Ch. 28 - Janggal

158 40 3
                                    

Jeon Rec. Company Co.
Seoul, Korea Selatan
(08.45)

TEPAT di hadapanku ia berdiri dengan lagak sombongnya menaikan alis ditimpali wajahnya yang menyebalkan menyombongkan diri, Jeon Jungkook. Direktur sekaligus CEO perusahaan cabang kedua keluarga Jeon, Jeon Rec. Company Co. Kini ia tengah berdiri dengan lengan yang sudah berpindah tangan disaku celananya.

"Nona Lee Jieun? Divisi keuangan perusahaan akan dipantau langsung oleh Tuan Jeon sendiri, jadi kau akan berada di ruangan khusus ini dengan pengawasan Jeon Jungkook sendiri..." Kata Jimin menyeletuk.

Menahan emosi dengan menghembuskan nafas, aku berpaling dan menatap Jimin dengan wajah yang kurasa kentara sebal. "Karyawan lain? Apa hanya aku yang ada di ruangan khusus ini?" Tanyaku yang malah membuatnya terkekeh tanpa alasan.

"Nona Jieun, maaf sebelumnya aku lupa mengatakan bahwa kau adalah kepala keuangan perusahaan kami yang baru sekarang. Jadi hanya ketua divisi utama keuangan saja yang berada di ruangan khusus dan mendapatkan pengawasan khusus.."

Mengerjapkan iris mencerna situasi, nafasku semakin kesal saat sudah mencerna dan memahami situasi dengan baik. "Apa bagian yang kosong dalam keuangan itu adalah posisi sebagai ketua tua Jimin-ssi?" Tanyaku agak menekan pada kata terakhir.

Jimin mengangguk mantap. "Eoh benar. Aku akan menambahkan jika kau penasaran. Hanya divisi keuangan saja yang berada di bawah pengawasan Jeon Jungkook langsung, divisi lain tidak karena yang mengawasinya langsung adalah aku sebagai wakil direktur sekaligus wakil CEO. Jadi hanya kau sebagai ketua utama sekaligus perwakilan yang berada di ruangan khusus ini.." jelas Jimin semakin membuatku kesal. "Ah aku lupa, bukan divisi keuangan saja. Tapi ada satu divisi, yaitu divisi pemasaran dan pengelolaan produk yang ada dibawah pengawasan Jeon Jungkook, jadi hanya ada kau dan dia di ruangan ini bersama Jungkook.." imbuh Jimin menjelaskan sambil menunjuk kearah meja kosong di dekat pintu masuk.

Melangkah meninggalkan setelah menjelaskan setelah membungkuk setengah badan, laki-laki berjas hitam bermata tipis itu berlalu. Dan kini meninggalkan aku dan Jungkook yang berada di ruangan utama sang direktur sekaligus CEO. Pun aku membungkuk hormat dan berlalu berjalan ke arah mejaku yang berada di tak jauh dari meja sang direktur sekaligus CEO itu.  

.

(09.10)

Mengetik dan membawa satu persatu laporan dengan teliti, menatap sekilas beberapa kali berharap meja yang berada di samping ku datang pemiliknya lantaran hawa canggung tak menyenangkan sekaligus was-was takut laki-laki bermarga Jeon itu memanfaatkan situasi saat kami berada berdua saja di ruangan yang sama.

"Percuma kau berharap meja di sampingmu akan datang. Hari ini dia cuti..." Katanya dengan nada tegas tak seperti biasanya dengan aktivisnya tengah membaca berkas sembari beberapa kali membolak-balikkan halaman kertas.

Aku diam tak bergeming, melanjutkan aktivitas ku kembali sebagai opsi pilihan terbaikku saat ini.

Lantas beberapa jam berlalu hingga jam istirahat tiba, perasaan aneh tiba-tiba datang tanpa alasan. Pun aku terkejut oleh seseorang yang datang dan membawakan sebuah tas berukuran sedang yang ia taruh di atas meja.

"Ini pesanan anda tuan.." katanya dan kemudian pamit dengan sopan.

Aku terdiam tak beranjak dari tempat dudukku, memegang dadaku lantaran ada sesuatu yang mengganjal di dalam sana. Ini aneh, perasaan tak biasa yang datang secara tiba-tiba dan sulit untuk aku pahami. Tapi perasaan apa itu?

Just Little BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang