14 | lingering feelings

3K 345 40
                                    

But when I see you darling

It's like we both are falling in love again

It'll be just like starting over


Alexandra

"Mau makan di mana?" Bella telah berdiri di depan mejaku, menyandarkan bobot tubuhnya pada tangan di meja.

"Sate Maranggi enak nggak, sih," tawarku.

Dahi Bella mengernyit. "Siang-siang?"

"Emang ada aturannya sate nggak boleh dimakan siang-siang?" balasku dengan kedua alis yang terangkat.

Bella mengedikkan bahu. "Oke, deh. Gue juga lagi nggak tahu mau makan apa."

"Okay, then." Aku mengangguk singkat, kemudian memasukkan ponsel ke dalam tas dan beranjak meninggalkan meja untuk makan siang.

"Jadi, nanti malem lo ke tempat Rama?" tanya Bella ketika kami sampai parkiran—mobil Bella lebih tepatnya.

"Yeepp." Aku mengangguk.

Memang tadi pagi aku berangkat bersama Bella karena nanti pulang kerja aku harus ke tempat Rama. Hubungannya, dia bersikeras untuk menjemputku. Tujuannya, membayar hutangku tempo hari—saat Rama menjadi repot mengurusku karena maag kambuh.



"Lo kenapa teleponnya dia, deh?" tanyaku saat kami sudah terduduk di salah satu kursi warung Sate Maranggi Bu Yayah.

Di meja kami sudah ada dua piring sate maranggi, satu mangkuk sup iga, dan sepiring oseng daun pepaya. Tidak lupa es teh manis untuk menghadapi cuaca panas ibukota.

Bella memutar kedua bola mata sambil berdecak. "Ya, terus? Gue harus telepon siapa? Pak Sugeng?"

Pak Sugeng adalah satpam di kantor kami.

"Ya nggak gitu." Aku memanyunkan bibir.

"Ya, terus siapa, Lex? Do I have to remind you...kalo lo nggak punya temen selain gue?" Bella mengangkat alisnya.

"That...is true." Aku mengangguk-angguk dengan kening terlipat sedikit.

"Untung, ya, sekarang ada Rama. Lo nggak inget dulu juga pernah lo sendirian di rumah, gue jauh juga. Oh my God, lo nggak tahu gimana paniknya gue!" pekik Bella sedikit mendramatisir dengan matanya yang melotot.

Aku mengunyah sate mendengarkan omelan Bella.

Beberapa tahun kemarin memang benar pernah terjadi peristiwa demikian. Papa dan Mama seperti biasa sedang di luar kota. Bella juga sedang mengikuti seminar di luar kota. Akhirnya Bella menelepon ambulans karena aku benar-benar sudah tidak kuat berdiri dan berjalan, membuat kehebohan untuk tetangga sekitar.

"Right...untung ada Rama." Bella kemudian menunjukkan senyum mencurigakan.

"Kenapa lo?" tukasku.

"Hmm? Nothing." Bibirnya masih tertarik setengah.

"Bel..."

Bella yang sedang menyeruput kuah sup mendongak ke arahku. "What?"

Aku menunda beberapa detik. "Nothing," balasku pada akhirnya dengan menggelengkan kepala.

Mata Bella menyipit. "Lo tahu top three orang yang gue benci itu siapa, kan? Orang yang ngomong setengah-setengah."

not an option [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang