My location unknown
Tryna find a way back hometo you again
I gotta get back to you
Adirama
Di depan gue sudah ada satu sloki Black Label on the rocks yang belum berkurang. Gue menggenggamnya, membuat tangan kanan sedikit basah.
"Now what are you doing here?" Adit yang baru saja tiba bertanya dengan membuang napas. Dengan posisi duduk yang berkebalikan dengan gue, dia menaruh sandaran pada sikunya di atas meja bar.
Gue hanya menjawab dengan mengedikkan bahu.
"Seriously, Ram? Ada apa lagi, deh?" Adit memutar kursinya menghadap ke arah gue.
"Gue udah tahu." Tatapan gue belum beralih dari gelas kaca.
"Hello? Care to elaborate, please?" Nadanya mulai terdengar kesal.
"Gue udah tahu kenapa Alexa kek gitu," jelas gue sambil sekejap menoleh ke arahnya.
Adit menegakkan badannya. "Dari?"
Aku terkekeh. "Dari yang terlibat langsung." Gue memberikan jeda sejenak. "Reiza."
"When?" Adit mengernyit.
"Senin," balas gue singkat.
Adit menggebrak meja dengan tangan kanannya. "What the hell, Ram! It's been almost a week! Terus lo ngapain aja?"
Gue menunduk. "I don't know. I feel...ashamed." Gue mengangkat bahu. "Of myself. Of her."
Adit nggak mengeluarkan suara.
"I didn't believe her, Dit. Gue nggak percaya sama dia, sama hubungan kami. Gue lebih milih ego gue. Gue nggak mikir perasaan dia," sesal gue.
"And after you knew the reason, you decided to do nothing? Still do nothing? Do you think mopping here and doing nothing are the way to resolve this?" hardik Adit.
Nggak ada jawaban balasan yang keluar, karena gue tahu bahwa memang apa yang gue lakukan sekarang ini merupakan kesalahan besar.
"Sumpah, ya, Ram. Kalau boleh, nih, ya, pengen banget gue tendang pala lo. I didn't know you were such an idiot. By idiot I mean this idiot," ujar Adit dengan mata melotot memperlihatkan sisa-sisa amarahnya
"I don't know what to do!" nada gue juga ikut naik.
"Talk to her, for God sake!" Adit mengangkat kedua tangannya menyerah.
Gue memejamkan mata dengan dahi yang berkerut. "This guilty feeling eats me out."
"And will eat you more if you don't do anything, Ram." Tangan Adit ia letakkan di bahu gue dan menariknya hingga gue berhadapan dengannya.
Kalau ini bukan situasi serius, bisa gue pastikan tonjokan sudah bersarang di mukanya saat ini. Namun, yang terjadi adalah gue yang pantas mendapatkan tonjokan.
"Gini lho, Ram. Gue ngelihat lo sekarang ini ngingetin gue sama situasi lo dulu tahu nggak? Situasi yang sama, dengan orang yang sama. Sekarang, apa lo mau ngelakuin hal yang sama dengan nggak berbuat apa-apa? Terus nyesel untuk kedua kalinya?"
Puluhan pisau yang terbawa oleh rentetan kalimat Adit tepat menusuk gue.
"Dulu gue diem aja, karena gue pikir ya pasti bakal berlalu. Lo juga bakal balik kaya semula. Tapi ternyata dugaan gue salah dan sekarang ini buktinya." Adit membuang napas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
not an option [completed]
ChickLit"She was special to you, dude. Bukan, bukan. She is special to you." "Ngada-ada lo." "Dih! kalau nggak spesial, mana mungkin lo dulu mau digantungin satu semester. Satu semester woy! Setengah tahun!" "Lo nggak tahu? Someone wise once said, if you co...