Ch. 15 - Malam Pertama

286 50 1
                                    

The Langham Hotel
New York, Amerika Serikat
(20.15)

MEMICINGKAN iris dengan sekali tolehan, Jieun langsung memukul lengan kekar Jungkook yang memeluknya dari belakang; yang rupanya tak membuat lengan kekar bertato itu melepaskan atau berpindah sedikitpun dari pinggang ramping milik Jieun, ditambah lagi dengan wajah Jungkook yang memangku di pundak Jieun dengan senyuman manisnya terukir bersamaan dengan irisnya yang terpejam.

"Lepaskan tanganmu sekarang atau kau ingin aku pukul di perut kotak-kotak mu itu...." Ancam Jieun dengan nada kesal.

"Kau bisa pukul sekarang sepuasnya, aku akan tetap memelukmu..." Jawab Jungkook dengan nada menggemaskan.

"Aku ingin mandi.."

"Aku ikut..."

Menghela nafas berat dengan wajah yang sangat kesal, Jieun langsung mengukir senyum penuh arti dan menyentuh lembut pipi laki-laki itu dengan lembut pun menginterupsi kemudian, "kau lepaskan ya? Atau kau ingin mati JEON JUNGKOOK?"

"Yang imut dong sayang, kata-kata yang lembut dengan wajah manis. Seperti; Aku mau mandi ya sayang, sebentar lagi aja ya manjanya. Seperti itu ya~ lalu, pegang pipiku dengan lembut.." jeda Jungkook memegang jemari Jieun dan mengarahkan kembali dengan lembut jemari lentik sekaligus mungil itu ke arah pipinya. "Lalu setelah selesai berucap tepuk pelan ujung kepalaku dan aku akan melepaskan pelukanku.." imbuh Jungkook kembali mengarahkan jemari Jieun ke puncak kepala dan menggerakkannya dengan perlahan.

Menghembuskan nafas pelan, Jieun mengukir senyumnya terpaksa. "Aku ingin mandi ya, bisa tolong dilepaskan?" Kata Jieun menatap Jungkook di pundaknya.

"Sayang?"

"Iya, sayang..." Kata Jieun dengan nada sedikit penekanan.

Memanyunkan bibirnya dengan imut, sialnya pelukan Jungkook kepada Jieun semakin erat dengan tangan lainnya memegang pergelangan tangannya seakan mengunci. "Ulangi lagi, kurang lengkap..."

Menghela nafas berat kentara, Jungkook terkekeh oleh hembusan berat sang istri. "AKU INGIN MANDI YA, JADI BISA TOLONG LEPASKAN SEBELUM AKU SEMAKIN KESAL SAYANGKU JEON JUNGKOOK?" Ucap Jieun mengulang dengan penuh penekanan. Pun membuat Jungkook melepaskan pelukannya dan berdiri menghalangi Jieun menuju kamar mandi. Membungkuk dengan wajah tersenyum senang, Jungkook menatap Jieun yang lebih pendek darinya yang tengah menatap tegas bercampur kesal.

"Tepuk kepalaku dengan lembut dong sayang..." Kata Jungkook dengan nada manis sembari memejamkan matanya dengan ukiran senyum diwajahnya.

Masih menatap dengan wajah kesal, jemari Jieun mengarah ke arah kepala laki-laki yang telah menyamakan tingginya itu dengan tingginya, nafas terhembus perlahan seolah menahan amarah; jemari Jieun memutuskan menepuk pelan ujung kepala Jungkook dengan pelan selama beberapa saat. Lekas setelah melakukannya, jemari kekar Jungkook langsung memegang lengan Jieun dengan lembut, mengambil tangan Jieun yang berada di kepalanya dan mengambil tangan kiri Jieun yang berada di diam dibawah pinggul itu. Menggenggamnya dengan lembut dan mengarahkannya untuk mengelus pipinya dengan kedua jemari lembut milik sang istri.

Menatap dengan wajah datar yang sedari tadi diam melihat tingkah laki-laki di hadapannya, tak kentara namun cukup membuat Jieun terkejut dengan irisnya yang sedikit membulat; dengan lembut laki-laki bermarga Jeon itu mencium kedua punggung jemari Jieun dan melempar senyum kemudian, menaruh telapak tangan sang istri dengan lembut di wajahnya dengan ukiran senyum mematri ditimpali tatapan hangat yang membuat Jieun berhasil menatapnya dengan penuh arti.

"Aku merasa sangat nyaman dengan sentuhan mu sayang...." Ucapnya dan menghela nafasnya kemudian.

Menarik kedua tangan yang ada di genggaman sang suami, Jieun berlalu ke arah kamar mandi dengan wajah datar, sementara laki-laki yang menghalangi jalannya itu hanya terkekeh sembari tersenyum simpul penuh arti.

.

(21.00)

Cukup lama berada ditempat lembab guna berendam di dalam bathtub, iris Jieun menampaki Jungkook yang telah tertidur pulas di atas ranjang dengan kemeja hitam yang masih ia kenakan, melangkah ke arah meja rias guna mengeringkan rambut basah miliknya. Menghidupkan benda hitam cukup besar itu dan kemudian biarkan hawa cukup panas mengeringkan rambutnya; sembari memandang cukup lama diri di hadapan cermin, Jieun langsung menoleh kearah Jungkook lantaran suara geraman lembut dengan iris masih mengatub tertidur pulas itu langsung membuka kemeja hitamnya tanpa basa-basi. Membiarkan dadanya telanjang dengan perut kotak diatasnya dan celana boxser yang terlihat jelas mereknya 'Calvin Kalvin'.

Damn!

Langsung menutup mata dan menepuk pipinya kemudian, menghembuskan nafasnya perlahan menatap pantulan di dalam cermin meja rias yang berhadapan dengan ranjang itu; menampilkan Jungkook yang kembali terlelap dengan kemeja yang ia buang secara asal di lantai dekat ranjang. Tubuh kekar nya yang hanya menutupi hingga dada dengan posisi tidur menghadap berlawanan dengan cermin; memantulkan punggung kekar Jungkook tanpa helaian kain yang berhasil membuat Jieun bergumam pelan karenanya.

"Aku lupa kebiasaannya yang suka melepas baju ketika tidur dan tidur dengan telanjang dada. Perasaanku tidak enak entah mengapa..."

.

(05.15)

"Yaaa!!! Ayo kau mengaku, kau ingin bersentuhan denganku kan sehingga kau melepas kemeja hitamku.."

Menutup wajah dengan tangan mungil miliknya, kesadaran yang masih belum terkumpul itu membuatnya kesal sekaligus berdecak dengan amarah yang membangunkannya pagi-pagi buta.

"Kalau sayangku ingin melakukannya kau kan bisa bangunkan aku dengan baik-baik. Tidak dengan memperkosaku seperti ini sayang..." Imbuh Jungkook dengan asal.

Menguap sambil memalingkan wajahnya, Jieun dengan matanya yang masih mengatub setengah sadar langsung menepuk guling yang ada diantara mereka sebagai pembatasnya. "Kau tidak lihat aku menaruh guling disini? Bukankah ini sudah cukup menjelaskan?"

Menatap Jieun dengan wajah yang sulit dijelaskan, Jungkook lekas mengukir senyum dan menaikan alisnya penuh arti. "Benarkah? Kau bohong ya sayang? Bukankah akan lebih baik berkata jujur, aku tau sayangku ini malu, tapi setidaknya jangan membuat alasan ketika aku mengetahui rencana mu sesungguhnya.."

"Hm?" Dehem Jieun kebingungan.

"Kau pasti setelah memperkosaku kau langsung mengambil gulingkan, untuk menutupi rencanamu?"

Jieun menghembuskan nafasnya panjang. "Dengar ya, aku sama sekali tidak berminat melakukan hal kotor itu dengan laki-laki aneh sepertimu, lagi pula apa kau ada bukti bahwa aku melakukan hal kotor itu denganmu?"

Berdehem sebagai balasan sebagai pertanyaan sang istri, membuat Jieun langsung menautkan dahinya kebingungan dengan tatapan penuh tanya menatap laki-laki menatap ke arah lain yang tertuju padanya.

"Apa?" Tanya Jieun dengan kesadaran yang hampir pulih sepenuhnya.

"I-itu, kau tidak lihat baju tidur lilac yang kau pakai menampilkan-"

Menatap langsung ke arah pakaian licin dengan warna lilac kesukaannya, Jieun langsung menutup kancing baju yang rupanya sudah memperlihatkan bra hitam miliknya dengan kancing terbuka sampai bagian dadanya. Buru-buru berpaling dan bangkit dari ranjang, mengitari ranjang yang ternyata gerak geriknya dilihat oleh Jungkook yang kentara mengukir senyum penuh arti di wajahnya.

Memungut kemeja hitam yang berada di dekat ranjangnya, Jieun menatap dengan kesal sembari memegang kemeja hitam Jungkook yang membuat sang pemilik menatapnya dengan wajah simpul penuh ambigu.
"Kau lihatkan? Kemeja hitam yang kau kenakan kemarin ini jatuh di dekat ranjang setelah kau membukanya sendiri tanpa sadar. Apakah aku perlu memasang CCTV agar pikiranmu itu bisa jernih lagi dan tidak salah paham denganku Jeon Jungkook-ssi?"

•••

Just Little BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang