5] Anindya Anak Buangan.

3K 249 9
                                    


"Semua orang tua pasti mau anaknya menjadi yang terbaik, jaga harga diri papa dan mama, jaga nama baik keluarga kita, papa dan mama selalu mendoakan kamu" - Papa.

Typo bertebaran bestiwww

******

Setelah sholat subuh, dan beberapa para santri pergi ke sekolah, dan para anak-anak yang lain juga pergi kuliah, hanya anindya dan beberapa santri yang masih di asrama, di karenakan ada yang sudah lulus dan menjadi kaum skripsi juga.

Dan eyra, gadis itu sedang ke kampusnya, karena eyra belum masuk ke dalam tahap skripsi, masih banyak yang harus dia selesaikan, dan rapikan dalam nilai-nilainya.

"Bosen gue ya allah" keluhnya.

"Ekhem .... "

Anindya menoleh, disana ada gus abyan sedang menunduk dengan wajah datarnya, anindya sekarang sedang di gazebo ndalem.

Anindya tersenyum "Eh gus abyan"

"Apa kabar gus?"

"Waalaikumsalam ning" sindirnya.

Anindya cengengesan "Eh iya, assalamualaikum gus abyan yang ganteng, sholeh dan baik" godanya.

Gus abyan malah memalingkan wajahnya dan mengucapkan istigfar "Bisakah kamu menjaga lisanmu?"

"Saya, saya ke sini untuk mengucapkan terimakasih kembali untuk sajadah yang kamu pinjamkan kepada saya, sajadahnya masih di cuci" ujarnya.

Senyuman anindya semakin mengembang sekarang, wah-wah baru kali ini dia menemukan orang yang tahu terimakasih setelah keluarga dan sahabatnya.

"Sajadahnya buat gus aja" ujarnya.

"Tidak, itukan punya kamu"

"Gak papa, anggap sebagai ucapan perkenalan dari saya" ucapnya antusias.

Baru saja gus abyan akan mengeluarkan suara tetapi teriakan dari mamanya membuat keduanya menoleh "ANINDYAA!! MASUK DULU NAK SEBENTAR" teriak mamanya.

Anindya mengangguk cepat "Yaudah gus, saya ke dalam dulu" ucapnya lalu berlari, dan masih dengan senyuman hangatnya.

Saat anindya sudah menghilang dari sisi dan hadapannya, senyumnya yang tadi dia tahan seketika mengembang, sembari dia menggigit bibir bawahnya.

"Masyaallah ya rabb" gumamnya.

"Kebaikan apa yang hamba lakukan, hingga bertemu dengan gadis lucu seperti beliau?" batinnya.

Tetapi sesaat setelahnya dia tersadar dan mengucap istigfar "Astagfirullah, apa yang saya lakukan" lirihnya, lalu pergi dari halaman ndalem.

***

Di dalam anindya sudah terisak "Mama sama papa serius mau ninggalin anin sendirian?!!"

Gus arfin menonton drama adiknya dengan mengupas buah apel di sana. Adiknya yang satu itu memang sangat penuh drama.

Sedangkan si gadis melow-syakila ikut merasa sedih, dan mas azam hanya menatapnya dengan tatapan hangatnya, biarkan saja dulu adiknya drama, karena ini adalah drama terakhir untuk adiknya menangis-nangis kepada orang tuanya.

SAJADAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang