10. [ Nakal ]

36.6K 3.2K 92
                                        

Di tinggal satu hari udah 16k aja😭
Makasih banyak, dan maaf kemarin gak bisa up.



"Bagaimana?" Sky menatap harap cemas pada matheo yang sedang memeriksa hasil latihan menghitung nya.

Matheo menaikan kaca mata yang sedikit melorot di hidung bangir nya. "Masih kurang tepat, kerjakan lagi."

Sky menatap lembaran kertas yang kembali di taruh matheo di atas meja belajar. "Ah tidak mau, om theo memberi soal sangat sulit."

"Kamu baru gagal dua kali, perbaiki lagi."

Sky tetap kekeh tidak mau, ia beranjak dari kursi lalu menghempaskan tubuh ke kasur milik nya. "Sky, sudah lelah."

Matheo mendekat ke arah anak itu. "Ini belum satu jam, sky."

"Tapi sky benar-benar lelah."

Theo menarik lengan kecil sky sampai anak itu kembali terduduk di bibir kasur. "Jangan berbohong, itu hanya alasan mu saja kan? kalau kamu tidak mau om bisa saja menelfon tuan cavero." Ucap nya di akhiri ancaman.

Bibir sky melengkung ke bawah sedikit bergetar. Mata nya sudah berkaca-kaca. "Sky tidak pernah berbohong, hiks.."

Matheo memijit pelipis nya frustasi. Bukan nya menuruti, sky malah menangis. Ia memeluk tubuh kecil itu sambil mengusap punggung nya pelan.

"Baiklah, kamu boleh istirahat dulu. Jangan menangis anak tampan."

"Hiks.. Susu." Sky menggosok mata nya yang sudah memerah, hidung nya pun begitu.

"Susu? Kamu ingin minum?" Matheo menjauh kan tangan sky. "Jangan lakukan seperti itu, nanti perih."

Sky mengangguk kan kepala nya berkali-kali dengan wajah yang sudah berantakan karena air mata. Matheo ingin sekali menggigit pipi yang ingin tumpah itu, namun ia tidak punya nyali.

"Tapi om tidak tahu takaran susu yang biasa kamu minum."

"Om gavin, tau." Sky menarik cairan yang ingin keluar dari hidung nya. Matheo yang melihat itu langsung mengambil tisu dan membersihkan nya.

"Om theo memanggil dokter Gavin dulu. Kamu tetap disini jangan kemana-mana oke?"

Sky mengangguk pelan, setelah itu theo pergi tanpa ada rasa curiga sedikit pun.

"Seperti iklan televisi saja, sky akan kemana-mana hehe.."

Sky turun dari kasur lalu berlari kecil ke arah balkon. Posisi kamar sky berada di lantai 2 dekat dengan sebuah pohon mangga tinggi nya sekitar 12 meter.

Sebenarnya sudah lama ia ingin buah dari pohon itu, tapi karena takut pada cavero ia mengurungkan niat nya.

Sky berpegangan pada pembatas besi balkon. Kaki nya perlahan menapak di dahan pohon yang berukuran sedang.

"Tinggi." Gumam nya pelan saat menatap ke tanah.

Sedikit demi sedikit dengan penuh kehati-hatian sky berhasil berpindah tempat. Memeluk erat batang pohon yang lumayan besar, sky mengucap syukur dalam hati.

Sky tidak takut ketinggian, namun otak nya masih bekerja, jika ia jatuh bukan tidak mungkin tubuh nya akan sakit.

"Sky, ini_

.... Sky kamu di mana?"

Terdengar suara dokter gila dari dalam kamar. Sky menepuk pelan jidat nya sendiri. "Sky lupa tutup pintu balkon," Batin nya.

SKY TRAPPED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang