Meskipun pada akhirnya semua orang akan kehilangan juga, tidak ada salahnya menjaga sesuatu yang berharga. Bahkan memperlakukannya dengan sangat layak, seakan-akan dia tidak pernah kesakitan. Sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan, tanpa perlu berpikir esok hari barangkali sudah saatnya pergi.
Jeongwoo bersyukur karena dia dilahirkan dari keluarga yang sangat mempedulikannya, dan juga berada di lingkungan yang mempersilahkan dirinya untuk berbagai kapan saja. Selayaknya power flower, Jeongwoo dapat kuat oleh sebuah kekuatan dari bunga-bunga yang di sukainya. Awalnya Jeongwoo bukan penyuka bunga, akan tetapi melihat bunga yang indah bermekaran. Jeongwoo melupakan rasa sakitnya, dan berharap tetap hidup untuk menyaksikan para bunga bermekaran dengan indah dari sebelumnya.
Hidup ini penuh akan makna nya kan? Mungkin Jeongwoo tidak diharuskan berputus asa sekalipun akan diperlihatkan kematiannya terlebih dulu. Selagi masih hidup, dan menghembuskan napasnya secara bebas. Itu tandanya Jeongwoo bisa melakukan banyak hal.
Seperti bermain bersama-sama seseorang yang bisa memberikan kebahagiaan padanya, menikmati bunga-bunga bermekaran. Memotret senja, dan membuat album untuk dijadikan sebuah kenangan.
Jika dia benar-benar pergi, setidaknya ada sesuatu yang tertinggal. Agar seseorang yang ditinggalkannya nanti dapat merasakan kehidupan Jeongwoo lewat album miliknya itu.
"Jeongwoo, kau buat album? Coba aku liat," ucap Jaehyuk segera duduk di dekat Jeongwoo.
Tanpa persetujuan mengambil alih pula album milik Jeongwoo. Dan membuka dengan perlahan dari setiap isi album tersebut, di dalamnya terdapat beberapa foto senja. Dan juga pemandangan. Tidak ada foto mereka bersama-sama, bahkan foto Jeongwoo sendiri.
"Kenapa cuma foto pemandangan?" tanya Asahi yang entah sejak kapan sudah berada di dekat mereka.
Karena terkejut, Jeongwoo dan Jaehyuk replek memukulnya. Tapi, Asahi justru masih berekspresi sama. Dia bahkan tidak mengatakan apapun, apalagi untuk kesal karena sudah mendapatkan pukulan secara tiba-tiba itu.
"Karena aku kepengin ngebuat album, di mana di dalamnya itu menjelaskan perjalanan kita kak. Lihat foto senja ini," tunjuk Jeongwoo pada foto senja yang di potretnya.
Asahi dan Jaehyuk memperhatikannya dengan terkagum-kagum, hasil jepretan dari Jeongwoo nyatanya sebagus ini. Mereka berpikir Jeongwoo tidak ahli dalam hal semacam itu, tapi ayolah akui saja jika anak itu berbakat juga. Atau mungkin pemandangan senja nya yang terlihat indah.
"Ini waktu kapan?" tanya Asahi yang mendadak di buat penasaran.
"Em kalo enggak salah pertama kali kita ke taman, aku sengaja ngefotoin nya. Karena waktu itu juga aku berpikiran bisa aja besok mati, makannya kepengin nyimpen buat kenangan-kenangan."
Jawaban dari Jeongwoo sangat menyakitkan untuk di dengar. Rasanya sesak sekali, nyaris tidak dapat bernapas dengan normal. Jaehyuk menatap dengan sedih, dan kembali membuka album tersebut untuk menatap beberapa foto yang di dalamnya. Yang di susun dengan sangat rapi sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Power Flower[✓]
FanfictionSebuah bunga yang menjadi sumber kekuatan untuk Park Jeongwoo yang tak punya banyak kekuatan dalam hidupnya. Yang hampir menyerah, lantas mencoba untuk terus-terusan kuat demi kebahagiaan. Bunga yang indah, benar-benar membantu Jeongwoo. Setidaknya...