Juste Vous -27

1.4K 23 1
                                    

"Jika kau tidak bisa merawat cucuku berikan padaku!"

BUGH!

BUGH!

Pria paruh baya berkepala 6 itu masih memukuli anaknya membabi buta, wajahnya merah padam dengan urat - urat yang menonjol.

"Sakit papa." Ampun Reyhan yang sudah terkapar tak berdaya, bagaimana tidak setelah makan malam tadi Seluruh lelaki keturunan Maxwell berkumpul di tempat tersembunyi dengan alasan pekerjaan.

"Bajingan! Kau memang kaparat tidak becus merawat cucuku!"

BUGH!

Sekali lagi pukulan telak diberikan pada Reyhan. Reyhan tidak melawan karena ia mengakui ia salah. Ia tidak becus dalam mengurus seorang anak dan cucu kesayangan seorang tetua di keluarga Maxwell berarti tugas Reyhan berlipat ganda karena Zee cucu perempuan satu - satu nya dan berlian bagi mereka semua

Jika kalian berfikir bagaimana bisa Regan yang berjalan mengunakan tongkat dapat memukul membabi buta. Yups ... Regan hanya bersandiwara didepan semua anak cucunya.

"Sudah Opa, kasihan Om Rey." Keenan yang sedari tadi melihat akhirnya angkat tangan  merasa iba dengan paman nya ini biasanya Reyhan yang menghajar seseorang sekarang ia yang di hajar tanpa bisa melawan.

"Kamu jangan ikut campur! Diam dan lihat!" Murka Regan dengan menunjuk keenan.

"Berikan. Zelena. padaku!" Ucap Regan penuh penekanan, Reyhan kalang kabut dan bersujud dikaki Regan dengan isakan yang membasahi pipinya.

"Tidak papa, Rey mohon maafin Rey hiks ... Zee anak Rey, Rey bisa mengurus Zee dan memberikan kebahagian yang berlipat untuk putriku hiks!"

"Whatever!" Lalu menendang Reyhan membuat cengkeraman dikaki Regan terlepas.

"Jika om Rey bisa menjaga dan merawat Zee dengan benar Zee tidak akan seperti ini! 2 tahun Zee menyembunyikan penyakitnya lalu om Rey kemana?! Om Rey berfikir jika semua yang om Rey beri sudah memberi kebahagian dan rasa kasih sayang yang berlipat! 2 tahun bukan waktu yang sebentar. 2 tahun dilewati Zee, gadis dibawah umur dengan sendirian tanpa sosok pelindung dan penopang dalam dirinya!" Moreo angkat bicara cukup kesal dengan tingkah paman nya ini.

Reyhan terdiam memang ia akui ia salah....

Austin melangkah maju dan jongkok didepan Reyhan dan menyeringai "Kita simpulkan saja jika Zee memang belum dekat dengan tua bangka ini!"

BUGH!

Sekali lagi Reyhan mendapat pukulan yang tidak main - main seluruh tulang dan tubuhnya seakan remuk dan mati rasa tidak tahan dengan serangan keturunan Maxwell yang tidak main - main.

"Mami, papi kemana?" Tanya Zee yang sedari makan malam tadi semua saudaranya tidak berada dihadapannya cukup lama.

Reina menoleh ia bingung harus menjelaskan bagaimana sebenarnya Reina tahu apa yang akan diperbuat mereka semua pada suaminya.

"Mereka sedang membahas pekerjaan sayang."

"Kenapa, tidak biasanya?"

"Mami kurang tahu." Zee menatap mami nya penuh curiga terlihat jelas mami nya sedang berbohong.

"Zee mau ke toilet." Ijin nya dan disetujui Reina. Berbohong ... Zee akan mencari papi nya sedari tadi perasaan nya tidak enak seperti terjadi sesuatu pada Cinta pertamanya.

Zee menyusuri lorong panjang semakin ke dalam akan semakin gelap, Zee dibuat merinding dan Zee baru tahu tentang ruangan ini sangat sunyi, gelap dan pengap.

Zee semakin berjalan masuk jalan nya buntu tapi Zee samar - samar mendengar suara dari sebelahnya, Ruangan yang tertutup.

Langkahnya pelan agar tidak menimbulkan suara, ia melepaskan heels nya agar tidak menimbulkan suara dan ia tempelkan Telinga nya pada pintu kayu yang terlihat sangat gelap.

"Zee an-anak ku, darah daging ku, Zee hak ku aku ya-yang berhak mengaturnya buk-an kalian!" Bantah Reyhan dengan napas yang tersengal - sengal.

Zee mendengar suara papi nya dengan lirih, Zee dapat merasakan saat papi nya berbicara terbata - bata.

Zee membuka ganggang pintu itu sedikit untuk melihat keadaan didalam napasnya tercekat saat melihat papi nya tergeletak tak berdaya dan yang paling mengejutkan seluruh saudara dan opa nya berada didalam mengerumuni papi nya.

Mata Zee sudah meneteskan air mata lalu menghapus nya begitu kasar ia tidak boleh lemah dalam situasi ini.

Saat ingin membuka pintu lebih lebar terhenti dengan ucapan yang ia kenal dengan jelas, Moreo.

"Sejak kapan?! Zee milik semua keluarga Maxwell! Dalam keturunan Maxwell tertulis jelas dalam surat nomor 4,"

"Jika kau lupa akan aku ingatkan agar terekam jelas dalam ingatan mu, kaparat!"

"Semua Keturunan Maxwell milik bersama tanpa terkecuali hingga akhir hayat nya sampai keturunan mereka!" Isi dalam surat turun temurun nomor 4, seakan Reyhan tertampar dengan nyata hatinya semakin sakit.

BUGH!

Zee menutup mulutnya saat moreo memukul papi nya. Zee tidak kuat ia membuka pintu dengan kasar dan berlari ke arah papi nya yang tergeletak.

Semua orang menatap terkejut dari mana Zee tahu tentang ruangan ini.

"Papi hiks." Zee menangis dan memeluk papi nya erat. Zee seperti tidak mengenali Reyhan karena wajah nya tertutup dengan luka biru yang dan darah yang menetes dari setiap sudutnya.

"Sayang." Jawab Reyhan dengan lemah membalas pelukan putrinya.

Zee menatap ke arah saudaranya mengusap air matanya kasar dan menatap mereka semua dengan penuh amarah. Mereka terkejut saat Zee menatap mereka seperti itu sejak kapan Zee menjadi seperti ini.

"ZEE BENCI KALIAN SEMUA!" Teriak Zee penuh kebencian tatapan nya tajam bak elang yang siap memangsa mangsa nya.

"KALIAN JAHAT! ZEE BENCI!" Regan berjalan ke arah cucu kesayangannya saat ingin memegang bahu Zee ditepis kasar dengan si pemilik tubuh, menatap sinis regan.

"Sayang, Opa bisa jelasin ka--" Ucapan Regan terpotong dengan jawaban yang begitu menusuk 

"I don't care! Kalian memang jahat! Papi salah apa sama kalian semua! Papi jaga Zee, Rawat Zee papi yang selalu ada untuk Zee. Papi yang dekat dengan Zee!" Sakit, saat melihat cinta pertamanya seperti ini!

"Kebahagiaan keluarga bukan terletak pada apa yang dicapai tetapi sikap hati terhadap apa yang akan dicapai!"

"TUNGGU APA LAGI! BANTU PAPI ZEE!" Zee marah kesal sedih semua bercampur aduk menjadi satu semua keluarga nya hanya diam dan menghakimi papi nya tanpa mau membantu.

Austin, keenan dan moreo membantu mengangkat Reyhan sedangkan  3 paruh baya yang sedari tadi diam masih shock dengan tingkah Zee yang menurut mereka speecles.

"Cucu ku marah padaku,  Sialan!" Umpat Regan lalu memukul 2 orang pria paruh baya yang diam saja sedari tadi.

"Awww papa!" Protes mereka tidak tahu apa - apa dijadikan umpan.

Regan keluar dari ruangan itu menuju kamar putra kedua nya.

Zee menelepon dokter untuk ke rumah Opa nya ia benar - benar panik.

"Awsss ... Zee mohon jangan sekarang tuhan jangan sekarang." Rasa sakitnya kembali menyerang ia terjatuh di lantai dengan meremas dada nya yang seakan sesak.

Uhuk uhuk uhuk

"Darah." Tangan Zee terdapat setetes darah dengan panik Zee menarik rambutnya dengan lembut. Pertahanan Zee kembali runtuh ia menangis sejadi - jadinya rambutnya rontok efek samping dari penyakit nya kembali muncul. Tapi ia sadar apa yang diberikan Tuhan ada sesuatu dibalik itu yang pasti suatu kebahagian.

Dengan cepat ia berdiri dengan tertatih masih sama memegang dadanya semakin sesak.

"Papi, papi tahan ya Zee disini." Zee duduk disebelah kasur Reyhan dengan memeluk sang ayah. Reyhan sedari tadi hanya diam tak mampu untuk berbicara.

"Sayang, Kakak bisa jel--"

"Zee ga butuh!" Jawabnya dengan nada ketus.

"Lebih baik kalian keluar, Zee muak!" Lagi dan lagi kata - kata pedas dari bibir mungil itu membuat mereka sedih.

Juste vousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang