Chaptēr 26 - Tamu Tak Terduga.

156 13 0
                                    

Say Hello to our Runa❤

Say Hello to our Runa❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading🐸

"Mbok Runa Pulang!" Runa menutup pintu setelah memasuki apartemen, lalu menuju kesatu sudut dekat pintu untuk meletakkan sepatunya yang sedikit basah pada rak kayu disamping tempat sampah.

Tadi selepas jam tambahan berakhir, Axel dan Runa tidak bisa pulang sebab tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. Jadi keduanya memutuskan untuk menunggu dikantin dan baru bisa pulang setelah hujannya reda. Jadi selanjutnya, saat mobil Axel tiba di apartemen Runa, itu sudah lewat jam 5 sore.

Ketika hendak berlalu, matanya tanpa sengaja melihat sepasang sepatu asing dibagian rak paling bawah. Itu jenis sepatu kerja pria dewasa, dan orang akan langsung tahu pemiliknya punya selera tinggi dalam berbusana karena sepatu itu terlihat mengkilat tanpa noda atau goresan.

Setelah memperhatikan sebentar, Runa memutuskan memalingkan muka guna berjalan kearah ruang tamu. Hanya untuk dibuat terkejut kala mendapati orang tak terduga tengah duduk disalah satu sofa disana.

"Paman?"

Edward—yang tadinya duduk menunduk, tersentak kecil sebelum menoleh dan memberikan senyumnya. "Baru pulang, Run?"

Runa mengangguk ringan. "Paman sendirian? Mbok Sulas mana?"

"Keluar bentar beli gula. Tadi mau bikin kopi gulanya habis. Padahal sudah dibilangin gak papa kalau cuma nyuguhin air putih, tapi kayaknya Mbok Sulas gak bisa lega kalau tamunya gak minum kopi."

"Sini duduk, Run. Kita ngobrol sebentar." Ada senyum ramah ketika Edward menepuk pelan tempat kosong disampingnya untuk mengajak Runa mengobrol.

"Mungkin aku perlu ganti baju dulu."

"Ah," Edward mendesah pelan, teringat jikalau keponakannya baru saja pulang dari sekolah, "Yasudah sana ganti baju, abis itu makan dulu. Tadi sebelum kesini Paman beli dimsum dari toko langganan buat kamu."

Runa mengangguk, kemudian melangkahkan kaki menuju kamar untuk berganti pakaian. Sempat setelah beberapa langkah, ia menoleh sebentar kebelakang, hanya untuk mendapati kalau mata Edward masih mengikuti pergerakannya bahkan ketika Runa sudah meraih gagang pintu kamar.

Baru setelah ia masuk kekamar dan menutup pintu, air muka Runa menunjukkan perubahan. Mata madunya menajam dengan alis berkerut halus. "Kenapa dia kemari?"

Edward adalah yang pertama ia lihat setelah membuka mata sebagai Deruna. Fakta jika dia mau mengurusnya menujukkan kalau pihak lain adalah kerabat dekat yang bisa diandalkan. Tapi Runa tidak merasakan ketulusan berlebihan dari sekedar bisa diandalkan. Itu karena meski sudah mengurus garis besarnya, Runa tidak merasakan dukungan emosional atau keakraban berlebihan dari Edward.

Juga ada yang mengganggu Runa tiba-tiba. Meski hal ini sempat terpikirkan diawal-awal terbangun sebagai Deruna, ia segera melupakannya tak berapa lama karena kurangnya informasi maupun bukti. Tapi itu kembali muncul seolah membuatnya tertampar sesuatu yang ia lewatkan didepan mata. Itu adalah pertanyaan wartawan yang menyebut pelantikan Edward sebagai pemilik Azores Group yang baru. Entah darimana mereka mendapatkan informasi ini, karena tidak diberitakan atau sekedar dimuat diartikel manapun, Runa tidak bisa mendalami bahkan jika ia mau.

D E R U N A [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang