"wallahi, mas benar-benar tidak rela saat kamu memperlihatkan lekuk tubuh, rambut, paha, dan leher kamu kepada yang lain, jagalah auratmu untuk kedua orang tuamu, untuk mas, dan untuk suami kamu kelak" — Gus Azam.
Typo bertebaran bestiwww
****
Di dalam kamar anindya sudah lemas, dapat di pastikan keluarganya marah, apalagi gus azam, tidak bisa nih begini dia, mana dosennya juga ngambek, sekarang masnya lagi, ya allah banyak banget cobaan buat anindya.
Setelah mondar-mandir di kamar, lalu seseorang membuka pintu kamarnya dengan wajah datar, dan menghempaskan laptop yang terlihat masih baru, dan tidak pernah dipakai.
"Pakai, itu mas beli beberapa hari yang lalu, awalnya untuk mas mengajar, tetapi tidak jadi, kalau kamu tidak mau dan maunya yang lebih baru mas akan belikan yang lebih baru lagi" ujarnya dengan datar.
"Anin minta maaf" cicit gadis itu.
"Kerjakan skripsi kamu, mas akan bantu jika kamu kesusahan" alih-alih membalas permintaan maaf dari anindya, gus azam malah mengalihkan pembicaraan.
Saat hendak pergi, anindya menahan tangan gus azam "Mas, dengerin anin dulu"
"Dengerin apalagi anindya!" tegas gus azam, suaranya sekarang lebih naik, hingga yang di luar juga bisa mendengarnya dan kaget.
Anindya berjingkat kaget, tetapi dia berusaha menormalkan detak jantungnya, lalu melepas genggamannya dari lengan gus azam.
Anindya menggigit bibir bawahnya, lalu mengeluarkan suaranya yang bergetar "Maaf" lirihnya.
Gus azam menghela nafasnya, lalu mengusap wajahnya gusar, ya allah maafkan dirinya jika sampai menyakiti hati adiknya sendiri, bukan ini yang dia mau, dia mau adiknya berubah dan bisa mengerti.
"dua puluh tiga tahun kamu hidup anindya, jauh dari jangkauan mas, jauh dari abi dan umi, jauh dari kami semua, mas biarkan kamu bergaul sesuka hati, karena mas fikir kamu memang membutuhkan itu untuk pertumbuhan, dan sepertinya kamu tahu batas-batasan, dan kamu bisa mengerti ini semua" jelasnya.
"Dua puluh tiga tahun, mas biarkan kamu, mas hanya bisa bertanya dari sini 'anindya bagaimana hari ini?' atau 'dia hari ini bahagia engga?' 'makan apa anindya?' , dan sekarang kamu sudah di sini, dan sekarang kamu tanggung jawab mas, semua tentang kamu tanggung jawab mas, mas hanya meminta kamu berpakaian sopan"
"Aku kaget, makanya gak sempat pakai baju yang bener, yang aku fikirin skripsi aja, aku biasanya tidur pake baju kaya gitu"
"Saat tidur maupun saat tidak tidur, seharusnya kamu bisa memakai baju yang lebih bagus dan sopan, Ini pondok pesantren bukan asrama sekolah-sekolah internasional, bukan asrama kampus" tegasnya.
"wallahi, mas benar-benar tidak rela saat kamu memperlihatkan lekuk tubuh, rambut, paha, dan leher kamu kepada yang lain, jagalah auratmu untuk kedua orang tuamu, untuk mas dan untuk suami kamu kelak" nasihat gus azam.
Gus azam mendekat dan memeluk adiknya, lalu mengelus rambut adiknya dan mengecupnya lembut "Kerjakan skripsinya, mas azam dan gue arfin akan bantu" bujuk gus azam.
Anindya mengangguk, lalu membuka laptop tersebut, "Yahh ulang dari awal lagi" lesunya.
"SEMANGATT BESTIEWWW" teriak gus arfin dari luar.
![](https://img.wattpad.com/cover/296359231-288-k277812.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJADAH CINTA
Teen FictionAnindya faeqa al-azam, cewe tengil dan jauh dari kata anggun, padahal dia itu anak dari gus dan cucu dari seorang kyai. Jangan kira anindya juga menggunakan jilbab, salah besar. Gadis itu tidak tumbuh dari lingkungan pesantren milik keluarga, anindy...