Ch. 37 - Hukuman 📌

333 29 8
                                    

📌 NC 🔞 📌
⚠️ WARN! NC is Not Children ⚠️
[ Yang merasa bocil dan belum umur diatas delapan belas tahun tapi mau melanggar, dosanya ditanggung sendiri ( '◡‿ゝ◡') ]

°°°

Grand Hyatt
Pulau Jeju
(15.50)
Pov

LUMATAN bibirku yang secar sepihak setelah menarik kerah kemeja putih yang ia kenakan, membuatnya hanya terdiam tanpa membalas sentuhanku sama sekali. Entahlah, cemburuku lebih mendominasi dibandingkan akal ku saat ini, hingga berpikir untuk menjadi yang terbaik dalam urusan apapun di hadapannya, bahkan dalam hal ranjang sekalipun. Apakah ini namanya kesungguhan cinta, hingga tidak bisa membiarkan orang lain untuk menyentuh milikmu?

Mendominasi membalas ciumanku dengan sangat lembut, ia membenturkan punggung ku hingga menabrak dinding di dekat meja tempat tidur yang ada tissue serta beberapa barang kami dan juga lampu tidur diatasnya. Menghentikan secara sepihak, benang saliva kami langsung di putus dengan ibu jarinya mengusap bibirku dengan lembut. Beralih dan mengambil tissue beberapa helai kemudian, mengusap bibirnya dengan lembut dan menatapnya dengan tegas.

"Jujur, aku tidak suka kau melakukan hal itu meski hanya lima belas menit. Aku tau kau merasa bersalah, tapi bekas sentuhan gadis jalang itu masih ada tubuhmu. Kau menyukainya kan?" Kata ku mengungkapkan isi hatiku dengan berani.

Lantas senyumnya terukir, dan keningnya menyatu kemudian. "Apa kau cemburu saat ini?"

"Menurut mu?"

Mencium bibir tipis itu kembali dan mendominasi dengan sangat bergairah seakan melimpahkan rasa kesal melalui ciuman yang aku berikan itu, pun Jungkook langsung memegang tengkukku guna memperdalam ciuman yang begitu mengundang libido kami berdua. Suraiku yang bahkan tercepol asal itu berhasil dibuka dengan satu kali gerakan cepat membuka cepolan itu; menyisakan suraiku yang terurai akibatnya.

Terjeda melepaskan lumatan begitu menggairahkan secara sepihak yang faktanya Jungkook masih ingin melanjutkan ciuman menggairahkan itu, pun jemariku tanpa sungkan membuka kancing kemeja sang suami satu persatu. Tatapanku sekilas tertuju oleh bibir Jungkook yang nampak menggigit bibir bagian bawahnya dengan mata terpejam nampak menikmati sentuhanku yang kurasa berhasil membuat libidonya hampir memuncak. Menghentikan aktivitas ku sejenak dengan sengaja saat ingin membuka kemeja laki-laki bermarga Jeon itu. Tatapannya langsung menatapku seakan kecewa akan aktivitas yang aku hentikan itu, tatapannya sengaja aku kunci dengan tatapan penuh maksud.

"Entah mengapa, aku mengerti arti sentuhanmu ini. Seharusnya bukankah aku mengerti bahwa aku sudah milikmu seutuhnya? Kau cemburu bukan?"

Enggan membalas lantaran hal itu terlalu malu aku ungkapkan, takut di anggap berlebihan oleh sang suami yang faktanya ia benar-benar paham dengan kondisiku yang sangat kesal saat ini. Memegang belakang kepalanya dengan lembut, mendorongnya dengan sengaja hingga membuat deru nafas kami terdengar satu sama lain; mataku terpejam beberapa saat berpikir akan tindakanku selanjutnya.

Hingga opsi terbaik yang aku ambil saat ini adalah melanjutkan aktivitas ini hingga tuntas. Sungguh, pikiran ku masih khawatir akan Jungkook yang berpaling meskipun aku tau itu mustahil, tapi bisa saja kan hal yang aku anggap remeh nanti karena percaya diri Jungkook tidak berpaling karena mencintaiku, bisa saja dia berpaling karena sikap ku yang sangat gengsi mengungkapkan perasaanku yang sangat mencintainya.

Just Little BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang