Kringg
Lea yang mulai terusik dengan deringan alarm segera bangun dari tidur syantiknya.
"Omo Lea telat"
Lea bergegas pergi ke kamar mandi untuk melakukan mandi bebeknya, jangan heran kenapa dirinya bangun telat begini, salahkan bosnya yang memberinya tambahan jam kerja hingga Lea harus lembur sampai hampir tengah malam.
Setelah melakukan mandi bebeknya Lea segera memakai seragamnya dan berlari keluar untuk mengambil sepeda ontelnya.
Lea menggayuh sepeda bututnya dengan cepat agar dapat segera sampai kesekolahan.
"Yahh gerbangnya dah tutup"ucap Lea yang sudah berada didepan gerbang sekolahnya yang tertutup rapat.
"Telat lagi neng?"
"Ehh iya nih pak satpam, semalem Lea kerja ampe tengah malem, jadi kesiangan deh bangunnya"
"Duh maaf ya neng kali ini bapak ngga bisa nolong"
"Gapapa pak satpam santuy aja kalo ama Lea mah"
"Leanna Carroline"
Lea meneguk ludahnya kasar melihat bucin (bu cinta) alias guru bp yang tengah bersedekap dada disana.
"Hadir bu"jawab Lea.
"Bukain gerbangnya pak, saya mau kasih ini anak nakal hukuman"titah bucin kepada satpam.
"Baik bu"
Satpam tadi segera membuka gerbang membiarkan Lea masuk, Lea segera masuk dan memakirkan sepedanya diparkiran khusus sepeda.
Lea mendekati Bucin yang masih menatapnya tajam,"Kali ini apa alasan kamu Lea? bantu kucing tetangga lahiran lagi?"
"Lapor, sekarang beda lagi bu"
"Sekarang apa alasan kamu?"
"Kucing tetangga Lea sakit bu terus anaknya ngga ada yang ngurus jadi Lea yang disuruh tanggung jawab ngurus mereka, laporan dari Lea selesai"
Bucin yang sudah terlanjur emosi menjewer telinga Lea kencang dan menyeretnya kelapangan.
"Aduh Bucin sakit ihh, telinga Lea pasti merah"
"Hukuman buat kamu, hormat didepan bendera sampai jam istirahat, dan sekali lagi nama ibu itu Cinta bukan Bucin"
"Sama aja bu menurut Lea"
"Terserah, kadang ibu heran sama kamu padahal kamu itu gemoy tapi nakal"
Saat melihat Lea pada masa MPLS dulu memang dirinya mengira Lea itu anak kalem dan pendiam tapi semakin kesini makin kelihatan sifat aslinya, tapi yang membuatnya salut dengan Lea adalah Lea yang dapat hidup mandiri setelah kepergian orang tuanya.
"Lea ngga nakal ya"
"Nakal tetep nakal sekarang kerjakan hukumannya"
"Iya Bucin iya"
Well, beginilah kegiatan pagi hari seorang Leanna Carroline gadis limabelas tahun yang sudah tinggal sendiri sejak dia kecil, alasannya simple orang tuanya sudah tiada alias meninggal.
Waktu terus berjalan hingga saat ini sudah hampir memasuki waktu istirahat dan keringat sudah membanjiri pelipisnya.
"Semangat Lea, lima menit lagi kok"gumam Lea menyemangati dirinya sendiri.
Setelah mendengar bel istirahat Lea segera mengambil tasnya dan berlari menuju kelasnya-X IPA 1-untuk menaruh tasnya, ya Lea memang termasuk kedalam murid yang pintar dan bisa mendapatkan beasiswa full.
Setelah menaruh tasnya Lea kembali berlari menuju kantin dan membeli roti dan susu kotak rasa coklat kesukaannya untuk sarapan plus makan siang.
Lea membawa makanannya ketaman belakang yang jarang dikunjungi para murid, dan duduk dikursi taman.
Lea memakan rotinya dengan lahap setelah selesai Lea meminum susu kotaknya hingga tandas lalu membuang sisa bungkusnya ke tong sampah.
Lea kembali duduk dikursi taman dan menengadahkan kepalanya menatap langit yang terlihat cerah.
"Ayah sama Ibu disana bahagiakah? Disini Lea ngga bahagia ayah ibu"
"Lea kesepian, kalo Lea nyusul kalian boleh?"
"Lea cape diejek terus Lea cuma mau hidup tenang apa itu ngga bisa? Lea cape"
"Tapi kalo Lea bundir juga dosanya gede terus kalo dosanya gede bisa masuk neraka jadi Lea ngga mau hehe"
"Lea akan terus berusaha tutup telinga tentang apa yang mereka katain tentang Lea, entar tinggal Lea doain dalam hati semoga mereka kena karma, boleh kann?"
"Lea sayang Ayah sama ibu"
Lea menundukkan kepalanya, kadang Lea lelah bukan hanya fisiknya tapi juga batinnya yang selalu mendengar cacian dan makian yang mereka lontarkan tentang dirinya.
Mereka bahkan tidak mengetahui apa-apa tentang Lea tapi dengan gampang mengatakan hal yang tidak mendasar sama sekali tentangnya.
Tapi fisiknya pun selalu dilukai oleh mereka apalagi Lea yang termasuk murid dengan bantuan beasiswa jadi sering menjadi target bullyan mereka.
Tapi Lea hanya bisa menerimanya jika ia membantah atau melaporkan pada guru maka beasiswanya terancam akan dicabut oleh karena itu Lea lebih memilih diam.
Entah sampai kapan Lea akan terus ditindas dan dipandang rendah oleh orang lain, yang bisa ia lakukan hanya diam dan pasrah menerima semuanya.
Satu lagi doa in mereka dapet karma, engga weh becandaaa.
Lea tersenyum tipis merasakan hembusan angin yang menyapu wajahnya dan menerbang-nerbangkan rambut pendeknya.
"Hawanya enak deh kalo buat bobo"
"Bobo aja dehh"gumam Lea dan merebahkan badannya dikursi taman yang lumayan panjang lalu memejamkan matanya menikmati semilir angin.
Mungkin setelah ini dia akan berurusan lagi dengan Bucin.
___________________
23-03-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Leanna Carroline[END]
Teen Fiction[terbit dalam bentuk e-book] Tentang Leanna Carroline sigadis yang hidup sebatangkara yang mandiri dengan segala sifat polosnya. Membuat Lea dikelilingi oleh orang-orang yang possesif dengannya. Bagaimana jika sebuah keluarga tiba-tiba mengangkatny...