The Langham Hotel
New York, Amerika Serikat
(13.57)NAFAS berat terhembus dan menatap dengan tegas, tatapan tak biasa dari iris bulat yang pertama kali Jieun lihat membuat tubuh gadis itu sedikit menjaga jarak lantaran wajah laki-laki berahang tegas itu mendekat secara perlahan. Jemari kekar Jungkook perlahan mengelus paha Jieun di balik celana pendek jeans dengan lembut; menimbulkan perasaan was-was Jieun saat tiba-tiba wajah tegas yang ia tetap itu berubah menjadi senyuman smirk penuh maksud hingga menimbulkan pikiran ambigu Jieun secara spontan.
"Hei, y-ya, kau mau apa hm?" Tanya Jieun agak gugup.
Terkekeh dan mendekat ke arah leher sang gadis yang masih mengenakan hoodie, menghirup aroma parfum khas milik gadis itu dan menciumnya dengan lembut. Pun lengan reflek Jieun mendorong tubuh laki-laki itu agar menjauh darinya.
"Aku belum siap, aku tidak mau kita berhubungan tanpa ada rasa cinta satu sama lain.." ucap Jieun spontan dengan nada panik.
Menggaruk ujung hidungnya dengan penuh damage sambil (masih) mengukir smirk pada wajah imutnya. Jungkook kembali mendekat dan kini dengan keadaan lengannya yang kuat seolah ia tidak akan menjauh dengan mudah bahkan saat spontan gadis itu mendorongnya. "Harus siap dong sayang, cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Aku yakin setelah kita memiliki anak kita kau akan mencintaiku.." ucapnya penuh percaya diri.
.
New York, Amerika Serikat
(14.00)
~ Disuatu gedung yang megah ~Menatap dengan takjub diiringi oleh timpalan penjelasan dari Jake yang begitu rinci, dibalik kacamata kotak yang dikenakan oleh Chae Ji dengan ukiran senyum langsung bertatapan dengan Jake melayangkan pertanyaan, pun laki-laki itu menjawabnya lagi dengan antusias.
Berbeda dengan kedua laki-laki yang saling merangkul pundak satu sama lain, saling bertatapan dan langsung mendorong tubuh secara bersamaan; seakan sadar oleh rangkulan spontan yang takut menimbulkan salah paham yang berbahaya. Kembali melangkah dengan Jay yang menaruh tangannya disaku celana, suaranya berbisik bersua memberitahukan Chenle akan situasinya saat ini yang begitu membosankan.
"Lihatlah kedua orang yang hidupnya sangat membosankan, aku tidak heran jika Jungkook hyung membenci ibunya sangat teramat.."
Mengangguk setuju dengan posisi tubuh yang sama dengan Jay, Chenle langsung membalas dengan suara datar tetapi dengan nada berbisik. "Benar, aku harap Jake hyung tidak seperti bibi Shin.."
Diam selama beberapa menit memandang pemandangan membosankan di hadapannya, Chenle yang tiba-tiba berpikir untuk mengecek ponselnya langsung merogoh kantongnya dengan agak tergesa. Lekas menoleh dengan spontan sadar agar gerakan Chenle yang tergesa, Jay langsung memandang ponsel Chenle secara bersamaan dengan sang pemiliknya.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Entahlah hyung, aku merasa akan terjadi sesuatu yang menarik.." balas Chenle melihat layar ponselnya serta membuka aplikasi CCTV yang sudah Jay dan Jake pasang.
Dengan ibu cari menekan tombol segitiga di samping kanan; mencari keberadaan kedua makhluk yang tak kunjung Chenle Jumpai.
"Berapa banyak hyung pasang CCTV di apartemen milik Jungkook hyung? Padahal kan apartemen Jungkook hyung tidak begitu besarkan?" Keluh Chenle kepada Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Little Bite
Fanfiction(JLB) | Update Setiap Sabtu✓ Iris ku menyatu secara bersamaan ketika laki-laki sombong dengan paras (diakui) tampan menyodorkan black cardnya padaku. "Hayu nikah, aku bosan jomblo. Lagi pula adik nuna asik banget loch. Demi payudara datar nuna, aku...