"Jaehyun-hyung!!"teriak Jaemin dan tanpa disadari Jaemin berlari kearah sosok tersebut.
Praang
Seluruh penjuru mata yang ada didalam cafe terkejut akan keributan itu dan atensinya mulai tertuju kepada sosok pemuda yang tersungkur dilantai dan pecahan gelas yang mungkin saja melukai si pemuda itu.
"Maaf..maafkan saya"Jaemin bangkit dari jatuhnya dan membungkuk meminta maaf atas ketelodorannya.
"Astaga,tuan terluka"pelayan yang tadi ditabrak Jaemin berteriak saat melihat tangan Jaemin mengeluarkan darah,sangat banyak jangan lupakan pecahan gelas yang menusuk ditangan pemuda Na itu.
Taehyung yang melihat kejadian itu berlari mendekati Jaemin.
"JAEMIN"Taehyung menarik tangan Jaemin dan membungkusnya dengan sapu tangannya.
"Apa disini ada kotak P3K,tolong cepat bawa kesini"teriak Taehyung panik kepada seluruh penjuru cafe cepatlah dia benar-benar khawatir dengan orang dihadapannya ini,Jaemin yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam dan matanya masih sibuk mencari sosok yang mirip Jaehyun atau mungkin memang Jaehyun,tapi kalo memang itu Jaehyun kenapa dia harus lari."Jaemin kau baik-baik saja?"Taehyung menatap manik teduh Jaemin,dia heran kenapa Jaemin tidak meng-aduh atau menangis saat tangannya terluka,tangan Jaemin sudah diobati oleh Taehyung dan sekarang Jaemin hanya diam dan sesekali melihat kearah jalanan.
"Na Jaemin"suara serak milik Taehyung membuat lamunan Jaemin buyar.
"Pulang?"Jaemin menggeleng."Hyung tadi aku melihatnya"Taehyung mengernyit bingung dengan perkataan Jaemin.
"Siapa?"
"Jaehyun-hyung"Taehyung semakin menyipitkan matanya seperti familiar dengan nama itu.
"Jung Jaehyun?"tanya Taehyung memastikan dan anggukan yang Tarhyung dapati.
Sebenarnya Taehyung tidak mengenal Jaehyun,namun nama itu sering sekali terdengar akhir-akhir ini dikalangan para pembisnis gelap.
"Hyung mengenalnya?"tanya si manis.
Taehyung menggeleng."Sama sekali tidak kenal"bisa Taehyung lihat wajah Jaemin langsung murung.
"Oh apa kau menyukai Jaehyun-Jaehyun itu hm?"goda Taehyung dan mendapat cubitan dari simanis.
"Yakk yakk Jaem sakit!"ringis Taehyung.
"Menyebalkan!"Taehyung tersenyum, syukurlah Jaemin masih pemarah seperti biasanya.
-----------------------------------------------------------
"Sampai jumpa Nana,dipelajari ya yang sudah kutuliskan"Karina berteriak saat Jaemin sudah turun dari mobilnya.
"Siap eomma"Jaemin terkekeh akan sebutannya itu,Karina yang dipanggil seperti itu hanya memasang wajah sedih seperti ibu yang akan berpisah dengan anaknya.
Jaemin sudah berada didepan aperteman Jaehyun,sebenarnya Jaemin sudah minta Jaehyun untuk menjemputnya namun pria tampan itu tidak kunjung membalas pesannya dan menjawab telponnya.
Jaemin mengetik kan nomer-nomer aperteman itu dan pintu aperteman itu terbuka,lampu menyala tv pun menyala tapi dimana sipemilik aperteman ini.
Jaemin berinisiatif mendatangi kamar Jaehyun namun rencana itu sirna saat Jaemin mendengar suara-suara cabul dari dalam sana,Jaemin tersenyum kecut,perasaannya ternyata bertepuk sebelah tangan dia membuka ponselnya dan menekan salah satu nomer.
"Noona apa aku boleh minta sesuatu untuk ulang tahunku?"benar besok adalah ulang tahun Jaemin 13 agustus,suara diseberang sana menyetujui.
"Nana ingin pindah dan mulai bekerja apa boleh?"
"Nana janji tidak akan membuat Noona khawatir"Jaemin menyakinkan seseorang diseberang sana saat hendak menolak.
"Terimakasih"air mata Jaemin menetes dia berjalan masuk kamar dan mengunci menangis di kegelapan tanpa suara dan sendirian,itu sangat menyakitkan rasanya hati Jaemin sesak dan ada yang mencengkram kuat hatinya.
Jaemin terbangun ditengah malam rasanya lambung kemihnya perih dia belum makan dari tadi malam tenggorokannya juga kering dia haus,matanya melirik kearah jam,Pukul 00.32 dini hari,Jaemin tersenyum di kegelapan.
"Selamat ulang tahun Na"setelah itu Jaemin bangun dan bersiap untuk memasak pasti Jaehyun belum bangun kan dan kekasihnya juga.
Hanya masakan daerah yang Jaemin buat,Jaemin tidak sepandai Jaehyun soal memasak.Jaemin makan dalam diam air matanya mulai menetes ketika mengingat desahan-desahan dari kamar Jaehyun,mengusap kasar air matanya.
'Jangan menangis Na'bisik Jaemin kepada dirinya sendiri.
Setelah selesai makan Jaemin langsung bergegas mencuci piring lalu membersihkan rumah hitung-hitung membalas budi kepada Jaehyun karena sudah menampungnya.
Tiga jam Jaemin habiskan untuk membersihkan aperteman Jaehyun,Jaemin bersyukur Jaehyun dan sikekasihnya tidak bangun,setelah itu Jaemin bergegas mandi dan bersiap untuk pergi kesekolah.
Pukul 04.00 pagi Jaemin sudah berada di halte bus,dingin sekali itu yang Jaemin rasakan,dia gila jam segini mana ada bus yang sudah beroperasi dan apa gerbang sekolahnya sudah terbuka? Jaemin menertawakan kebodohannya dia hanya ingin menjauh dari Jaehyun malah membuatnya sengsara seperti ini.
"AKU BENCI JUNG JAEHYUN"teriak Jaemin siapa tau kekesalannya hilang saat sudah meneriaki nama orang yang membuatnya seperti ini,namun salah Jaemin rasanya ingin menangis.
"NANA!"teriakan dari belakang Jaemin,membuat si manis gelagapan.
"Ngapain pagi-pagi udah berangkat"Sejun ternyata Jaemin menghela nafas.
"Terus kenapa Sejun sudah berangkat juga?"Sejun tersenyum.
"Kepo ya~"Jaemin hanya tersenyum mendengar balasan Sejun.
"Ngeselin jawab serius Sejun!"tangan Jaemin memukul pundak Sejun yang sudah duduk disampingnya.
"Aduh sakit lah"
"Makanya bilang kenapa pagi-pagi udah berangkat ejun~"tanya Jaemin dibumbui dengan aegyonya,kalo dia hyunjin pasti sudah mimisan tapi ini Sejun.
"Aku mau nemenin Nanaku sayang"jawab Sejun sok cool.
"Hiih jijik"si manis lalu pergi masuk kedalam bus,yang baru saja datang dan diikuti Sejun yang masih tertawa melihat mimik wajah Jaemin.
Hati Jaemin menghangat setidaknya ada teman-temannya yang selalu membuatnya tertawa dan berusaha mengerti dirinya yang aneh ini.
-----------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of Love [Jaejae/Jae2]
FantasiaBxb !! Boy x boy Boyslove Homophobia tidak saya sarankan membaca ini.