14 (⚠⚠)

10.8K 685 45
                                    


Sebelum baca diusahakan tarik napas dulu lalu buang lagi ya :)


























Karena Renjun yang tidak mau diajak keluar, mereka menghabiskan waktu di kamar berdua, berbaring diatas ranjang yang sama sambil bertukar cerita.

Haechan menatap Renjun sambil tersenyum lebar kemudian mengecup bibir pink milik Renjun, tidak hanya sekedar mengecupnya tapi juga melumatnya.

Renjun merasa Haechan mulai binal, laki-laki itu sengaja memasukkan lidahnya ke dalam mulut Renjun.

Suhu mulai panas padahal nyatanya sedang dingin. Haechan mengubah posisi nya jadi mengungkung Renjun dan kembali meraup bibir itu dengan rakus.

Tangan besar Haechan merayap masuk ke dalam piyama Renjun, menyentuh perut Renjun yang rata dan halus itu.

Renjun menggeliat karena geli, lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Haechan.

"Chan..." suara Renjun saat Haechan melepaskan tautan bibir mereka, Haechan tersenyum mendengar panggilan Renjun yang terdengar lebih lembut dari biasanya.

"Yes, darling?"

Wajah Renjun bersemu, matanya tidak mampu menatap Haechan yang berada diatasnya lama-lama.

Haechan terkekeh lalu menyingkirkan sebagian rambut Renjun yang menutupi wajah laki-laki itu.

"Wanna play with me, sweetie?" tanya Haechan.

"Um..."

"Tenang aja, gue gak bakal main kasar kok."

"Tapi, sekolah... um, gimana? Kita masih sekolah, Chan."

"Lulus kita nikah."

Renjun terdiam beberapa detik sampai akhirnya mengangguk membuat Haechan kembali tersenyum dan mencium bibir itu lagi.

Satu tangannya sibuk membuka satu-persatu kancing piyama Renjun. Setelah piyama itu terbuka, tiba-tiba Renjun mendorong tubuh Haechan.

Haechan sempat terkejut dengan perlakuan Renjun. Namun kata-kata yang dilontarkan Renjun selanjutnya membuat Haechan tersenyum.

"Let me start." Renjun merangkak ke atas tubuh Haechan dan mencium bibir laki-laki di bawahnya.

Kedua tangan Haechan sibuk mengelus punggung Renjun yang lembut, sesekali mencengkram pinggang Renjun yang ramping.

"Wait." sela Haechan yang membuka baju nya dan kembali menarik Renjun, menyuruh Renjun untuk duduk di pangkuan nya.

Sebelum pada intinya, Haechan ingin mempuas-puaskan melakukan ini bersama Renjun. Saling mengecup menyalurkan rasa cinta masing-masing.

Renjun melepaskan tautan mereka, menyuruh Haechan untuk berbaring lagi. Sebab sejak awal Renjun ingin memulai lebih dulu.

Renjun sengaja membuka seluruh pakaian nya di depan Haechan dan disitu semuanya dimulai.

Suhu semakin panas di dalam kamar itu, di dominasi oleh suara keduanya yang sama-sama merasakan sesuatu yang nikmat, sesuatu yang belum pernah mereka rasakan sama sekali.

.
.
.

Renjun memberi space untuk Haechan agar bisa mengecup setiap inci lehernya, jangan lupakan sesuatu di bawah yang masih tidak terpisahkan.

Haechan mengecup bahkan menghisap, membuat bercak merah yang sudah lebih dari lima itu tergambar di leher Renjun.

Renjun menggigit bibir bawahnya, jujur itu sedikit sakit bagi Renjun. Lebih sakit dibanding yang pernah Haechan lakukan waktu itu.

Apa mungkin Haechan melakukannya dengan penuh cinta jadi rasanya lebih sakit.

Haechan lalu menjauhkan bibirnya dari leher laki-laki itu. Kini ia menatap Renjun dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Begitu pun Renjun.

Tangan Haechan menangkup wajah itu, mengusap pipi Renjun menggunakan jempolnya.

"I love you."

Renjun mendekatkan wajahnya, menempelkan keningnya dengan kening Haechan, "I love you too."

"Lo capek gak?" tanya Haechan.

Renjun menggeleng, "Belum."

"Oke, lanjut!" Haechan membawa Renjun untuk berbaring, karena tadi Renjun sendiri yang memulai dan bermain duluan, sekarang giliran Haechan.

Seterusnya sampai keduanya tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi.

.
.
.

Pagi ini, Haechan sedang menyuapi Renjun makan. Semalam mereka hanya tidur sekitar 3 jam. Kemudian mereka mandi bersama, di kamar mandi Haechan tadinya hampir melanjutkan kegiatan semalam tapi dia juga kasian pada Renjun yang tampak kelelahan.

Sebagai balasan, Haechan membeli makanan tadi menggunakan mobilnya. Dan sekarang ia menyuapi Renjun.

"Maaf, ya."

Renjun menatap Haechan lalu tersenyum, "Gak perlu minta maaf. Gue seneng kok."

"Kalau gitu malem ini lanjut, ya?"

Renjun mengambil remote dan ancang-ancang akan melemparnya pada Haechan.

"Ampun! Iya iya gak kok, nanti lagi aja."

Renjun terkekeh dan kembali meletakkan remote nya, lalu mencium singkat pipi Haechan.

"Kok di pipi? Disini dong." Haechan menunjuk bibirnya.

Renjun menggeleng-gelengkan kepala nya walau tetap akhirnya ia mencium bibir Haechan, membuat laki-laki itu tersenyum lebar.

.
.
.


















Nyengir kan kalian hayooh :) sama sih ku juga asksldnkddb

Vote & komen

Matchmaking | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang