Ch. 32 - Paham 📌

331 31 15
                                    

📌 NC 🔞 📌

⚠️ WARN! NC is Not Children ⚠️
[ Yang merasa bocil dan belum umur diatas delapan belas tahun tapi mau melanggar, dosanya ditanggung sendiri ( '◡‿ゝ◡') ]

°°°

(15.30)

KECUPAN pelan namun sangat lama, bibirku hanya diam tak membalas. Mata kami yang sama-sama terpejam kembali menautkan bibir yang perlahan kurasakan sentuhan lembut menyentuh tengkukku. Mendorongnya dengan lembut hingga membuat bibir ku menyentuh bibir tipisnya.

Perlahan penuh kelembutan sekaligus teratur, bibirnya membuka bibirku dengan lembut. Memagutnya dengan sangat lembut dengan bibirnya yang mendominasi, pun memasukan lidahnya selanjutnya, beradu dengan lidahku yang sangat di dominasi olehnya. Hingga ketika beberapa menit setelahnya, Jungkook sengaja menjeda sadar akan nafasku yang mulai habis karena mendominasi ciuman lembutnya.

Mataku yang terbuka menatap Jungkook yang menatapku penuh hangat, mengukir senyumnya dan meraba pipiku dengan lembut kemudian. "Tidak ada penolakan hari ini. Kau setuju ataupun tidak, aku akan memaksa karena aku sangat ingin memiliki mu seutuhnya. Kau paham kan sayang? Bahwa gadis bermarga Choi itu bisa merusak rumah tangga kita kapan saja? Aku tidak mau berpisah denganmu, harus ada pengikat di antara kita selain perasaan yang membuatmu bingung dan juga perasaanku yang benar-benar nyaman dan sayang kepadamu. Tapi aku akan tetap melakukannya dengan lembut.." kata Jungkook dengan tatapan penuh kelembutan yang sayangnya hanya ku balasi diam, seakan tubuhku tak mau bekerja sama akalku yang mengerti arah pembicaraan dan maksud laki-laki di hadapanku ini.

Bangkit menjaga jarak, tubuhnya beralih mengangkat ku yang tengah duduk di kursi telur dan tersenyum membawa ku masuk kedalam kamar. Entah mengapa tubuhku hanya diam mengikuti pergerakannya yang tengah menutup jendela dan juga beralih mengunci kamar, bukankah tadi sebuah kesempatan untuk mengelak? Ah tidak, aku rasa akan membuatnya kesal jika aku melakukan hal itu.

Ruangan dingin ini tiba-tiba membuat ku gugup saat Jungkook kembali mendekatiku dan menciumku dengan tempo yang teratur serta penuh gairah. Aku hanya diam dan menikmati sentuhannya yang begitu memabukkan. Iris kami saling bertemu dan mengatakan sesuatu yang jelas aku pahami dari tatapannya. Perlahan tapi pasti, aku mulai paham dengan perasaanku sendiri ketika Jungkook mulai membuka bajuku yang hanya menyisakan bra hitam yang aku gunakan dan membuang pakaian itu secara asal.

Perasaan yang sulit aku bedakan antara suka dan juga iba. Aku sudah menemukan jawabannya.

Tepat kembali di detik itu secara sadar saat dia mencium ku dengan tempo teratur, tanganku perlahan mengalungkannya di leher laki-laki itu, mataku yang terpejam menikmati sentuhannya hanya bisa diam tak membalas ketika dia benar-benar berada di puncak gairahnya. Tubuhku yang hanya menyisakan bra dan juga celana selutut beserta isinya, kini hanya menyisakan celana bersama dengan celana dalam yang aku kenakan. Pengait bra yang ia buka saat kami berciuman dan langsung ia buang secara gamblang, menyisakan degup jantungku yang secara abnormal saat laki-laki itu menghentikan aktivitasnya.

Ia menatapku sangat dekat, menundukkan kepalanya menatap payudaraku di sana. Irisku mengerjap beberapa detik dan menelan salivaku gugup dengan membuang atensi sembarang. Pikiranku sejenak perlahan timbul, aku paham kenapa aku mulai terbiasa dengan situasi yang tak biasa hingga membuatku senyaman ini dengannya. Lantas kembali menatap laki-laki yang tengah menaik-turunkan adam apel miliknya, iris kami yang bertemu entah mengapa membuat laki-laki itu mengukir senyum dan justru malah mengecup bibirku. Pun kembali menatap, hingga disaat detik itu juga ia mulai mencium tengkukku dengan sangat lembut, sesekali dengan gerakan tangannya meremas payudaraku dengan lembut.

Just Little BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang