"Sat ...."
"Eri ...."
Eriana meneguk ludah. Menengadahkan kepalanya. Menatap Satria yang bibir yang membuka. Sorotnya tampak berkabut dengan tangan yang terulur.
"Iya, Ri?"
Tenggorokan Eriana tampak naik turun ketika ia meneguk ludah. Membiarkan Satria mendekati dirinya. Meraih dagunya.
"Donat ...."
Sudut bibir Satria terangkat satu. Menyeringai. Lantas jemarinya melepaskan dagu Eriana. Beralih pada tangan Eriana yang masih terangkat.
"Donat?" tanya Satria pelan. "Donat ini yang kamu maksud?"
Satria memegang jari jemari Eriana. Menggenggamnya dengan lembut. Lalu pelan-pelan bergerak. Membawa tangan istrinya itu ke balik tubuhnya.
Mata Eriana seketika membesar. Tepat ketika merasakan bahwa ada sesuatu yang familiar di telapak tangannya. Membuat ia menundukkan wajah. Ingin benar-benar membuktikan dugaannya.
Eriana merasakan bagaimana napasnya terasa sesak ketika menyadari Satria yang bertopang pada satu tangan di kasur yang empuk itu, sedikit mengangkat bokongnya. Menciptakan celah yang kemudian menjadi akses bagi tangan Eriana untuk ....
"Iya?"
Tatapan mata Eriana lantas naik lagi. Menatap pada Satria. Mengangguk dengan ekspresi terharu.
"Ini donat aku, Sat."
Satria menggigit bibir bawahnya dengan sorot sensual. "Jadi, mau kamu apakan donat ini?"
"Aku ...."
Eriana merasa dirinya tak lagi mampu untuk bicara. Jadi, ia hanya memberikan jawabannya dengan perbuatannya. Yaitu menggerakkan kelima jari tangannya.
Kyot! Kyot!
"Ya Tuhan," desah Eriana. "Dua tangan boleh, Sat?"
"Apa pun untuk kamu, Ri."
Satu jawaban yang langsung membuat Eriana bangkit. Membawa Satria turut serta bersamanya. Lantas, tanpa mengatakan apa-apa lagi, wanita itu mendekati Satria. Mengulurkan tangan melewati kedua sisi tubuh suaminya itu dan ....
Satria memejamkan mata. Tepat ketika kedua tangan Eriana mendarat di bokongnya. Sedetik kemudian, sepuluh jari tangan Eriana bergerak.
Kyot! Kyot!
"Aaah ...."
Desahan mengalun.
Tapi, bukan dari bibir Eriana. Melainkan Satria.
Desahan yang mendorong Eriana untuk melangkah semakin mendekati Satria. Hingga tubuh mereka benar-benar menempel secara berhadapan. Wajah wanita itu terangkat, tanpa menghentikan pergerakan sepuluh jarinya.
Kyot! Kyot!
Satria tampak menengadah. Terlihat begitu menikmati remasan tangan Eriana di bokongnya. Hal yang lantas membuat wanita itu semakin berani.
"Sat ...."
Kyot! Kyot!
"Ya?"
Suara Satria terdengar lirih. Berat. Dan dalam.
Seringai Eriana timbul. "Ini menyenangkan bukan?" tanya Eriana kemudian. "Remasan aku enak kan?"
Kyot! Kyot!
Satria mengangguk. "Banget, Ri."
"Jadi," lirih Eriana kemudian. "Mau lanjut?"
Remasan tangan Eriana berhenti. Membuat Satria sontak membuka matanya. Menunduk dengan sorot menuntut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekantor Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomanceJudul: Sekantor Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: Tamat Cerita Ketiga dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********************************* "BLURB" Di mata Eriana Dyah Pital...