Ch. 12 - Ramalan & Rencana

168 51 2
                                    

Rumah Panggung Lee
Seoul, Korea Selatan
(20.00)

MENEPUK pundak Ji Han yang tertidur pulas setelah bermain dengan Jungkook dan Jay di taman bermain seusai pulang sekolah, Jungkook terkejut oleh sebuah mobil mewah yang ia ketahui jelas bahwa itu adalah mobil sang papa yang terparkir di depan rumah panggung Jieun. Menghentikan langkah secara bersamaan, Jay langsung menatap panik Jungkook dengan tatapan serius bertanya.

"Apa rencana mu melibatkan orang tua hyung?"

Jungkook menggeleng pelan dengan wajah tertegun. "Tidak, aku sama sekali tidak berniat untuk melibatkan papa atau mama dalam masalah pernikahan ku besok. Kecuali untuk restu untuk pernikahan ku, itupun belum aku bicarakan kepada mereka.." kata memandang lurus ke arah mobil mewah berwarna hitam itu dengan wajah cemas.

Membulat iris; seolah mengetahui apa yang terjadi di dalam sana Jay langsung memekik yang berhasil membuat keduanya panik hingga berlari ke dalam rumah panggung Lee setelahnya. "Sial, jika bukan itu. Apa paman akan melakukan hal sama seperti dulu saat perjodohan hyung dengan Minji?!"

"Sial!!"

Hentakan kaki dengan membopong Ji Han yang tertidur sangat pulas, Jungkook dan Jay yang berlari ke dalam rumah langsung memalingkan wajah mereka malu; saat mengetahui tingkah Jeon Jung Hyun yang benar adanya seperti tahun lalu.

Sambil menatap dan menepuk pundak Jungkook, Jay berdecak dan menggeleng dengan penuh malu. "Bersabarlah hyung, jika pernikahanmu yang ini gagal. Perlu kau ketahui, aku malu mengakui papa mu sebagai paman. Gayanya sungguh kuno.."

Wajah malu sekaligus penuh kecewa dan tarikan nafas, Jungkook lekas berjalan ke arah rumah panggung Lee guna menidurkan Ji Han dikamarnya. Pun, kembali ke arah teras dengan menunduk dan menatap secara sekilas laki-laki paruh baya yang menggunakan hanbok dengan Heuklip di kepalanya, duduk layaknya seorang bangsawan yang menyambut tamu dengan sangat elegan di rumah tamunya sendirinya.

"Heol, anak tampanku Jeon Jungkook sudah datang. Kemari, duduk di dekat papa.." katanya dengan nada berwibawa.

Mengitari tempat yang tengah di duduki oleh tiga makhluk; Jungkook langsung membungkuk malu dan menatap Jieun dan Ji Hyuk yang menatapnya dan sang papa dengan ekspresi datar, serius, serta penuh ambigu dari ekspresi wajah yang sulit di jelaskan.

"Kau, kemarilah juga Jongseong Park yang sangat tampan nan playboy, duduk di dekat paman.." kata Jung Hyuk menegur Jay yang sedang menutup wajahnya dengan tangan kanannya menahan malu. Pun langsung menurut dan duduk membelakangi Jieun dan Ji Hyuk dengan wajah polos tanpa bersalah.

"Kau kebalik Jay duduknya..." Tegur Jungkook berbisik.

Memejamkan mata menahan malu, Jay membalas dengan kedua tangan yang ia taruh di ujung lututnya. "Diamlah hyung, aku malu saat ini. Aku menyesal bolos sekolah sekarang..."

Membuka kipas putih dengan hangul yang memiliki arti, 'Kebajikan' [] membuat Ji Hyuk dan Jieun menoleh secara bersamaan kebingungan. "Baiklah, jika pasangan yang bersangkutan sudah hadir, mari kita mulai ritual tradisi keluarga Jeon sebelum besok pernikahan.."

Memiringkan kepalanya dengan kebingungan, Jieun langsung mengulang perkataan Jung Hyuk dengan penuh penekanan dan iris tajam memicing menatap ke arah Jungkook. "Pernikahan? Besok?"

Mengerjabkan irisnya secara berulang, Jungkook memalingkan wajahnya panik dengan deheman kaku dan terbatuk seolah tersedak sesuatu.

Just Little BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang