Death is ahead pt 2

146 18 1
                                    

Ruang penyiaran [21.00]

Semua orang sedang tertidur terkecuali Bomin dan Shuhua. Mereka sedang duduk di pinggir jendela sambil menatap bulan yang bersinar terang malam ini.

"Hmm, kesalahan apa yang telah kita perbuat sehingga tuhan menghukum kita dengan musibah ini?" Tanya Shuhua pada dirinya sendiri.

Bomin menghela napas "Kurasa ini bukan hukuman."

Respon tersebut membuat Shuhua memiringkan kepalanya bingung "Kenapa kau berkata demikian?"

"Kalau ini memang hukuman, harusnya kita sudah mati saat ini. Tuhan sepertinya masih menyayangi kita, itu sebabnya dia masih membiarkan kita hidup." Jawab Bomin.

"Lantas kenapa Renjun dan yang lain bisa mati? Apakah tuhan tidak menyayangi mereka?"

Bomin tersenyum miris, berusaha untuk tidak menangis "Tuhan tidak menyayangi mereka.... Tapi ia mencintai mereka, itu sebabnya tuhan memanggil mereka terlebih dahulu."

Shuhua hanya bisa menundukkan kepalanya karena merasa tersentuh dengan jawaban Bomin.

"Kalau begitu, haruskah aku mati juga? Supaya tuhan bisa mencintaiku juga?" Tanya Shuhua sambil terkekeh.

Bomin menggeleng "Tidak, kau harus tetap hidup. Selagi kita masih bisa berusaha, kita harus tetap hidup." Jawabnya sambil menatap mata Shuhua.

Lagi-lagi jawaban Bomin berhasil membuat Shuhua tersipu, hingga ia membuang tatapannya ke arah lain.

Bomin haya bisa tersenyum melihat Shuhua yang tersipu karenanya. Ia sebenarnya menyukai Shuhua sejak awal masuk sekolah, namun perasaannya ia pendam karena mengetahui Shuhua telah mempunyai pacar.

"Oh iya, bagaimana keadaanmu dengan Jaemin? Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya Bomin.

Senyuman Shuhua mulai memudar saat mendengar pertanyaan itu. Wajahnya seketika nampak kesal dan geram.

"Kami sudah putus. Tolong jangan sebut namanya di hadapanku." Jawab Shuhua agak kesal.

"Kenapa bisa?" Tanya Bomin yang terkejut.

"Hummm, dia yang memutuskanku. Aku tidak tahu apa alasannya memutuskanku."

"Dia yang memutuskanmu? Artinya kau masih menyukainya?" Tanya Bomin walau hatinya kembali tersayat dengan pernyataan Shuhua.

"Tentu saja tidak. Aku tidak mungkin menyukai orang yang sudah melukaiku. Saat ini, dia hanyalah masa lalu dan aku tidak mau mengungkit masa lalu." Jawab Shuhua dengan spontan.

"Ohh begitu ya." Perasaan Bomin kembali lega mendengar penjelasan Shuhua.

Setelah itu, hanya keheningan yang tersisa. Namun beberapa menit setelahnya, Shuhua kembali bertanya.

"Apa kau mendengar suara pecahan kaca beberapa jam lalu?"

Bomin mengangguk "Aku juga mendengarnya. Sepertinya itu dari gedung A dan menurutku, mungkin itu karena seseorang menabrak kaca itu."

"Gedung A? Kata Soobin, Han ada disana. Aku harap dia baik-baik saja." ucap Shuhua panik.

"Tenang saja, aku yakin itu pasti zombie yang menabrak jendela. Mereka kan sangat bodoh." Bomin berusaha menghibur Shuhua.

"Hmm, semoga saja apa yang kau ucapkan itu benar."

______________________________________
Rooftop gedung C [21.10]

"Bu Irene, apakah polisi akan datang?" Tanya Haechan.

Irene hanya bisa membuang pandangannya ke arah lain karena tidak tahu bagaimana ia harus menjawab pertanyaan tersebut.

STUDENT ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang