"Selamat malam semuanya.."
"Saya pemilik hotel Jeju yang kemarin kalian tempati. Sebelumnya saya ingin meminga maaf atas ketidak nyamanan nya karena harus pindah dari hotel ke villa"
"Saya harap kalian semua memaklumi keputusan ini, karena seorang yang membooking hotel itu memiliki bisnis serta pertemuan keluarga satu perusahaan yang mengharuskan hotel itu di booking sesegera mungkin"
"Hahah, Pasti kalian dapet uang suap kan? makanya segala hal ini kalian lakuin supaya uang suap itu ngalir di blackcard kalian!!" celetuk salah satu orang yang merasa itu hal yang sangat tidak terima.
"Iyaa pasti bener deh"
"Iya tuh bener..!"
"Huuuuuuu"
"Huuu mata duitan..."
"Jaman sekarang sogok-sogokan gak malu apa!?"
"Huuuuuuuuu"
"Mana ada orang yang dapet uang panas malu hahaha, bahkan mereka ngebanggain kekayaan pake uang panas itu haha"
"Huuuuuuu"
Semuanya tetiba bersorak tak terima.
"Cukup-cukup berhenti semuanya"
"Mana bisa berhenti gitu aja"
"Gak terima saya!!"
"Huuuuuuu..."
"BERHENTIII SEMUANYA!!!!" tiba-tiba seorang yang membooking hotel itu datang ke villa dengan gayanya yang terlalu om-om able.
Pemuda itu melepas kacamata hitam yang dikenakannya lalu berdiri di hadapan mereka semua.
"Haaahhh demi apa itu Pak Taeyong..!?!?" kejut Sowon. Jihyo dan Irene hanya diam mematung juga bingung karena sama-sama tak menyangka.
. . .
Setelah ribut dengan percekcokan itu, para otang tua pulang, sebagian ada yang masih kesal sebagiannya ada yang pasrah dengan keadaan, seperti HyoReneWon ini. Mereka akan suka jika anak-anak suka, itulah konsep yang selalu mereka pakai.
"Abis ini mau makan dulu gak?" -Irene.
"Gue mau, gue laper" Sowon memegangi perut.
"Lo Hyo?" -Irene.
Wajah Jihyo murung dan pucat seperti kekurangan darah, saat ia monoleh pun lesu seperti tidak ada semangat hidup.
"Jihyo lo kenapa?" dengan kilat Irene langsung memegang pundak Jihyo lalu memegang pipinya.
"Lah emang gue kenapa?" ia tersenyum tapi juga mengernyitkan dahi.
"Lo pucet banget Hyo" -Sowon.
"Ayo cepet bawa balik Won, ayo tolongin gue Won" -Irene.
"Iya iya siap"
Mereka menggandeng tangan Jihyo dari sisi yang berbeda dengan sedikit menopangkan tubuh Jihyo di tubuh mereka. Entah kenapa dan ada apa pada Jihyo mereka sama sekali tidak tau.
Setelah tiba di villa, keadaan villa sudah sepi tinggal beberapa anak mereka yang sudah dewasa saja yang belum tidur.
SowRene segera menaruh Jihyo di kasur kamar utama sesekali membenarkan posisinya seakan hari itu Jihyo benar-benar sakit.
"Jihyo ya ampun lo kenapa tiba-tiba begini" Irene meraba kening Jihyo yang ternyata sangat panas, ia khawatir dan pergi membuatkan air kompres.
Di samping, Sowon memegangi tangan Jihyo yang berkeringat panas dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are Nine ✔
Hayran KurguKehidupan Park Jihyo seorang single parent bersama delapan anaknya yang berbeda sifat namun tetap kompak walaupun ada saja percekcokan antar keluarga itu tidak harus menunggu semenit mereka akan akur seperti semula Namun yang tidak mereka tahu adala...