Untuk beberapa saat lamanya, Eriana harus jujur mengatakan pada dunia. Ia terpana.
Ya ampun, Tuhan.
Aku emang tau Pak Bos cakep.
Tapi, seumur hidup baru kali ini aku ngeliat Pak Bos pake tuksedo.
As ... ta ... ga!
Mudah-mudahan liur aku nggak netes, Tuhan.
Eriana buru-buru memulihkan kesadarannya. Tepat ketika disadarinya bahwa panggilan mereka telah berakhir. Pun diikuti oleh langkah kaki pria itu yang mendekati dirinya. Dan Eriana pun menyipitkan matanya.
Terlalu silau.
Tuhan, tolong.
Wajah Pak Bos terlalu silau.
"Ehm ... selamat malam, Pak."
Sekuat tenaga Eriana berusaha mengembalikan kesadaran dirinya yang sempat tergadaikan oleh keterpanaan melihat penampilan Satria malam itu.
Kenapa aku harus berlebihan sih?
Orang dari awal aku udah tau kali kalau Pak Bos itu cakep.
Tapi, mungkin permasalahannya bukan di sana, melainkan memang di penampilan Satria. Dua minggu menjadi sekretaris Satria, dari awal Eriana sudah mengangkat topi untuk pria itu. Satria memang tampan. Siapa pun yang melihatnya pun pasti akan sepakat. Tapi, sehari-hari Eriana melihat Satria dalam balutan jas kantor. Dan bisa dibayangkan bukan? Hanya dengan balutan jas kantor –walau sebenarnya kata hanya di sini terdengar begitu remeh- saja Satria sudah terlihat tampan, apalagi dengan tuksedo?
Eriana meneguk ludahnya. Menyadari bagaimana dalam balutan pakaian itu, Satria terlihat lebih tinggi, berwibawa, dan ketika ia melangkah, pria itu seperti memiliki keanggunan maskulin yang tak pernah matanya lihat selama ini. Sekejap mata saja Eriana langsung merasa iri dengan kupu-kupu yang bertengger di leher pria itu.
Gimana kalau tangan aku ya yang ada di sana.
"Selamat malam," balas Satria sekilas.
Seolah tak benar-benar menganggap keberadaan Eriana, Satria mengangkat tangan dan melihat jam tangannya.
"Masih ada waktu beberapa menit lagi. Ikuti saya."
Eriana mengangguk. "Baik, Pak."
Satria kemudian melangkah sementara Eriana berjalan di belakangnya. Sekilas, tadi Eriana sempat mengumpat Satria.
Berjalan kayak gini agak nggak sopan kali ya? Yang lain pada gandengan tangan gitu kan? Eh, cuma aku yang jalan ngekor kayak anak itik sama induknya gini.
Tapi ....
Eriana menahan napasnya sejenak. Itu adalah ketika matanya melihat bagaimana lebarnya punggung Satria.
Seumur hidup, aku nggak pernah ngira kalau punggung cowok itu mempesona loh. Tapi, ngeliat punggung Bos kok ....
Lalu, tatapan mata Eriana berpindah. Kali ini melihat pada dua bongkahan yang seketika membuat matanya gatal.
Tidak!
Ternyata aku memang punya Bos yang mempesona.
Bahkan sampe bokongnya pun keliatan yummy ....
Ehm, mamma mia lezatos.
Bahkan Eriana tanpa sadar benar-benar menjulurkan lidahnya. Mengusap bibirnya sendiri.
Ups!
Untung waterproof.
Aman deh dipake buat kissing se-deep apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekantor Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomanceJudul: Sekantor Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: Tamat Cerita Ketiga dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********************************* "BLURB" Di mata Eriana Dyah Pital...