Chapter 09 - Masalah dihari Pertama.

238 38 1
                                    

𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐖𝐚𝐭𝐭𝐩𝐚𝐝'𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫𝐬.

📤 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐧𝐚.

📤 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧, 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐟𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧.

📤 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐨𝐣𝐨𝐤 𝐤𝐢𝐫𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐧𝐝𝐩𝐡𝐨𝐧𝐞 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐚𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐨𝐭𝐢𝐯𝐚𝐬𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢s.

Thank's and see you!

CHAPTER 09 ;
- 𝐌𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 -

Seorang gadis dengan namtage Anandara Clara terlihat duduk dimeja kantin dengan dua sahabatnya, menikmati bakso sembari sesekali tertawa dan mengobrol ria.

"Si Gala kan dulu kakaknya sekolah juga disini. Inget Kak Falen, ketua osis waktu kita kelas 10."

Clara menyimak ucapan Cicil sembari mengunyah bakso dengan khitmad. "Dia Kakaknya kak Gala?"

"Nah iya! Anehkan. Masa Kakaknya mantan ketos tapi adeknya jadi berandalan. Gak masuk banget."

"Lo jangan menyamaratakan orang, Cil. Gak semua orang bisa sama baik atau sama buruknya kayak anggota keluarganya yang lain." Caca membalas ucapan Cicil.

"Iya juga sih." Cicil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Teringat sesuatu, Cicil menatap Clara dan bertanya, "Eh, btw Ra, gue gak lihat Regal sama antek-anteknya. Pada kemana mereka?"

Clara menyeruput es teh miliknya. Menetralkan rasa pedas akibat bakso mercon yang ia makan. "Regal dilapangan basket, ada sesi latihan buat turnamen bulan depan."

Cicil mengangguk. Lagi, pandangan gadis itu bergulir menatap seisi kantin, seolah tengah mencari keberadaan seseorang.

"Lo nyari siapa lagi, sih Cil? Celingak-celinguk mulu?" Caca menatap jengah kelakuan satu temannya ini.

"Gue nyari Deruna, tuh setan gak kelihatan dari tadi, apa mungkin nempelin Regal lagi?"

"Idih Sok-sokan dicariin, nanti nongol jambak-jambakan lagi."

Cicil mendelik kearah Caca. "Tuh demit emang pantes dijambak. Lagian mentang-mentang nih sekolah punya dia bedugalan gak tahu malu! Orang kek dia, sekali-kali dibotakin rambutnya dapet pahala!"

"Tapi jangan keterlaluan, Cil. Wajar kalau Deruna marah. Tunangannya lebih mentingin cewek lain daripada dia, gue kira marahnya Deruna bisa gue maklumin." Clara tersenyum kecil kearah sahabatnya, tapi matanya yang coklat madu tidak bisa menutupi sendiri miliknya.

Berkat kalimat Clara barusan, meja itu terserang hawa canggung dan tak nyaman. Caca dan Cicil memilih lanjut makan tanpa banyak bicara lagi.

Seperti hal tabu untuk membahas hubungan Clara dan Regal secara terang-terangan. Jika dipikir lagi, Caca dan Cicil merasa sikap Deruna tidak sepenuhnya salah. Dia marah karena tunangannya punya gadis lain. Tapi itu bukan pembenaran atas apa yang Deruna lakukan. Banyak pihak yang dirugikan, terutama Clara yang kerap kali mendapatkan hal tidak mengenakan dari Deruna.

D E R U N A [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang