17 | it's not so bad

2.6K 300 8
                                    

Cause you know I'd walk a thousand miles

If I could just see you tonight


Adirama

"Dua ratus meter?"

Saat ini gue sedang berada di site bersama dengan Adit dan beberapa orang lainnya. Damar dari POP—Pelaksana Operasional Proyek—baru saja melaporkan ada retakan tidak jauh dari area proyek.

Sekarang kami sedang melakukan pengeboran untuk memasang tiang pancang sebagai pondasi bangunan. Retakan yang ditimbulkan nggak bisa dikatakan kecil. Pasti kalian sering melihat 'kan jika di sekitar area yang sedang melaksanakan pembangunan ada beberapa retakan di sekitarnya. Itulah yang terjadi saat ini.

Biasanya hal ini karena dari perencana nggak bisa memenuhi syarat daya dukung tanah. Salah satu alasannya adalah kemungkinan data tanah yang kurang akurat.

"Nggak bisa, sih, ini. Perlu didiskusikan lebih dulu," ujar gue.

Biasanya jika hal tersebut terjadi, ada rekayasa teknis sebagai alternatif yang harus kami lakukan. Terdengar gampang? Sorry to say, it's definitely not.

"Kamu gimana kira-kira rencananya, Ram?" tanya Pak Halim.

"Kemungkinan kalau nggak ubah posisi, ganti metode, Pak," jawabku.

Sebenarnya masih ada hal lain yang bisa dilakukan, tapi karena skala bangunan besar, menurut gue dua hal tersebut paling tepat. Jika harus memberikan proteksi kepada rumah dan jalan sekitar, menurut gue akan memakan biaya dan waktu yang lebih banyak lagi.

"Berarti ini nanti kita rapatkan mengenai perubahan desain gambar, ya," perintah Pak Halim.

Kami semua menyetujui.

Bagaimana jika mengubah desain gambar dari rencana semula? Dampaknya lumayan banyak. Pertama, adalah molornya jadwal. Apalagi ini menyangkut pondasi yang menjadi lintasan kritis—belum ditambah tes daya dukung tanah dan perubahan dimensi pile cap. Artinya, tidak bisa melakukan pekerjaan lain sembari menunggu alias pekerjaan kosong. Kedua, jika dibutuhkan penambahan tiang pancang yang pastinya akan menambah budget.

Karena hal tersebut termasuk penting dan mempengaruhi berbagai aspek, maka biasanya diperlukan rapat dengan owner dan Manajemen Konstruksi.

"Terus ini kira-kira tiang pancang tambahan kemarin bakal datang kapan?" kembali tanya Pak Halim.

Hal ini menjadi masalah kedua hari ini, keterlambatan material—lagi-lagi pada bagian yang sangat dibutuhkan. Seketika kepala gue pening ketika mendapat laporan sebelumnya, karena sedikit banyak adalah bagian gue sebagai SEM.

"Besok seharusnya sudah sampai, Pak," jawab Rangga sebagai Logistik Proyek.

"Oh, iya, Ngga, minta tolong juga nanti hubungin supplier buat masalah jumlah bekisting balok sama pelat lantai, ya," minta gue.

Untuk mengatasi problem yang dapat menyebabkan keterlambatan kali ini gue memilih untuk mempercepat pekerjaan struktur atas. Dengan menyediakan bekisting balok dan pelat lantai lebih banyak dari rencana awal, maka kami nggak perlu menunggu beton lantai sebelumnya kering. Menjadikan pekerjaan struktur atas lebih cepat dari jadwal.

Setelah melakukan beberapa pembahasan lain, akhirnya kami membubarkan diri untuk kembali pada pekerjaan masing-masing.



"Mau makan di mana?" tanya Adit.

"Sekitar sini aja, lah. Gimana?" tawar gue.

not an option [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang