Chapter 27 - Resah dan Gelisah

126 9 1
                                    

Meet our Regal❤

Happy Reading🐻‍❄️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading🐻‍❄️

Apa yang akan kamu lakukan ketika sesuatu yang sudah kamu ingin lihat sejak lama ada didepan matamu?

...atau dalam kasus Regal, itu bukan ada-tapi terjadi dihadapannya.

"Lo balik sendiri?"

"Kenapa?"

"Mendung kayak gini, mau gue anterin pulang?"

Regal mengerutkan alis mendengar percakapan Runa dan Brian. Bahkan dengannya atau yang lain, Brian tidak pernah memiliki inisiatif untuk menjadi peduli. Jadi ketika Brian tiba-tiba bertanya seperti itu pada Runa, menjadi bingung adalah hal yang alami Regal rasakan.

Brian ini jenis manusia kaku yang sulit menaruh minat pada sesuatu atau seseorang. Meski memiliki ribuan penggemar-yang rata-rata perempuan-Brian tak pernah menujukan keinginan untuk menjadikan salah satu sebagai kekasih. Itu sampai membuat Bagas dan Rey heran hingga berteori kalau Brian mungkin saja sudah menyimpang dari kodratnya. Tapi tentu ini cuma candaan belaka.

Adapun Regal sebagai teman, cuma berharap yang terbaik untuk Brian. Dia tahu seberapa sulit hidup sahabatnya itu, jadi pikirnya, akan bagus kalau Brian memiliki pacar yang bisa mendukungnya dibelakang punggung. Tapi saat tiba masanya ia melihat sikap tak biasa Brian pada seorang perempuan, malah Regal yang menjadi tidak biasa-biasa saja. Itu tanpa diduga membuatnya menjadi kesal.

Padahal Regal harusnya senang kan? Brian mulai membuka diri pada seorang perempuan-meskipun secara tidak terduga itu adalah Runa. Toh dia dan Runa sudah sepakat untuk tidak ikut campur urusan satu sama lain. Runa sudah tidak mencintainya dan Regal bebas berhubungan dengan Clara tanpa diganggu atau ditempeli tunangan-nya itu.

Jadi kalau Runa dan Brian menjadi dekat setelah semua ini, bukankah itu bagus? Tapi kenapa ini tidak menyenangkan dimata Regal?

"Gak perlu, Axel masih disekolah."

"Lo yakin?" Tanya Brian sekali lagi.

Runa mengangguk ringan. Selanjutnya Regal dapat melihat dua yang lain berjalan keluar dari ruangan Bu Tsania setelah sempat berpamitan lebih dulu. Baru ketika punggung Runa dan Brian tertelan pintu, decakan kesal keluar dari mulut Regal.

"Bu, masa Brian sama Bu Boz boleh pulang duluan sih? Kita kapan?"

"Menurutmu kenapa, Gas?" Bu Tsania balik bertanya tanpa mengalihkan mata dari laptop dipangkuan-nya. "Mereka sudah kelar presentasi, pendalaman materi juga sudah selesai, Makalah pun sudah jadi. Kalau gak pulang mau ngapain lagi? Nungguin kalian bertiga gitu? Coba tanya Brian sama Deruna, sudi gak mereka?"

"Tapi, Bu!" Giliran Rey yang membuka mulut. "Mendung loh, Bu. Nanti kalo hujan gimana dong?"

"Lah emang sekarang kamu ada dimana?"

D E R U N A [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang