Perumahan Gangnam
Seoul, Korea Selatan
Dua hari kemudian
(00.00)KEEMPAT makhluk berdiri dengan wajah berpikir keras disebuah ruangan gelap yang hanya memiliki satu lilin yang dikelilingi empat makhluk itu, dan aku adalah salah satunya.
Zong Chenle, Sim Jake, dan Park Jay adalah makhluk lainnya yang menemaniku dalam ruangan ini, bak sebuah pemujaan sekte yang akan menyembah karena hanya diam dan menutup mata kami secara serentak, pun aku menatap dengan decakan frustasi yang membuat Jay, Jake dan Chenle langsung menatapku.
"Ini sudah dua hari, suasana rumah benar-benar tentram. Aku yakin Jungkook hyung memiliki rencana.." kata Chenle mendahului.
"Hm, aku setuju. Banyak teka teki di otakku dengan beragam pertanyaan yang kemudian aku rangkum menjadi satu..." Jeda Jake sengaja menghela frustrasi. "Jungkook hyung benar-benar membulatkan tekadnya untuk mencapai tujuan dengan membuat suasana rumah menjadi sangat tentram, dan aku yakin tujuan itu tertuju untuk satu orang.." imbuh Jake menatap Jay.
"Benar! Yang bisa menjawab rasa penasaran kita adalah..." Balas Jay menatap Jake yang kemudian menatapku secara serempak bersamaan dengan Chenle. "Kau, Jeon Jieun nuna.." katanya lagi menunjuk dengan jari menunjuk kearah ku dengan tatapan tegas.
Nafasku terhela berat kentara, pikiran ku benar-benar bergelut untuk mengatakan hal yang sebenarnya mengenai persyaratan ku dengan Jungkook. Tapi aku ragu, karena reaksi mereka akan berlawanan terbalik dengan apa yang aku inginkan. Kalian pahamkan?
Opsi terbaik saat ini, mengatakan sebenarnya tapi hanya sebagian. "Eoh, aku tau apa tujuannya.."
"Katakan pada kami, siapa tau kami bisa bantu.." balas Chenle tegas yang memang aku ragukan balasannya.
Berdeheman sejenak, pikiranku mulai berpikir keras. "Di-dia akan menambah tato dan aku tidak ijinkan. Jadi aku memberikan syarat jika mau aku ijinkan.." kataku berbohong.
"Syarat apa?" Tanya Jay menatap penasaran.
Mengulas senyum sedikit memaksa, wajah bodohku ku tunjukkan tanpa sungkan. "Sayangnya, hal itulah yang aku lupa. Aku lupa mengajukan syarat apa kepadanya.." kataku yang langsung disahuti helaan nafas kecewa oleh ketiga saudara itu secara serentak.
Menggebrak meja dengan pukulan frustasi, Chenle nampak menghela nafasnya bersamaan dengan kami yang ditatap bergantian yang masih bingung terkejut oleh gebrak meja yang ia lakukan. Tatapannya tegas menatap secara bergantian dan bersua meyakinkan kemudian, "kita tidak ada pilihan. Selain menyelidikinya atau bertanya kepada Jungkook hyung.."
Pun langsung di angguki serentak oleh Jay dan Jake setuju.
Lantas aku yang hanya terdiam tanpa memperhatikan lekas menatap dengan perasaan was-was sekaligus tak enak secara bersamaan.
.
Pov Off
.
(06.15)
Menyilangkan kaki sambil membaca sebuah buku berwarna putih dengan karikatur laki-laki dan perempuan sebagai sampul, pandangannya teralih menatap seorang gadis yang tengah menggunakan hairdryer pada rambutnya, menghirup aroma khas milik Jieun yang membuatnya benar-benar candu hingga menutup buku putih yang ia pegang. Matanya terpejam dengan wajah tertopang di kepalan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Little Bite
Fanfiction(JLB) | Update Setiap Sabtu✓ Iris ku menyatu secara bersamaan ketika laki-laki sombong dengan paras (diakui) tampan menyodorkan black cardnya padaku. "Hayu nikah, aku bosan jomblo. Lagi pula adik nuna asik banget loch. Demi payudara datar nuna, aku...