chapt 64

5.9K 717 158
                                    

Guys! Aku kembali, makasih banget yang udah nunggu MY FEELINGS update. Aku seneng kalo kalian excited nunggunya, dan aku juga bahagia kalo kalian suka cerita ku. 🥺

Jangan lupa komen yaa ayanggg & vote. Love u 🥰💛🖤 Hari ini double update! Pasang alarm kembali di jam 19:00 WIB!!!

***

Malam itu juga menjelang pagi Lisa dilarikan kerumah sakit, Jennie terus menangis hingga matanya begitu sembab dan memerah. Ia menyesali semuanya, walau ia tahu penyesalannya ini sekarang sia-sia. Bak nasi yang sudah menjadi bubur dan kaca yang sudah hancur berkeping-keping.

Malam itu alunan suara ambulans berseteru, ambulans itu membawa seseorang yang sedang berjuang dengan hidup dan matinya, dengan membela jalan dibawah langit yang begitu gelap, angin yang begitu terasa sangat dingin menyentuh kulit-kulit Jennie. Hatinya sakit, Jennie terus memeluk Lisa yang terbaring di atas brankar ambulans. Air mata Jennie jatuh tepat di wajah Lisa, pakaian Jennie bahkan tangan Jennie penuh dengan darah Lisa yang membekas

‘Tuhan ... Tolong, buat hidup Lisa lebih lama lagi, tolong. Aku masih sangat membutuhkannya, tolong Tuhan ... Sekali ini saja, kabulkan doa ku untuk Lisa, jika kau mengambil Lisa untukku, ambil juga nyawaku. Jangan, jangan lagi untuk memberi kesakitan pada Lisa. Kuatkan Lisa untuk menghadapi ini, untuk hidup, untuk memulai hidup kembali.’

Sakit, rasanya begitu sakit yang Jennie rasakan sekarang. Ia sadar bahwa ia istri yang begitu bodoh, bodoh karena tidak mempercayakan ucapan Lisa, menyakiti hati Lisa begitu dalam. Rasanya, Jennie malu untuk bertemu Lisa jika Lisa membuka matanya nanti, sudah terlalu banyak ia memberi rasa sakit pada Lisa. Seharusnya Lisa bisa mendapatkan seseorang yang bisa membuatnya bahagia, bukan membuatnya sakit.

***

Sesampainya dirumah sakit, tubuh Lisa langsung dipindahkan ke brankar rumah sakit untuk menuju ruangan IGD. Yang akan menjadi rumah kedua bagi Lisa untuk beberapa bulan mungkin beberapa tahun kedepan, tempat ini akan menjadi saksi jika Lisa akan berjuang keras untuk hidup.

Seluruh Suster membawa Lisa, Jennie mengikuti Lisa dengan tangisan yang begitu besar. Saat sudah sampai didepan ruangan IGD, tubuh Jennie ditahan oleh seorang Suster. Jennie tidak diperbolehkan masuk, karena takut untuk mengganggu konsentrasi Dokter,  karena keadaan Lisa sudah begitu sangat kritis harus dilakukan penanganan medis secepatnya.

Jennie mengalah, ia menunggu dibangku yang berada didepan ruangan. Suster juga menutup rapat-rapat pintu hingga gorden, Jennie menundukkan kepalanya, kedua tangannya menutupi wajahnya. Air matanya sama sekali tidak berhenti

Chitthi dan Marco berlari menghampiri Lisa dengan wajah penuh cemas air mata mereka juga jatuh begitu saja, mereka melihat ruangan Lisa yang sudah tertutup rapat. Chitthi melihat Jennie yang sama sekali tidak menyadari kehadirannya, Chitthi dapat merasakan penyeselan yang sekarang Jennie sedang rasakan. Marco memberi kode pada Chitthi untuk menenangkan menantunya, Marco sudah mengetahui semuanya bahwa Jennie hanya terpengaruh ucapan oleh Mommynya sendiri

Jennie tidak sepenuhnya bersalah, ia hanya terpengaruh dan tercuci otaknya. Chitthi dan Marco duduk di samping Jennie, membuat Jennie berada di tengah antara mereka. Chitthi dan Marco menepuk-nepuk pelan bahu Jennie, membuat Jennie tersadar dan membuka wajahnya dari kedua tangannya.

Ia menyadari kehadiran Chitthi dan Marco, Jennie langsung duduk dibawah lantai dan  menunduk kepada Chitthi dan Marco, Jennie bahkan mencium tangan Chitthi dan Marco secara bergantian.

MY FEELINGS ( JENLISA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang