22 | she cares about you

2.6K 274 26
                                    

And so I run to the things they said could restore me

Restore life the way it should be

I'm waiting for this cough syrup to come down


Reiza

"He found out."

Begitulah kalimat yang Alexa sampaikan dua hari lalu saat kami tidak sengaja bertemu. Saat itu Alexa sedang mengantarkan mamanya ke rumah gue untuk bertemu Mama. Walaupun gue terhitung baru mengenal Alexa, tapi gue sadar ada yang tidak beres dengannya.

Mama seperti biasa masih dengan agenda perjodohannya, sedangkan Tante Elena sepertinya telah mengetahui bahwa hubungan kami tidak berhasil. Panggil gue cupu, tapi gue belum bisa menyampaikan kepada Mama karena pasti akan merembet mengenai hal yang sulit gue bicarakan.

Oleh karena itu, sekarang gue telah terduduk ditemani I'm With You milik Avril Lavigne di salah satu coffee shop daerah Kemang untuk bertemu seseorang. I guess you already know it. Yap, Rama.

Kurang lima menit lagi hingga jam yang kami sepakati. Namun, sepertinya gue tidak harus menunggu lebih lama karena seseorang yang gue tunggu telah berjalan memasuki coffee shop dengan setelan kasual kaos dan jeans.

Dia mengedarkan pandangannya hingga akhirnya menemukan gue. Rama berjalan mendekati dan langsung duduk di kursi kayu seberang meja.

"Gue Reiza." Gue mengulurkan tangan.

Rama menyambut uluran tangan gue. "Well, as long as I can remember, we've already introduced ourselves."

"Ah, right." Gue terkekeh dan mengangguk, berbeda dengan Rama yang hanya tersenyum miring. "Emm...gimana kabar lo? Nggak mau pesen dulu?" Gue mencoba berbasa-basi.

Setengah karena gue tidak tahu harus memulai dari mana. Setengah karena ingin mencairkan suasana tegang yang kasat mata. Setengah karena gue belum yakin sepenuhnya siap bercerita. Oke, gue ralat. Sepertiga masing-masing porsinya.

Rama menarik napas. "Za, can we cut to the chase?"

Gue mengeluarkan tawa kecil yang sangat jelas terdengar grogi. "So, how do I start..."



"Alexa?" Gue bertanya kepada wanita yang telah duduk lebih dahulu entah sejak kapan.

Wanita berambut medium dengan warna coklat gelap itu mengangguk.

Gue memberikan senyum dan segera duduk berhadapan dengannya. Gue melakukan hal pertama yang umum dilakukan, mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri. "Kenalin, gue Reiza. Reiza Dharmendra."

Wanita di depan gue melemparkan senyum—menghasilkan lesung di pipi kirinya yang sebelumnya tidak ada—dan menyambut uluran tangan gue. "Alexandra Elysian."

"So...mau pesen dulu?" tawar gue.

Alexa mengangguk. "Oke."

Gue mengangkat tangan untuk memanggil waitress. Setelah masing-masing dari kami memesan, gue dan Alexa melanjutkan dengan berbincang seperti biasa.

"Lo kerja di mana?" tanya gue.

"Di firma arsitek, sih. Not big, but enough for me," terang Alexa sambil sedikit mengangguk.

"Where?" Kali ini gue beneran ingin tahu, bukan sekedar basa-basi.

Dahinya sedikit mengernyit sebelum menjawab, "Emm...Glanz?"

not an option [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang