"Bagaimana Arga? ada rekaman CCTV terakhir Baby di ruang rawatnya?"tanya Darel dengan air muka lelahnya.
Setelah menenangkan Lisa tadi, Darel menyuruh Lisa dan Oliv untuk beristirahat. Vio, Vano dan Gafin sudah terbangun dari pengaruh biusnya berbeda dengan Liam, Alvin, dan Richard yabg masih pingsan, awalnya mereka kira mereka bertiga hanya dihajar namun ternyata salah, ada beberapa luka tusukan ditubuh mereka.
Arga mengacak rambutnya frustasi."Tidak ada Dad, semua rekaman CCTV hari ini sudah dihapus."
Darel mengepalkan tangannya.
"Kita cek dihandphone Baby."celetuk Zavier.
"Kau benar Zavier."
Darel segera mengambil handphone Lea, namun sayang handphonenya mati.
"Dad, biar Arka cas dulu handphonenya"ucap Arka dan merebut handphone dari tangan Darel.
Darel menghembuskan nafasnya kasar dan menenangkan emosinya yang membuncah.
"Suruh para detektif terhebat untuk mencari putriku, John!!"ucap Darel dingin kepada John yang ada disebelahnya.
"Baik tuan."
John sedikit membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Darel sendirian disana.
"Akan kuambil Lea darimu Alarick, saya tau kau lah yang mengambil putriku. Tunggu saja, akan kuambil sesuatu yang sudah menjadi hak milik keluarga Alexander."
Darel kembali mengepalkan tangannya dengan mata berkilat tajam.
🍁🍁🍁
Malam hari ini Lea disuruh tidur bersama dengan Alarick dan Alice, awalnya Lea menolak namun Alice memaksanya jadi Lea hanya bisa mengiyakannya.
Lea duduk merenung diatas ranjang milik Alarick dan Alice.
Alarick dan Alice tengah dilantai bawah, entah apa yang keduanya lakukan yang Lea tau keduanya hanya mereka akan membahas sesuatu dengan Martin-Grandpanya.
"Mommy pasti sedih sekarang."gumam Lea dengan menatap kosong kedepan.
"Seharusnya Lea tolak ajakan Daddy Al."lanjut Lea dengan meremas selimut tebalnya.
Mau bagaimanapun semuanya sudah terjadi, Lea tidak bisa apa-apa sekarang, ia hanya gadis lemah yang rapuh.
Lea mendongakkan kepalanya saat mendengar pintu kamar terbuka, disana Alarick dan Alice masuk kedalam kamar.
Alice tersenyum lembut dan mendudukkan dirinya disebelah kanan Lea, sedangkan Alarick disebelah kiri Lea.
"Haii Baby, kenapa belum tidur?"tanya Alice seraya mengelus pucuk kepala Lea.
"L-lea belum minum susu."cicit Lea pelan. Tentu Lea berbohong setelah makan malam tadi ia sudah minum satu gelas susu coklat.
"Kamu mau lagi? Yaudah Bunda buatin sebentar ya.."girang Alice dan beranjak dari duduknya.
"Sayang biarkan pelayan yang membuatkannya, kamu cukup temani Baby disini."
"Gamau mas, aku maunya buatin yang spesial untuk Babykuu."
"Oke fine, tapi jangan sampai terluka!"
"Sepertinya besok dapurnya harusku pindah kesebelah kamar."batin Alarick.
"Iya mas iyaa"jengah Alice saat sifat possesif Alarick keluar. Padahal dirinya hanya akan membuatkan Lea susu coklat tapi Alarick selalu berlebihan tentangnya.
Alice akhirnya keluar menyisakan Alarick bersama Lea.
"Berbaringlah Baby."titah Alarick.
Lea menurut dan membaringkan badannya diranjang. Alarick ikut merebahkan badannya disebelah Lea dan memeluk tubuh mungil Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leanna Carroline[END]
Teen Fiction[terbit dalam bentuk e-book] Tentang Leanna Carroline sigadis yang hidup sebatangkara yang mandiri dengan segala sifat polosnya. Membuat Lea dikelilingi oleh orang-orang yang possesif dengannya. Bagaimana jika sebuah keluarga tiba-tiba mengangkatny...