4 - Medan dan Deva

566 28 0
                                    

Sementara di Medan Shera dan Deva sedang sibuk dengan pekerjaan mereka. Jam sudah menunjukan pukul satu siang.

"Sher... makan dulu yuk. Laper banget nih gue." Deva memegang perutnya yang sudah kerucukan dari tadi.

"Sebentar Dev, nanggung nih dikit lagi." Shera masih berkutat dengan laptopnya. Tak lama kemudia dia menggeser bangkunya dan merentangkan tangan.

"Phew... satu laporan selesai juga. Yuk makan" lanjutnya.

"Akhirnya, tapi kita mau makan apa nih?"

"Hmm... kayaknya mie ayam sebrang jalan enak juga tuh" seru Shera sambil melihat dari kaca jendela ke arah seberang.

"Yah masa udah telat makan gini makannya mie ayam doang"

"Ya sudah jadi mau makan apa?"

"Kita makan soto kesawan yuk. Penasaran pengen coba soto udangnya katanya terkenal enak"

"Soto udang? Seperti Laksa gitu? "

"Sudah...cobain dulu saja, laper banget nih gue." Deva menarik tangan Shera supaya segera beranjak dari kursinya.

Yang diajak juga tidak menolak. Dengan pasrah dia mengikuti kemauan Deva meskipun Shera masih bertanya-tanya dalam hati seperti apa bentuk soto Udang itu. Sampai di restoran Soto Kesawan mereka segera memesan soto Udang sesuai pilihan Deva.

"Soto Udangnya dua pakai nasi sama kalo saya es teh manis satu mba, lo mau pesen minum apa Sher?"

"Saya es jeruk satu mba"

Pelayan resto berlalu dan segera menyiapkan pesanan mereka. Suasana restoran tidak begitu ramai karena mereka datang sudah lewat dari jam makan siang.

"Sher, pulang kerja kita ke Merdeka Walk yuk."

"Tempat apa tuh?"

"Tempat wisata ada kulinernya juga katanya lumayan viral belakangan ini"

"Deva..Deva... makan siang belum berlalu udah ngomongin makan malam saja. Kerjaan belum selesai nih."

"Kerja keluar kota harus sambil menikmati suasana Sher. Masa sudah sampai sini kita nongkrong di kantor saja. Tapi gimana Sher ajakan gua, lo mau kan?"

"Buka sampai malam memangnya?"

"Iya.... memang disana jam buka 24 jam. Gimana? Ya masa pulang kantor langsung balik ke hotel. Berasa sama kayak di Jakarta aja"

"Iya Deva iya, nanti kita kesana ya. Jangan manyun gitu dong." Shera tertawa sambil menepuk-nepuk pipi Deva yang manyun. Deva pun langsung tersenyum kembali.

Malamnya mereka pergi ke Merdeka Walk. Suasana di Merdeka Walk hampir mirip dengan suasana food street pada kebanyakan mall di Jakarta. Namun disini tidak terlalu ramai mungkin karena mereka pergi saat hari biasa. Setelah jalan berkeliling melihat-lihat pemandangan mereka akhirnya duduk di depan salah satu kedai yang menjual sate taichan.

"Jauh-jauh ke Medan unjung-ujungnya makan sate Taichan juga Dev."

"Hahaha, sorry Sher abis kita sudah muter-muter yang keliatannya menarik ini doang"

"Phew... enggak masalah sih yang penting makan. Laper juga gue"

"Tumben laper, biasanya gila kerja. Enggak bagus tau Sher kerja melulu enggak inget makan"

"Gue tetep inget makan kok Dev, cuma kerja kalo lagi nanggung gimana gitu rasanya"

"Lagian elo kenapa sih workaholic banget? Hidup tuh harus balance ada saat kerja ada saat santai"

"Masa sih? Enggak ah gue merasa biasa saja. Gue tuh terbiasa enggak nunda-nunda kerjaan Dev. Makanya sebisa mungkin gue selesaikan di hari yang sama"

Tak lama pesanan sate Taichan datang. Tanpa menunda-nunda Deva segera melahap sate Taichan karena perutnya yang sudah keroncongan sejak tadi.

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang