Jaemin tengah membereskan barang-barang nya,kemarin kata Renjun lebih baik beristirahat terlebih dahulu jadi pagi ini dia baru membereskan barang-barang mereka berdua.
"Na...Kemarilah!"Jaemin tersentak karena teriakan sepupunya itu dan berlalu mendekati Renjun.
"Apa?"
"Tidak ada bahan makanan untuk kita masak nanti,tolong pergi dan belanjalah untuk satu bulan kedepan"
Jaemin menggangguk menanggapi ucapan sepupunya itu dan menerima uang dari Renjun dan berlalu meninggalkan apartemen yang dimana Renjun sedang berberes sendiri.
Jaemin kini tengah berfikir apa yang harus dia pilih paprika warna merah atau hijau?.
Cukup lama dia terdiam disitu dan baru sadar ketika ada sosok di sampingnya yang menyuruhnya untuk sedikit menyingkir, mungkin dia juga ingin beli paprika,pikir Jaemin dan akhirnya memilih kedua paprika itu lalu berjalan menuju ke stan buah.
Lumayan banyak belanjaan Jaemin hingga memenuhi kedua tangan si manis, dan tentunya berat, dasar Renjun seharusnya dia harus ikut belanja jika Jaemin tahu akan serepot ini membawanya.
Jaemin hendak berbelok menuju jalan apertemannya namun tidak sengaja dia menyenggol orang yang berjalan didepannya alhasil belanjaan Jaemin terjatuh kemana-mana,dia teledor tidak melihat sekeliling jika ingin membenarkan letak belanjaannya ditangannya.
"Kau tidak apa?"tanya orang dihadapan Jaemin yang kini ikut membantu memunguti barang belanjaan Jaemin.
"Tidak apa...,maaf aku tidak sengaja"Ucap Jaemin menjawab pertanyaan orang dihadapannya Jaemin masih sibuk memunguti barang-barangnya.
Sedangkan orang yang didepan Jaemin hanya terdiam melihat setiap tindakan Jaemin dari raut wajah gelisah pria Na itu, dan terburu-burunya Jaemin membereskan kekacauan itu sampai tidak sengaja kedua mata itu bertemu.
"ohh.."gelagak pria itu menghindari tatapan Jaemin.
Jaemin yang juga merasa canggung buru-buru berdiri dan meninggalkan orang asing,tidak wajahnya sedikit familiar.Sebelum pergi ia ucapkan terimakasih kepada orang itu.
"Tadi siapa ya?,wajahnya sedikit tidak asing"gumam Jaemin setelah melihat orang tadi dia merasa sedikit aneh.
Tak disangka Jaemin, dia sudah sampai didepan kediamannya dengan Renjun.
"Aku pulang"ucap Jaemin,tapi tak ada balasan dari sepupunya,saat berjalan lebih kedalam Jaemin mendapati sepupunya itu sedang tertidur diatas sofa dengan TV yang menyala.
"Astaga Injun-na"Jaemin tersenyum melihat Renjun yang mendengkur,mungkin dia juga sama lelahnya dengannya,Jaemin berjalan menuju dapur menyiapkan makan siang dan merapikan bahan-bahan makanan.
Ngomong-ngomong apa istri Jaehyun bisa memasak,kemarin waktu dia diajak makan bersama dirumah Jaehyun, dia tidak sempat melihat istri Jaehyun memasak.
"Ohh astaga Na kenapa kau memikirkan kehidupan suami istri orang lain?"celetuk Jaemin.
Jaemin selesai memasak, sebenarnya dia sedikit agak bosan, jika dia keluar memangnya dia mau kemana, tempat ini? Seoul sudah menjadi asing untuknya,saat Jaemin pergi dia juga telah memutuskan pertemanannya dengan teman-temannya.
Rindu?,tentu saja setiap hari dia merindukan teman-temannya.
Tapi biarkan ini menjadi karma untuknya karena telah meninggalkan teman-teman baiknya.
---------------------------------------------------
Jaemin sudah selesai memasak dan tentunya Renjun juga sudah bangun, dia terbangun karena suara berisik yang di keluarkan oleh aktifitas pemuda Na.
"Terimakasih atas makanannya Na"ucap Renjun setelah selesai makan dan bangun meninggalkan Jaemin,katanya dia akan bekerja di salah satu Resto milik kakak iparnya.
Jaemin sebenarnya ingin ikut tapi karena ini pekerjaan perdana Renjun di Seoul jadi ia urungkan niatnya.
"Na kalau kau bosan keluar saja, tapi ingat jangan jauh-jauh"kata Renjun yang masih sibuk berganti pakaian dikamarnya,Jaemin hanya menanggapi dengan anggukan padahal Renjun bahkan tidak bisa melihatnya.
"Ya sudah aku akan pergi dulu,sampai jumpa Na"
"Hati-hati injun"
Jaemin terdiam ketika punggung mungil itu sudah tidak terlihat lagi ketika melewati pintu.
Dia bingung harus apa sekarang.
Pergi keluar?
Atau malas-malasan dirumah?
Sepertinya Jaemin harus mencari udara segar,Jaemin lalu menyambar jaketnya dan jangan lupa dompet yang ia letakkan dimeja tamu.
-----------------------------------------------------------------
Oh sial,kenapa Jaemin malah berjalan kemari.
Padahal bukan ini yang dia tuju, kalian benar Jaemin berjalan ke kediaman keluarga Jung.
Jaemin ingin pergi ketika suara klakson mobil membuatnya mengurungkan niatnya.
Jaemin melihat ada sesosok yang keluar dari dalam mobil,pria cantik siapa lagi ini?
"JAEMIN"teriak pria itu lalu berlari dan memeluk Jaemin erat,Jaemin yang dipeluk pun hanya bisa terdiam dengan tindakan tiba-tiba pria dihadapannya ini,rasanya Nyaman.
Jaemin mulai menatap pria itu ketika pelukan dilepaskan.
"Kamu siapa?"tanya Jaemin,pasalnya orang yang didepannya ini nampak asing.
"Ini aku Yang-yang"tiba-tiba Jaemin menangis.
"Jaemin kenapa menangis?"Yang-yang panik bukan main, ketika melihat Jaemin yang dulunya sangat ceria dan tidak pernah menangis,sekarang menangis dihadapannya.
"Hiks..."Jaemin masih terisak,karena tidak ingin jadi tontonan orang-orang Yang-yang pun menarik Jaemin untuk masuk kemobilnya.
"Na kenapa menangis?"
"Maafkan aku,a-aku bahkan melupakan wajahmu Yang-yang" Yang-yang yang mendengar jawaban lucu dari temannya itu hanya tersenyum tipis,lalu beralih memeluk Jaemin lagi.
"Bagaimana kau bisa melupakan aku, sedangkan Jaehyun tidak hum?"Jaemin mendongak menatap Yang-yang dengan wajah yang masih berlinang air mata,ya ampun coba saja siapa yang bisa tahan ditatap Jaemin seperti itu.
Yang-yang membuang wajahnya, jika tidak dia akan lupa posisi akan dirinya dan malah membobol Jaemin.
-----------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of Love [Jaejae/Jae2]
FantasyBxb !! Boy x boy Boyslove Homophobia tidak saya sarankan membaca ini.