16 - Unpredictable Weekend

244 16 0
                                    

Sabtu siang Shera memasak tumis kangkung dan ayam goreng lengkuas kesukaannya. Baru saja dia selesai makan dan mencuci piring pintu kost-nya diketuk seseorang.

"Hai Sher, harum masakan kamu habis masak?" sapa Ravel yang sudah berdiri didepan pintu sambil menenteng sebuah kantong kertas.

"Sudah pulang?" Shera pura-pura bertanya padahal dia ingat kalau Ravel sudah pulang dari semalam.

"Semalam sampai Jakarta tadinya mau langsung kesini tapi takut ganggu kamu jadi baru sekarang kesini. Ini buat kamu dipakai ya semoga suka." Ravel menyerahkan kantong kertas ditangannya.

"Apa ini? Pakai bawain oleh-oleh segala. Saya malah enggak bawain apa-apa buat kamu dari Surabaya."

"Hmm kamu habis masak apa sih? Wanginya enak nih masih ada sisanya enggak? Jadi lapar." Ravel menghampiri meja makan mencari sumber wangi masakan.

"Tadi masak tumis kangkung sama ayam goreng. Kamu belum makan ?" Shera menaruh kantong kertas dari Ravel di atas meja depan televisi.

"Mau dong kayaknya enak nih baunya saja sudah sedap."

"Tapi ayamnya belum di goreng lagian kamu kesini enggak bilang-bilang. Sebentar saya gorengin lagi. Kamu mau minum apa?"

"Air putih saja." Ravel menunggu di meja makan. "Kan ceritanya mau surprise masa bilang-bilang." lanjutnya lagi.

"Ini minum dulu, saya gorengin ayamnya sebentar." Shera menaruh segelas air putih dingin dihadapan Ravel.

"Thank you. Kamu kalau libur suka masak sendiri?"

"Ya kalau lagi niatnya datang suka iseng masak sendiri. Semalam memang sampai Jakarta jam berapa?"

"Em... jam sepuluh malam mendaratnya tapi baru sampai apartemen jam dua belas."

"Kalau jam segitu kamu kesini bisa diusir satpam kost-an."

"Hahaha... ini juga belum sempat tidur dari semalam. Jetlag biasa jadi harus nyesuaikan lagi sama kondisi disini."

"Belum tidur dari semalam ? "

"Iya, berangkat saja disana masih subuh terus perjalanan di pesawat tujuh belas jam sepanjang di pesawat kebanyakan tidur masa sampai di Jakarta disuruh tidur lagi."

"Enggak ngantuk sekarang?"

"Enggak, paling besok seharian baru bisa tidur lusa juga sudah normal lagi."

"Ini ayamnya sudah matang hati-hati masih panas saya ambil nasinya dulu."

"Thanks ya, hmm masakan kamu enak. Ternyata bisa masak juga." Ravel mencicipi ayam goreng buatan Shera.

"Jadi maksudnya kamu pikir saya enggak bisa masak?" sambil menaruh piring berisi nasi kehadapan Ravel.

"Enggak ada tampang sih. Hahahaha... becanda, jangan marah nanti saya enggak dimasakin lagi."

"Enak saja biar begini saya juga bisa masak."

"Kemarin kamu bistrip ke Surabaya ada masalah apa disana?" Ravel melanjutkan makannya.

"Em... ini kalau saya cerita termasuk membocorkan data perusahaan apa enggak nih?"

"Hahaha... ya enggaklah nanti juga issuenya juga sampai ke saya."

"Dianggap mendahului informasi dong. Enggah mau ah nanti saya bisa kena SP sama pak Frans."

"Ya sudah nanti saya tunggu info dari pak Frans saja. Berarti sekarang kalau ngobrol sama kamu enggak boleh bahas kerjaan ya?" goda Ravel.

"Iya, bahaya. Kamu kesini saja sudah bahaya mau ditambah ngomongin masalah kantor duh jangan deh."

"Hahaha... lebay."

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang