Kenapa? Kenapa lo bela si brengsek ini, hah?!" bentak Aiden emosi.
"S-stop, aku mohon udah..." mohon Maura dengan suara melirih, dia tidak sanggup melihat Galang kesakitan seperti itu.
"AH BANGSAT!"
Dug!
Satu tinjuan yang sempat menggantung tadi Aiden jatuhkan ke dinding hingga berbunyi nyaring, cowok itu mencengkram bahu Galang kuat dengan mata menyorot penuh amarah yang belum sempat dia lepaskan semuanya. Aiden amat kecewa, dia pikir Galang sudah berubah, ternyata kebiasaan buruk cowok itu mulai kembali setelah satu tahun berhenti bermain perempuan.
Galang memejamkan mata sejenak kemudian berusaha bangkit untuk merengkuh Maura, dia tidak melawan Aiden meskipun dia juga tidak salah, dia tahu betul perasaan Aiden saat ini. Bisa dibilang dia memang sumber masalah bagi Aiden dan Laskar dahulu, tapi semenjak satu tahun lalu dia berhenti membuat Aiden maupun Laskar keluar tengah malam hanya untuk mencarinya di seluruh club.
Dia tersenyum tipis puas dengan hajaran Aiden yang bisa dibilang mematikan, mungkin jika Maura tidak mencegah cowok itu menghajarnya bisa dipastikan dia akan mati sepuluh menit kedepan ditangan Aiden. Aiden itu gila jika amarahnya tersulut, Aiden itu seperti sebuah petasan jika sumbunya tersulut pasti akan meledak hingga isinya tak tersisa sebelum peledaknya habis.
"Galang..." lirih Maura sambil memegang pipi Galang yang memar.
"Gak apa-apa, jangan khawatir." balas Galang lembut.
Cowok itu berdiri sempoyongan membawa Maura keluar dari kamar mereka, Aiden masih berdiri dengan napas memburu berusaha mati-matian menahan emosi yang meletup-letup. Saat Galang berpapasan dengannya cowok itu membisikan sesuatu yang mampu mengurangi amarah dalam dirinya, hal itu juga membuat Aiden kembali mendongak dan mencoba menetralkan emosinya.
"Jelasin!" titahnya dingin.
Alex dan Bara mengernyit bingung dan hanya bisa mengikuti Aiden, kedua cowok itu mengikuti Aiden yang duduk di sofa apartemen Galang bersama sang empu yang duduk di sisi lain. Melihat wajah Galang yang jauh dari kata baik-baik saja membuat Alex, Bara maupun Maura meringis, Aiden benar-benar seperti kerasukan, mereka belum pernah melihat Aiden yang seperti itu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
READEN
Teen Fiction#1 in lifeschool April 2023 "Jangan mencintai orang yang belum selesai dengan masa lalunya" Mungkin kebanyakan orang berpegang teguh dengan kalimat tersebut, tapi bagaimana ceritanya jika kita mencintai orang lama dan orang baru di waktu yang bersa...