WaN 3 : Bad Day

435 52 7
                                    

"Jihyo-ssi, laporan yang kemarin sudah siap?" tanya bosnya bernama Lee Taeyong.

"Sudah pak, sebentar saya ambilkan" Jihyo berbalik berniat mengambil proposal itu namun tangannya di tahan oleh Taeyong.

"Ada perlu apa lagi pak" tanya Jihyo, ia merasa tidak nyaman lalu ia melihat tangannya yang masih di genggam bosnya.

"A-ah maaf" Taeyong melepasnya.

Jihyo menarik laci meja kantornya, dan segera memberikan proposal itu pada Taeyong. ia menerima dan memeriksanya sekilas.

"Oke. Sekarang kamu istirahat dulu, setelah itu kita meeting sama client, nanti kita berangkat ke sana setelah saya telefon kamu"

"Baik pak"

Jihyo meninggalkan Taeyong sendiri dari ruang kerjanya. Saat menutup pintu, ia berpapasan dengan Irene dan Sowon.

"Eh kalian, kalian mau kemana?"

"Ke kantin" jawab Sowon.

"Gue ikut ya" pinta Jihyo.

"Yaudah yuk"

Setelah sampai di kantin mereka langsung memesan makanan, selagi menunggu mereka pun berbincang.

"Irene, thanks banget ya kemaren kalo lo gak ngingetin gue yang ada anak-anak gue terdampar di jalan"

"Yaelah santai aja Hyo. Eh kapan-kapan kita jemput anak kita barengan aja gimana" usul Irene.

"Good idea" Jihyo menyetujuinya.

"Sayang banget anak gue beda sekolah, kalo sama kan kita bisa jemput mereka bertiga" ujar Sowon.

"Tinggal pindahin aja apa susahnya Won" ucap Irene.

"Yeu lu, lu pikir pindah sekolah kaga pake duit!? buat bulanannya aja bayar delapan juta" Sowon menatap sinis.

"Tau nih mentang-mentang sultan dan punya laki, kalo ngomong kaga dipikir dulu"

"Makanya cobain dong jadi janda kayak kita yekan Hyo"

"Halah udahlah berisik banget lu berdua, susah emang kalo ngobrol sama para janda"

Pesanan pun datang dan mereka makan sambil tertawa kecil dengan obrolannya.

Lima belas menit kemudian Jihyo menerima telepon dari bosnya, lalu ia segera beres-beres dan meninggalkan dua temannya.

"Halo Jihyo-"

"Iya pak saya akan segera kesana"

"Sebentar dulu, saya belum selesai bicara"

"A-ah iya pak maafin say-"

"Nanti malam kam-"

Tut tut tut..

'Lah ko malah mati?' batin Jihyo, tanpa berfikir panjang ia segera ke ruangan Taeyong.

Setelah masuk ke ruangan Taeyong, Namun anehnya disana tidak ada siapa-siapa, membuat Jihyo mengurungkan masuk dan pergi mencari keberadaan bosnya.

Jihyo memasuki beberapa ruangan penting berharap bertemu bosnya, namun ia tidak menemukannya. Tapi saat ia menuju tempat duduk kerjanya ia melihat Taeyong sedang berdiri sambil memandangi bingkai foto dirinya bersama delapan anaknya.

"Pak bos" panggil Jihyo, Taeyong segera menoleh dan buru-buru menaruh bingkai foto itu, namun karena gugup tidak sengaja Taeyong menjatuhkan bingkai itu hingga pecah.

Jihyo hanya diam menatap bingkai foto yang selama ini selalu membuatnya semangat tiba-tiba pecah oleh tangan bos nya sendiri. Ia pun segera memunguti pecahan kaca. Namun Taeyong tetiba ikut membantu.

We are Nine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang