Ch. 14 - Keinginan

204 50 4
                                    

The Langham
New York, Amerika Serikat
(10.30)
Pov

DUDUK mematri senyum menikmati acara pernikahan, irisku yang tak luput dari kekaguman terhadap penyanyi internasional terkenal itu yang tengah menyanyikan lagu populer miliknya.

🎶 Justin Bieber - Ghost

Bersenandung kecil dan bertepuk tangan mengikuti sorak penonton yang begitu antusias, irisku beralih oleh tatapan penuh makna menatapku dengan senyuman terpatri gembira. Tatapanku datar berhembus beberapa saat, memalingkan wajah sekilas dan menatapnya seolah bertanya melalui angkatan dagu; mengapa menatapku dengan tatapan laki-laki normal seperti bukan dirinya yang menatapku dengan tatapan aneh untuk siap ia mangsa sebagai korban aneh dari tingkahnya.

Menggeleng perlahan, wajahnya mendekat dan berbisik dengan lembut di dekat telingaku. "Aku sangat senang kita sudah menikah. Aku lebih bebas bermanja-manja dan menjahili mu..." Katanya terkekeh menatapku.

Terkekeh dan membalas melalui remasan tangan yang sedari tadi ia genggam, hingga berhasil membuatnya mengaduh dengan ekspresi wajahnya menahan sakit. Pun lekas beralih ketika sang adik datang ke altar dan memelukku dengan perasaan senang. Lekas ku pangku dan mencium puncak kepalanya.

"Apa itu berarti aku bisa bertemu dengan papa Jungkook setiap hari, setiap jam, setiap saat?" Tanya Ji Han yang langsung dibalasi anggukan mantap oleh Jungkook.

"Tentu saja Ji Han, bahkan setiap permintaan Ji Han bisa papa kabulkan dengan sekali jentikan jari. Wussshhhh, langsung adaa.."

Terkekeh karenanya, Ji Han lalu memelukku dan mencium pipiku dengan sangat lembut. "Ji Han senang sekali hari ini~~" kata Ji Han tertawa penuh kebahagiaan.

.

(12.00)

Menghembuskan nafas lelah dengan duduk diatas ranjang sambil menatap sekitar, beralih mengambil ponsel kemudian lantaran getarnya yang terus menganggu waktu istirahat ku.

"Halo?"

[Sayang, kau dimana? Ini acaranya masih berlangsung hingga pukul delapan malam, apa kau sedang beristirahat?] Tanya Jungkook dibalik kebisingan.

"Eoh, aku lelah. Lagi pula siapa yang menyuruh mu menyelenggarakan acara sebelas jam lamanya? Kau ingin apa eoh, membuat acara selama itu?" Ucapku kesal penuh penekanan.

Terdengar kekehan, laki-laki bermarga Jeon itu berucap dengan nada lembut penuh kekehan. [Hehehehe, aku pikir akan menyenangkan membuat orang lain senang. Jadi aku pikir untuk menyelenggarakan acara ini cukup lama, tapi jika sayangku kelelahan kau boleh istirahat di kamar, nanti aku yang akan menghandle acara ini...]

Irisku memutar malas. "Terserah lah, aku malas.." balasku dan langsung menutup telepon secara sepihak.

Beberapa menit berganti pakaian dengan pakaian dress casual dengan make up tipis yang masih ku biarkan, tatanan rambut yang sedikit aku longgarkan dan anakan surai yang biarkan disisi wajahku beberapa. Menghembuskan nafas beratku kemudian, berpikir keras dan menatap sekitar ruang yang penuh warna dengan dekorasi sederhana namun elegan; bagaikan sebuah kamar pengantin pada umumnya. Mengambil sebuah minuman dari sebuah gelas yang sudah diisi dengan air, pikiranku yang terus berjalan lekas menatap jendela guna berpikir lebih dalam.

Just Little BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang