Deadly Temptation pt 3

158 21 4
                                    

Ruang penyiaran [12.30]

Chenle saat ini sedang terduduk menatap kosong ke arah jendela. Memikirkan bagaimana nasibnya sekarang, karena dirinya telah digigit.

"Chenle, tenanglah. Kami tidak akan menyuruhmu keluar." Bomin datang meyakinkan Chenle.

"Benar, kau tenang saja." Tambah Jeno.

"Tapi aku mulai merasa aneh, uhuk..." Mulut Chenle mulai mengeluarkan darah secara perlahan.

"CHENLE!" Semua orang kaget karena tiba-tiba Chenle tak sadarkan diri.

Aisha kemudian mulai tersenyum lebar. Ia maju mendekati Chenle dan mulai memeriksa badannya.

"Hmm, kita sebaiknya membawanya masuk ke ruang rekaman. Dirinya mulai menunjukkan tanda tanda." Ucap Aisha.

"Baik kalau begitu aku akan membawanya masuk ke ruang rekaman." Jihoon mulai membopong Chenle masuk ke ruang rekaman.

Setelah masuk ke ruang rekaman, Jihoon segera keluar dan menutup pintunya.

"Sekarang apa?" Tanya Jeno.

"Sebaiknya kita menyuruh si pintar ini untuk memeriksa kembali keadaannya." Jawab Aisha sambil menunjuk Renjun.

"Kau gila huh? Dia sudah mati. Aku tidak mau memeriksa orang mati." Tolak Renjun.

"Jahat sekali kau Renjun, aku pikir kau orang yang baik. Tapi nyatanya kau bahkan lebih buruk daripada diriku." Aisha mulai mengompori Renjun.

"Kalau begitu, kau saja yang masuk dan memeriksanya." Tantang Renjun.

"Aku tidak sepintar dirimu, kalau aku masuk. Aku hanya akan mematung karena tidak tahu harus berbuat apa."

Renjun menelan ludahnya kasar, ia memikirkan resiko yang akan dia terima apabila berani menerima tantangan dari Aisha.

"Tenang saja Renjun, aku akan menemanimu." Tawar Nancy secara tiba-tiba.

"Benarkah?"

Nancy mengangguk "Ingat kata bu Jeongyeon. Kita harus memanusiakan manusia." Ujarnya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan melakukannya."

"Renjun apa kau yakin?" Bomin menanyakan kesungguhannya.

"Tidak apa-apa, Nancy bersamaku. Aku akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku."

Bomin akhirnya pasrah dengan ucapan Renjun dan hanya mengangguki ucapan temannya itu. Sementara saat ini, Aisha sedang tersenyum penuh kemenangan.

Setelah kejadian itu, Renjun dan Nancy akhirnya masuk ke ruang rekaman untuk memeriksa keadaan Chenle.

"Kita akan mulai darimana Renjun?" Tanya Nancy.

"Sebaiknya periksa detak jantung dan denyut nadinya dulu. Oh iya, kita juga harus memeriksa apakah dia masih bernafas."

"Ohh baiklah, aku akan membalikkan badannya kau periksa Chenle."

"Kenapa aku?"

"Karena kau laki laki, aku tidak berani melakukan itu." Ucap Nancy.

"Hmm baiklah."








"Apa mereka akan baik-baik saja?" Tanya Shuhua.

"Tenang saja shu, pintunya ruang rekaman tidak terkunci kok. Kalaupun Chenle berubah, kita bisa langsung mengurungnya dalam sana." Jawab Yiren.

Saat perhatian semua orang tertuju kepada Renjun, Aisha mengambil kesempatan untuk mengunci pintu ruang rekaman. Ia pertama tama melihat situasi agar tidak ada yang menyadari perbuatannya kemudian mulai mengunci pintu tersebut secara perlahan.









STUDENT ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang