prolog

989 111 3
                                    

Rapuhnya tak terlihat, itu tandanya di balik sosoknya yang terlihat kesulitan dia tak sekalipun menyatakan gagal dalam bertahan. Sebenarnya teramat rapuh tapi tersembunyi dengan sangat rapih.

Jeongwoo pernah mengalami masa-masa paling tersulit dalam hidupnya. Dia menderita penyakit keras, yang mengharuskannya berobat ke luar negri dan terpisah dengan kembarannya. Kepergiannya keluar negri hanya berharap akan kesembuhan. Namun, di rasa semuanya sia-sia Jeongwoo memaksa kedua orangtuanya untuk kembali ke tanah kelahirannya sekaligus di mana dia menetap. Jeongwoo tidak ingin terlalu lama meninggalkan kembarannya itu.

Padahalkan sudah lama sekali terpisahkan, Haruto selalu merindukan Jeongwoo setiap harinya. Berharap akan kepulangannya, dan mendengar pernyataan jika dia sudah sembuh.

Jeongwoo tidak memberitahukan apapun mengenai penyakitnya. Dia hanya akan tersenyum jika ditanyai apa yang membuatnya pergi ke luar negri itu. Haruto yang merasa lebih baik mempercayai pertahanan Jeongwoo melepaskannya dengan mudah.

Dan kemudian bertemu kembali dengan kebohongan yang telah sengaja diperbuat. Jeongwoo tidak punya pilihan lain, dia sengaja berbohong. Karena menurutnya ini cara yang terbaik agar tidak ada kekhawatiran apapun dari Haruto.

Jika itu sebenarnya sama saja melukai dirinya sendiri, Jeongwoo memang mengakuinya. Dia tidak pandai caranya memahami dirinya sendiri, apalagi menghargainya. Tapi sebisa mungkin, yang dia utamakan adalah kebahagiaan sang kembaran.

"Kau sudah benar-benar sembuh kan?" tanya Haruto setelah memeluk sepuasnya Jeongwoo tadi.

"Kalo aku belum sembuh kenapa juga aku pulang, aku pulang ke rumah karena aku memang sudah sembuh. Kau harus mengingat perkataanku waktu itu, aku akan kembali jika benar-benar sembuh."

Haruto tersenyum bangga, dia yakin sekali Jeongwoo pasti bisa menangani semua rasa sakitnya sendirian. Sementara tanpa Haruto sadari akan sesuatu, kedua orangtuanya menatap dengan sangat iba. Mereka mengetahui apa yang telah terjadi, yang telah Jeongwoo katakan bukanlah sebuah kebenaran.

Namun, apa boleh buat. Yang dilakukannya semata-mata untuk kebahagiaan Jeongwoo. Anaknya tidak mampu bertahan terlalu lama, dokter saja sudah menyerah untuk menangani penyakit Jeongwoo. Mau di bawa ke manapun yang ada hanyalah kalimat penyudahan, mereka menyerah dan takut jika Jeongwoo akan memburuk jika tetap memaksakan menjalani operasi.

"Kita harus tumbuh besar bersama, Jeongwoo!" Seru Haruto dengan begitu antusias.

Senyuman milik Jeongwoo palsu, dia kembali bukan untuk menjemput kebahagiaannya. Melainkan membantu seseorang yang berharga dalam hidupnya dibahagiakan.

Karena manusia hanya bisa menjalani tanpa bisa menebak apa yang terjadi nantinya. Wajar jika mereka akan kecewa setelah yang di lalui tidak terasa memuaskan. Karena memang bukan itu yang di inginkan.

 Karena memang bukan itu yang di inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC
Nah ini book kedua tentang Hajeongwoo. Yang aku usahain punya part sedikit panjang ya  Kasih banyak cinta ya, kalo cuma ada beberapa mungkin aku bisa nyerah duluan sih 🥀(◠ᴥ◕ʋ)

 Yang aku usahain punya part sedikit panjang ya  Kasih banyak cinta ya, kalo cuma ada beberapa mungkin aku bisa nyerah duluan sih 🥀(◠ᴥ◕ʋ)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Power Flower[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang